Faktor-faktor Fundamental Perusahaan Analisis Pengaruh Faktor Fundamental terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Basic Industry And Chemicals Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang mempengaruhi aktivitas pasar modal yang berasal dari kinerja ekonomi secara agregat, seperti tingkat suku bunga, hukum permintaan dan penawaran, news dan rumors, indeks harga saham, valuta asing, dan sebagainya

2.4 Faktor-faktor Fundamental Perusahaan

Faktor fundamental adalah faktor – faktor yang mencerminkan kinerja emiten yang dapat dilihat dari laporan keuangan emiten tersebut. Perkembangan harga saham tidak akan terlepas dari perkembangan kinerja perusahaan. Secara teoritis, jika kinerja perusahaan mengalami peningkatan maka harga saham akan merefleksikannya dengan peningkatan harga saham. Demikian sebaliknya, semakin menurun kinerja emiten maka semakin besar kemungkinan merosotnya harga saham yang diterbitkan dan diperdagangkan Arifin, 2004. Menurut Darmadji dan Fakhruddin 2006 analisis fundamental merupakan salah satu cara melakukan penilaian saham dengan mempelajari atau mengamati berbagai indikator terkait kondisi makro ekonomi dan kondisi industri suatu perusahaan, termasuk berbagai indikator keuangan dan manajemen perusahaan. Analisis fundamental juga sering disebut dengan analisis perusahaan karena menggunakan data keuangan perusahaan dalam menghitung nilai intrinsik saham. Adapun aspek faktor fundamental yang digunakan pada penelitian ini lebih memperhatikan pada harga saham dengan menggunakan indikator faktor internal fundamental perusahaan yang menganalisa kinerja dan kondisi keuangan dan ekonomi perusahaan berdasarkan perhitungan earning per share EPS, debt to equity ratio DER dan ukuran perusahaan firm size. Universitas Sumatera Utara 1. Earning per Share EPS Earning per share EPS merupakan rasio yang digunakan untuk melihat keuntungan dengan dasar saham. Rasio ini menggambarkan besarnya pengembalian modal untuk setiap satu lembar saham Darsono dan Ashari, 2005. Semakin tinggi nilai EPS maka akan semakin besar laba yang diperoleh perusahaan sehingga semakin banyak investor yang mau membeli saham tersebut dan menyebabkan harga saham akan meningkat Darmadji dan Fakhruddin, 2006. 2. Debt to Equity Ratio DER Debt to equity ratio DER merupakan rasio yang menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi DER maka semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham Darsono dan Ashari, 2005. Menurut Brigham dan Houston, 2006, jika DER perusahaan rendah, maka perusahaan akan memperoleh laba yang tinggi dan mampu untuk membayar dividen yang tinggi pula sehingga menyebabkan harga saham juga akan semakin tinggi. 3. Ukuran Perusahaan Firm Size Menurut Sawir 2004, ukuran perusahaan dapat menentukan tingkat kemudahan perusahaan memperoleh dana dari pasar modal, menentukan kekuatan tawar-menawar dalam kontrak keuangan, dan memungkinkan munculnya pengaruh skala dalam biaya dan return membuat perusahaan yang lebih besar memperoleh laba yang lebih banyak. Universitas Sumatera Utara Perusahaan yang mempunyai nilai skala kecil cenderung kurang menguntungkan dibandingkan dengan perusahaan yang berskala besar Elton dan Gruber, 2003. Perusahaan kecil hanya memiliki faktor-faktor pendukung untuk memproduksi barang dengan jumlah terbatas. Oleh karena itu, perusahaan yang berskala kecil mempunyai risiko yang lebih besar daripada perusahaan besar. Ukuran perusahaan dapat diukur dengan total aktivabesar harta perusahaan dengan menggunakan perhitungan logaritma natural total aktiva. Total aktiva dipakai sebagai tolak ukur ukuran perusahaan dengan mempertimbangkan bahwa nilai aktiva relatif lebih stabil dibandingkan dengan nilai market capitalized dan penjualan. Ukuran perusahaan dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu perusahaan kecil, perusahaan menengah, dan perusahaan besar. Berdasarkan Undang-Undang No.9 tahun 1995, ukuran perusahaan dikelompokkan atas: a. Perusahaan kecil small firm yaitu perusahaan yang memiliki aset yang kurang dari Rp200.000.000,- diluar tanah dan bangunan. b. Perusahaan menengah medium size yaitu perusahaan yang memiliki aset lebih dari Rp200.000.000,- dan kurang dari Rp 5.000.000.000,-diluar tanah dan bangunan. c. Perusahaan besar large firm yaitu perusahaan yang memiliki aset lebih dari Rp 5.000.000.000,-. Universitas Sumatera Utara

2.5 Penelitian Terdahulu