Prinsip Komunikasi Islam Komunikasi Islam

Abdurrahman al- Sa‟id dalam tafsirnya menyatakan bahwa manusia yang ada dalam kandungan ibunya sudah mampu berkomunikasi dengan Allah karena Allah menyediakan untuk mereka perangkat fitrah. Fitrah inilah yang mampu bersaksi bahwa Allah adalah Rab mereka, Pencipta mereka, dan Raja mereka 62 . Hal ini sama dengan mengayunkan anak dengan menyenandungkan syair senandung dengan harapan anak dapat terlatih diajak berkomunikasi sejak dini dengan melagukan syair tersebut sebagai salah satu cara orangtuaberkomunikasi dengan anak sekalipun anak belum dapat berbicara. Dalam komunikasi Islam jika kita melihat sejarah Nabi Musa a.s, dimana komunikasi Allah dengan manusia secara langsung terjadi diantara Allah dan Nabi Musa. Adapun dengan Nabi yang lain, Allah berkomunikasi dengan mereka melalui wahyu, baik yang disampaikan ke dalam hati mereka tanpa perantara malaikat atau dengan perantara malaikat. Selain itu, zikir juga merupakan bentuk komunikasi manusia kepada Allah. Zikir adalah mengingat sesuatu yang terkadang khilaf dalam berbuat, serta cara manusia mengucapkan dengan lisan didalam hatinya. Dalam hal ini, zikir juga merupakan bentuk komunikasi di dalam Islam. Mengingat untuk beristigfar dengan cara mengucap secara lisan di dalam hati, dengan demikian komunikasi dengan Allah adalah salah satu cara seseorang hamba untuk selalu mengingat dan diingat oleh-Nya. Sejalan dengan firman Allah dalam QS. Al-Baqarah: 152 63 yang berbunyi: ش ف Artinya : “Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun ingatkepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada- Ku.”

7. Prinsip Komunikasi Islam

Komunikasi Islam tunduk dengan sumber utama ajaran Islam yaitu Alquran dan As-Sunnah. Dari kedua sumber inilah prinsip-prinsip dasar ilmu komunikasi diambil. Dalam buku Komunikasi Islam 64 Harjani Hafni mengatakan ada dua belas prinsip yang beliau temukan dalam Alquran dan As-Sunah yaitu prinsip ikhlas, prinsip pahala dan dosa, prinsip kejujuran, prinsip kebersihan, 62 Harnjani Hafni, Komunikasi Islam, h. 188 63 Departemen Agama RI, Qur‟an Tajwid dan Terjemah, h. 23 64 Harnjani Hafni,Ibid , h.225 prinsip berkata positif, prinsip paket, prinsip dua telingga satu mulut, prinsip pengawasan, prinsip selektivitas dan validitas, prinsip saling memengaruhi, prinsip keseimbangan berita, dan prinsip privacy. Dalam penelitian ini yang peneliti paparkan diantaranya adalah prinsip berkata positif, prinsip paket hati, lisan dan perbuatan dan prinsip saling memengaruhi. a. Prinsip Berkata Positif Pesan positif sangat berpengaruh bagi kebahagiaan seseorang dalam kondisi apa pun dia berada. Seorang komunikator yang sering mengirim pesan positif kepada komunikan akan menyimpan modal yang banyak untuk berbuat yang positif. Hadis nabi telah menjelaskan yang artinya : Dari anas bin Malik, sesungguhnya Nabi SAW senang kalau beliau keluar untuk suatu urusan mendengarkan orang yang mengucapkan:semoga selalu dalam tuntunan, semoga selalu sukses. Dari hadis diatas, menjelaskan bahwa kata-kata positif diucapkan akan membuat orang lain lebih merasa optimis. Pesan yang diungkapkan dengan bahasa yang penuh optimis membangkitkan semangat untuk melakukan perubahan. b. Prinsip Paket Hati, Lisan dan Perbuatan Manusia terdiri dari dua unsur jiwa dan raga. Gerak raga dalam konsep Islam dipengaruhi secara kuat oleh hati, atau jiwa. Artinya, lisan akan berbicara yang baik manakala hatinya baik, dan lisan tidak akan mampu berbicara dengan baik dan lancar tanpa kendali dari jiwanya, yang diucapkannya akan terasa hambar. Konsistensi antara hati, kata dan perbuatan adalah ciri manusia sukses. Allah tidak menyukai inkonsistensi. Tidak hanya Allah, manusia secara umum juga memandang bahwa inkonsistensi adalah cacat yang membuat nilai seseorang menjadi berkurang. c. Prinsip Saling Memengaruhi Komunikasi antarmanusia merupakan aktivitas menyampaikan dan menerima pesan dari dan kepada orang lain. Saat berlangsung komunikasi, proses pengaruh memengaruhi terjadi. Di samping itu, komunikasi juga bertujuan untuk saling mengenal, berhubungan, bermain, saling membantu, berbagi informasi, mengembangkan gagasan, memecahkan masalah, meningkatkan produktifitas, membangkitkan semangat kerja, meyakinkan, menghibur, mengukuhkan status, membius dan menciptakan rasa persatuan. Karena muara semua tujuan komunikasi adalah saling memengaruhi, dapat mengubah pandangan orang lain, menjadi faktor menentukan baik buruknya manusia. Dalam mengubah pandangan orang lain, terjadi proses tukar-menukar pendapat, hal tersebut terjadi karena adanya kemampuan dan kekuatan bahasa atau pesan membius lawan berbicara. Selain itu, saat orang lain berinteraksi, manusia hanya dihadapi pada dua pilihan. Kalau tidak mempengaruhi, berarti terpengaruh. Tarde menyebut fenomena seseorang dipengaruhi oleh perilaku orang lain yang berinteraksi sehari-hari dengan teori imitasi 65 .

C. Syair Senandung