26
Bahwa Bung Karno berpendapat kemerdekaan bukan untuk kepentingan kemerdekaan itu sendiri, tetapi kemerdekaan yang adalah merupakan syarat
fundamental untuk melalukan koreksi besar dalam tatanan sosial dan tatanan hubungan ekonomi di dalam masyarakat.
2.2 Grameen Bank
Konsepsi Grameen Bank Bank Pedesaan lahir sebagai antitesa kemiskinan, yang merupakan perwujudan sikap gotong royong sesama orang-
orang miskin dengan cara mengumpulkan kapita modal mereka serta menggunakan sistem sirkulasi antrian dalam penggunaan modal di tiap-tiap
anggotanya. Grameen Bank merupakan lembaga mikro kredit di pedesaan yang telah membuktikan keberhasilan dalam mengentaskan kemiskinan di Bangladesh,
tepatnya berawal dari desa Jobra. Dengan mekanisme yang non-birokrasi yang berbelit-belit, karena pada awalnya nasabah Grameen Bank adalah 98 orang-
orang yang buta huruf dan terjebak dalam dimensi kemiskinan kultural dan struktural. Sehingga sistem grameen bank dapat langsung menyentuh orang-orang
miskin dengan model pembangunan berbasis kelompok dan pembangunan ekonomi mikro.
Sistem Grameen Bank yang dirintis oleh Muhammad Yunus, menitikberatkan persoalan kemiskinan pada pendidikan dan modal. Bahwa
pendidikan merupakan jalan keluar dari kemiskinan yang kultural, dimana pengaruh budaya dan adat menjadi sangat melekat pada masyarakat di Bangladesh
menciptakan situasi masyarakat menjadi tidak berkembang dan maju terkhusus pada perempuan, karena di Bangladesh sosok perempuan adalah sosok yang
paling terjajah secara kultural, karena ketika ada orang yang kelaparan di
27
Bangladesh yang pertama kali adalah perempuan. Hal ini disebabkan model budaya di Bangladesh, perempuan merupakan sosok yang sangat domestik dalam
urusan rumah tangga, dan pria adalah sosok yang paling menjadi figur untuk urusan keluar bagi rumah tangga atau sosok publik, dengan kata lain perempuan
di Bangladeh adalah sosok yang paling tidak memiliki nilai tawar dalam urusan ekonomi ataupun bisnis.
Kondisi ini diperparah dengan maraknya para tengkulak dan rentenir, dimana tiap-tiap rumah tangga yang tidak memliki modal kapita untuk
diagunkan ke bank-bank komersil, maka akan melakukan pilihan yang pada dasarnya mereka tahu bahwa hal itu adalah bukan pilihan, namun terpaksa
dilakukan yakni meminjam kepada rentenir dan tengkulak dengan bunga yang sangat tinggi. Muhammad Yunus dengan konsep Grameen Bank mencoba
menjawab persoalan mayoritas masyarakat Bangladesh, dengan melakukan perekrutan anggota untuk masuk ke dalam Grameen Bank, dimana mekanisme
awalnya sebelum menjadi anggota Grameen Bank dan dapat melakukan transaksi simpan-pinjam mereka pendapat pendidikan mengenai bisnis dan kredit, lalu
membentuk kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 5-7 orang yang nantinya akan membentuk giliran dalam pemanfaatan modal. Langkah awal Grameen Bank
untuk dapat melakukan advokasi secara inheren kepada masyarakat pada awalnya adalah dengan melakukan suntikan modal kepada masyarakat, lalu pinjaman yang
telah dipakai oleh masyarakat dibayar dengan sistem per hari tanpa bunga, sehingga tidak menyulitkan bagi para peminjam yang notabene tidak memiliki
modal, atau agunan namun sudah mempunyai kegiatan usaha orang miskin, dan para peminjam juga menabung uangnya di Grameen Bank. Konsep ini sangat
28
mampu untuk menembus jantung kemiskinan, dimana pengemis sekalipun dapat melakukan pinjaman melalui Grameen Bank, sehingga memungkinkan mobilitas
sosial terjadi dalam masyarakat .
Yunus,Muhammad.2007
2.3 Teori Pertukaran Sosial