29
B. Kecemasan Bertanding
1. Pengertian Kecemasan
Kecemasan atau dalam bahasa Inggris “
anxiety
”, menurut Nietzal Ghufron Risnawita, 2010: 141 berasal dari Bahasa Latin
“
anxius
”, dan dari bahasa Jerman “
ants
”, yaitu suatu kata yang digunakan untuk menggambarkan efek negatif dan rangsangan
fisiologi. Efek negatif dan rangsangan fisiologi yang dimaksudkan adalah perasaan negatif yang muncul. Barlow 2006: 158 menjelaskan bahwa
kecemasan adalah keadaan suasana, perasaan
mood
yang ditandai oleh gejala-gejala jasmaniah seperti ketegangan fisik dan kekhawatiran tentang
masa depan. Gejala-gejala ketegangan fisik tersebut dapat terjadi karena adanya kekhawatiran tentang masa depan sehingga menimbulkan
ketegangan fisik. Ketegangan fisik yang dimaksud adalah seperti wajah yang pucat atau keringat dingin yang keluar.
Hawari Apta, 2014: 42 juga berpendapat bahwa kecemasan adalah gangguan alam perasaan
affective
yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak
mengalami gangguan dalam menilai realitas, kepribadian masih tetap utuh tidak mengalami keretakan kepribadian
splitting of personality
, perilaku dapat terganggu, tetapi masih dalam batas-batas normal.
Berbeda dengan penjelasan di atas, Muchlas Ghufron Risnawita, 2010: 142 menjelaskan bahwa kecemasan sebagai suatu
pengalaman subjektif mengenai ketegangan mental, kesukaran dan
30
tekanan yang menyertai konflik atau ancaman. Dalam hal ini kecemasan diibaratkan terjadi karena pengalaman individu mengenai tekanan yang
terjadi sehingga menimbulkan konflik dalam diri. Berdasarkan beberapa penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa kecemasan adalah gangguan alam perasaan
affective
yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam
dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas. Kecemasan biasanya terjadi karena kekhawatiran yang berlebih dari
seseorang terhadap suatu ancaman atau konflik yang dihadapinya. Terkait dengan olahraga, kecemasan seringkali dialami oleh atlet
ketika akan menghadapi suatu pertandingan. Pertandingan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai perlombaan dalam
olahraga yang menghadapkan dua pemain untuk bertanding, sedangkan bertanding adalah seorang lawan seorang. Pertandingan dalam istilah
Inggrisnya, disebut dengan
competition
yang kemudian diadopsi kedalam Bahasa Indonesia menjadi kompetisi
. Chaplin dalam penelitian
Yetisa Ika Putri, 2007: 21 mendefinisikan
competition
adalah perilaku saling mengatasi dan berjuang antara dua individu atau antara beberapa
kelompok untuk memperebutkan objek yang sama. Husdarta 2010: 80 mengemukakan bahwa kecemasan dapat
diinterpretasikan dalam dua cara, yaitu kecemasan yang dirasakan oleh atlet dalam waktu tertentu, misalnya saat bertanding
state anxiety
, atau kecemasan yang dirasakan atlet tergolong pencemas
trait anxiety
.
31
Sedangkan menurut Levvit Gunarsa, 2008: 74 kecemasan dirumuskan sebagai perasaan takut individu atau atlet dan meningkatnya
arousal
gairah . Gairah atau
arousal
yang dimaksud adalah peningkatan aktiviats psikis. Peningkatan
arousal
ini sejalan dengan keadaan emosi seseorang seperti ketegangan atau stress.
Weird dan Gould dalam Satiadarma, 2000: 95 menjelaskan bahwa kecemasan adalah keadaan emosi negatif yang ditandai oleh adanya
perasaan khawatir, was-was, dan disertai dengan peningkatan gugahan sistem kebutuhan. Peningkatan gugahan sistem kebutuhan yang dimaksud
adalah kebutuhan sistem pembuangan seperti buang air. Pendapat itu sejalan dengan
Amir dalam Ardianto, 2013: 4 dalam jurnal “ Kecemasan pada Pemain Futsal Dalam Menghadapi Turnamen” yang mengatakan
bahwa kecemasan yang timbul saat menghadapi pertandingan disebabkan karena atlet banyak memikirkan akibat-akibat yang akan diterimanya
apabila mengalami kegagalan atau kalah dalam pertandingan. Pernyataan tersebut diperkuat oleh Cox dalam Yetisa Ika Putri,
2007: 21 dalam jurnal “Hubungan Antara Intimasi Pelatih-Atlet Dengan
Kecemasan Bertanding Pada Atlet Ikatan Pecak Silat Indonesia IPSI ”
yang mengungkapkan bahwa kecemasan menghadapi pertandingan merupakan keadaan distress yang dialami oleh seorang atlet, yaitu sebagai
suatu kondisi emosi negatif yang meningkat sejalan dengan bagaimana seseorang atlet menginterpretasi dan menilai situasi pertandingan.
32
Sementara itu ,
Cratty dalam Husdarta, 2010: 75 menyimpulkan hubungan kecemasan bertanding dalam hubungannya dengan pertandingan
sebagai berikut: 1.
Sebelum pertandingan dimulai, kecemasan akan naik yang disebabkan oleh bayangan berat tugas atau pertandingan yang
akan dihadapi. 2.
Selama pertandingan berlangsung, tingkat kecemasan biasanya mulai menurun.
3. Mendekati akhir pertandingan, tingkat kecemasan biasanya
akan naik lagi terutama bila skor pertandingan berimbang Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kecemasan bertanding
merupakan kondisi emosi negatif yang ditandai oleh munculnya perasaan khawatir, was-was, dan disertai dengan peningkatan gugahan sistem kebu-
tuhan selama bertanding. Selama pertandingan berlangsung kecemasan seorang atlet dapat meningkat yang disebabkan karena atlet tersebut
memikirkan secara berlebih akibat-akibat yang akan terjadi pada dirinya jika mengalami suatu kegagalan.
2. Gejala Kecemasan Bertanding