23 berbeda- beda, secara garis besar, hal tersebut dipengaruhi oleh dua
faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi perbedaan kemampuan bawaan siswa,
motif untuk berprestasi, perasaan takut gagal, perasaan takut sukses, persepsi seseorang terhadap prestasinya yang berkaitan dengan
kemampuan, besar kecilnya usaha, sukarnya tugas, dan keberuntungan atau nasib baik. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi
prestasi belajar adalah kesempatan, lingkungan sekolah, dan lingkungan sekitar
Prestasi belajar mahasiswa perguruan tinggi akan nampak pada indeks Prestasi yang diperoleh pada waktu tertentu. Secara keseluruhan
akan nampak pada indeks Prestasi Komulatif yang diperoleh selama mahasiswa menempuh studi dari awal hingga semester terakhir
menempuh perkuliahan. Dalam teori kesiapan menjadi guru, kesiapan menjadi guru dipengaruhi oleh kecerdasan dan prestasi mahasiswa di
dalam perkuliahan maupun di luar perkuliahan. Kecerdasan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa
khususnya pada aspek kognitif. Mahasiswa yang memiliki kecerdasan tinggi akan lebih mudah dalam menyerap ilmu pengetahuan dan
kompetensi – kompetensi yang disampaikan oleh dosen sehingga
prestasi belajarnya akan baik. Kecerdasan dan prestasi mahasiswa yang baik dimungkinkan akan berpengaruh terhadap kesiapan menjadi guru
mahasiswa. Dengan kata lain, mahasiswa yang mempunyai Indeks Prestasi yang baik maka mahasiswa tersebut sudah mengusai
24 kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru. sehingga
mahasiswa akan lebih siap untuk menjadi Guru. Oleh karena itu, secara teoritis dapat dikatakan bahwa prestasi belajar dimungkinkan memiliki
hubungan atau korelasi dengan kesiapan mnejadi guru.
2. Korelasi Lingkungan Keluarga dengan Kesiapan Menjadi Guru
Lingkungan keluarga adalah segala sesuatu yang berada di luar diri seseorang dan merupakan tempat di mana seserorang mendapat
pendidikan pertama dan utama yang nantinya akan menjadi bekal untuk menentukan tujuan hidupnya, terutama dalam masalah yang berkaitan
dengan tujuan hidupnya yaitu menentukan pekerjaan. Lingkungan keluarga mempunyai pengaruh yang cukup besar, dengan dorongan dan
dukungan keluarga seseorang mampu mencapai tujuan dengan baik. Seorang yang tumbuh di lingkungan keluarga pendidik akan cenderung
dididik untuk mendidik pula sehingga secara tidak langsung seorang anak juga akan meneladani orang tuanya.
Lingkungan keluarga dipilih sebagai lingkungan yang diduga sangat berpengaruh terhadap kesiapan menjadi guru. Karena keluarga
berperan membentuk karakter dan pola pikir anak. Cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan
ekonomi, pengertian orang tua dan latar belakang keluarga diharapkan mampu memberikan energi positif bagi anaknya sehingga dapat
meningkatkan kesiapan menjadi guru. Semakin baik dukungan dalam lingkungan keluarga akan membuat anak semakin siap menjadi seorang
25 guru. Berdasrkan hal
– hal tersebut, dapat dikatakan bahwa secara teoritis lingkungan keluarga memiliki korelasi dengan kesiapan menjadi
guru.
3. Korelasi Prestasi Belajar dan Lingkungan Kelurarga secara bersama - sama dengan Kesiapan menjadi Guru.
Faktor yang mempengaruhi kesiapan menjadi guru ada 2,yaitu : faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam seperti : minat,
bakat, intelegensi,
kemandirian, kreativitas,
penguasaan ilmu
pengetahuan dan motivasi. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar seperti : informasi yang diperoleh, lingkungan tempat tinggal,
sarana dan prasarana belajar, pengalaman praktek lapangan dan latar belakang mahasiswa.
Prestasi belajar mahasiswa perguruan tinggi akan nampak pada indeks Prestasi yang diperoleh pada waktu tertentu. Secara keseluruhan
akan nampak pada indeks Prestasi Komulatif yang diperoleh selama mahasiswa menempuh studi dari awal hingga semester terakhir
menempuh perkuliahan. Dalam teori kesiapan menjadi guru, kesiapan menjadi guru dipengaruhi oleh kecerdasan dan prestasi mahasiswa di
dalam perkuliahan maupun di luar perkuliahan. Kecerdasan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa
khususnya pada aspek kognitif. Mahasiswa yang memiliki kecerdasan tinggi akan lebih mudah dalam menyerap ilmu pengetahuan dan
kompetensi – kompetensi yang disampaikan oleh dosen sehingga