Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

commit to user 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Industri pariwisata sering dianggap sebagai jawaban untuk menghadapi berbagai masalah ekonomi Indonesia Gamal Suwantoro,SH, 1997 : 37. Oleh sebab itu harus mempunyai ciri khusus baik dalam penanganannya maupun pengelolaannya. Sehingga tidak hanya modal kerja saja, tetapi ketekunan, keahlian, dedikasi, dan pandai memanfaatkan peluang yang ada dalam usaha itulah yang akan menjadikan pariwisata sebagai salah satu komoditi yang diminati wisatawan Pariwisata harus memberikan yang terbaik bagi konsumennya, sehingga konsumen akan merasa puas dan suatu saat akan kembali dengan pelayanan yang diperoleh. Konsumen akan menceritakan apa yang dia rasakan selama melakukan perjalanan wisata dan merupakan suatu upaya promosi yang efektif. Bertitik tolak pada pemberian jasa yang terbaik inilah maka pariwisata sebagai industri sebaiknya tidak hanya fokus pada masalah asset, pembiayaan dan pemasaran saja, namun juga harus memperhatikan tentang pelestarian alam dan budaya serta pendekatan terpadu untuk memberikan image yang menyenangkan dan juga pemenuhan keinginan wisatawan merupakan bagian yang tidak boleh ditinggalkan. commit to user 2 Dewasa ini semakin dirasakan adanya peningkatan minat kunjungan wisatawan baik wisatawan nusantara maupun mancanegara ke Indonesia, khususnya ke Surakarta paska dikeluarkannya Undang-Undang No.10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Dan hal ini tidak lepas dari dukungan pemerintah yang menggalakkan dan memajukan kegiatan pariwisata di Surakarta. Kenyataan selama ini menunjukkan bahwa Surakarta dipandang mampu untuk mengembangkan diri menjadi daerah tujuan wisata dengan meningkatnya kunjungan wisatawan ke Surakarta. Surakarta dijadikan daerah tujuan wisata karena adanya potensi yang besar dan beraneka ragam daya tarik wisata, baik alam maupun buatan manusia, seperti contoh : wisata alam yaitu Sungai Bengawan Solo, pemandangan alam dan air terjun di derah karanganyar, gunung merapi, merbabu, dll. Wisata budaya buatan manusia yakni Kraton Kasunanan Surakarta, Pura Mangkunegaran, Candi Sukuh dan Candi Cetho, Museum Radya pustaka, Museum manusia purba di sangiran, pasar antiq windu djenar, pasar klewer, dan berbagai kesenian rakyat, monument, aneka kerajinan seperti batik, gerabah, keris, gamelan, dan masih banyak lagi obyek dan atraksi wisata yang dapat ditawarkan kepada wisatawan. Situasi inilah yang membuat Surakarta berusaha melengkapi diri dengan berbagai fasilitas yang akan mendukung kelancaran dan kenyamanan para wisatawan. Adapun fasilitas tersebut adalah sarana akomodasi mulai dari hotel melati sampai hotel bintang 5, restorant, biro perjalanan wisata dan agent perjalanan wisata yang professional, serta fasilitas pendukung lainnya yaitu diskotik, bioskop, mall, gedung teather, serta pemandangan kota di malam hari yang akan membuat para wisatawan menikmati kunjungannya di Surakarta. commit to user 3 Pengembangan industri pariwisata tidak terlepas dari dukungan faktor pariwisata itu sendiri. Faktor pariwisata menjadi pemacu untuk berkembangnya berbagai sisi dari industri tersebut dan salah satu faktor tersebut adalah Biro Perjalanan Wisata. Melihat kenyataan tersebut maka diharapkan Biro perjalanan dapat menarik wisatawan lebih banyak lagi. Biro perjalanan mempunyai tugas memberikan informasi tentang obyek wisata, mengatur atau merencanakan perjalanan wisata sesuai kebutuhan wisatawan, menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan wisatawan selama melakukan perjalanan wisata.sehingga semakin banyak produk yang disediakan oleh Biro perjalanan, maka akan semakin banyak pula uang yang keluar dari kantong wisatawan dengan di dukung pelayanan yang terbaik. Sehingga secara tidak langsung Biro perjalanan juga dapat memberikan pengaruh yang positif bagi pengembangan daerah – daerah tujuan wisata. Di Surakarta terdapat banyak usaha perjalanan wisata baik yang diklasifikasikan sebagai biro perjalan resmi maupun tidak resmi. Dari masing- masing biro perjalanan tersebut terdapat bermacam-macam perbedaan, hal tersebut disebabkan perbedaan kemampuan dan dalam operasional di bidang permodalan, ketenagakerjaan, sarana pelayanan, kemampuan managemen dan pemasaran. Kondisi tersebut membuat beberapa biro perjalanan hanya berpusat pada satu bidang saja, misalnya dalam bidang tour dan penyelenggaraan paket wisata, atau dalam pelayanan ticket saja. Namun ada juga biro perjalanan yang juga mempunyai bebarapa departemen didalam perusahaannya, hal ini mungkin akan menimbulkan kesenjangan dalam operasionalnya bila tidak ada keseimbangan commit to user 4 antar departemen. Sehingga dapat mempengaruhi pelayanan, dan bisa lebih parah lagi akan memberikan citra yang buruk bagi biro perjalanan tersebut. Melihat peluang tersebut, Asih Tour Travel Surakarta menyediakan berbagai paket wisata baik domestic maupun overseas luar negeri. Untuk paket wisata domestik tujuannya antara lain : Solo, Jogjakarta, Malang, Bali, Jakarta, dan masih banyak lagi sesuai permintaan konsumen. Sedangkan untuk overseas luar negeri antara lain : Kuala Lumpur, dan Singapura. Karena banyaknya persaingan dalam melakukan penjualan paket wisata, maka perlu adanya system manajemen perusahaan yang baik serta teknik promosi yang bagus dalam memasarkan produk yang dimilikinya. Asih Tour Travel Surakarta memiliki tujuan untuk memberikan jasa pelayanan yang terbaik bagi pelanggannya baik dalam pengurusan dokumen perjalanan, akomodasi, transportasi, pengurusan jadwal perjalanan paket wisata maupun hal-hal yang berhubungan dengan pariwisata lainnya. Dalam memasarkan produk paket wisata, Asih Tour Travel Surakarta melakukan marketing untuk menarik minat pembeli. Apalagi ditengah maraknya biro-biro perjalanan baru yang bermunculan di Surakarta dan sekitarnya. Berdasarkan kondisi yang telah dikemukanan diatas, dapat dilakukan penelitian mengenai sistem manajemen yang diterapkan dan setiap kegiatan promosi yang dilakukan Asih Tour Travel Surakarta untuk mengembangkan usahanya menarik konsumen. Dengan judul ”Sistem manajemen dan Strategi pemasaran di Asih Tour Travel Surakarta ” commit to user 5

B. Perumusan Masalah