Belajar dan Pembelajaran Tinjauan Kepustakaan

9

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Tinjauan Kepustakaan

1. Belajar dan Pembelajaran

Menurut Fontana dalam Suherman, 2003:7, pengertian belajar adalah, “proses perubahan tingkah laku individu yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman”, sedangkan menurut Gagne dan Berliner dalam Ani, 2004:2-4, belajar merupakan proses di mana suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman. Belajar merupakan sebuah sistem yang di dalamnya terdapat berbagai unsur yang saling terkait sehingga menghasilkan perubahan perilaku. Beberapa unsur yang dimaksud adalah sebagai berikut. a. Pembelajar Pembelajar dapat berupa peserta didik, warga belajar, dan peserta pelatihan. b. Rangsangan stimulus. Stimulus adalah peristiwa yang merangsang pengindraan pembelajar. c. Memori. 10 Memori pembelajar berisi tentang berbagai kemampuan yang berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dihasilkan dari aktivitas belajar sebelumnya. d. Respon. Respon adalah tindakan yang dihasilkan dari aktualisasi memori. Keempat unsur belajar tersebut dapat digambarkan sebagai berikut. Aktivitas belajar akan terjadi pada diri pembelajar apabila terdapat interaksi antara situasi stimulus dengan isi memori sehingga perilakunya berubah dari waktu sebelumnya setelah adanya situasi stimulus tersebut. Perubahan perilaku pada diri pembelajar itu menunjukkan bahwa pembelajar telah melakukan aktivitas belajar. Menurut Skiner dalam Dimyati, 2002:9, belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya bila ia tidak belajar maka responnya menurun., sedangkan menurut James O. Whittaker dalam Ahmadi, 2004:126, belajar didefinisikan sebagai proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Belajar learning mengacu pada perubahan perilaku yang terjadi sebagai akibat interaksi antara individu dengan lingkungannya. Apa yang dipelajari oleh seseorang dapat diuraikan dan disimpulkan dari pola-pola perubahan perilakunya. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak 11 terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di alam sekitar. Menurut Piaget dalam Dimyati, 2002:13-14, pengetahuan dibentuk oleh individu, karena individu melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungan. Lingkungan tersebut mengalami perubahan. Dengan adanya interaksi dengan lingkungan maka fungsi intelek semakin berkembang. Pembelajaran terdiri dari empat langkah, yaitu sebagai berikut. a. Menentukan topik yang dapat dipelajari oleh anak sendiri. b. Memilih atau mengembangkan aktivitas kelas dengan topik tersebut. c. Mengetahui adanya kesempatan bagi guru untuk mengemukakan pertanyaan yang menunjang proses pemecahan masalah. d. Menilai pelaksanaan tiap kegiatan, memperhatikan keberhasilan, dan melakukan revisi. Menurut Fontana dalam Suherman, 2003:7, pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal. Dalam arti sempit, proses pembelajaran adalah proses pendidikan dalam lingkup sekolah, sehingga arti dari proses pembelajaran adalah proses sosialisasi individu siswa dengan lingkungan sekolah, seperti guru, sumberfasilitas, dan teman sesama siswa, sedangkan menurut Suyitno 2004:1, pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa yang beragam 12 agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa. Dengan demikian pembelajaran matematika adalah suatu proses atau kegiatan guru mata pelajaran matematika kepada para siswanya, yang di dalamnya terkandung upaya guru untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa tentang matematika yang amat beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa dalam mempelajari matematika tersebut.

2. Matematika Sekolah