Namun demikian, di atas semua jenis kegunaan di atas, kegunaan umum adalah bahwa e-gov haruslah dapat menjadi salah satu
sarana upaya mencerdaskan kehidupan bangsa melalui jejaring informasi dan pemberian kesempatan luas partisipasi rakyat dalam
proses kebijakan.
2. Revitalisasi Manajemen Pemerintahan
Teknologi informasi secara aksiomatik telah dipercaya mampu untuk meningkatkan kinerja fungsi dan proses manajemen
pemerintah. Dalam hal ini mendorong tingkat efektifitas pengelolaan informasi yang menjadi titik sentral dalam
kepentingan untuk pengambilan keputusan. Salah satu konsep aplikasi komputer yang dapat diterapkan dalam mendukung
keputusan adalah sistem pendukung keputusan decision supporting system. Sistem Pendukung Keputusan SPK
pertama kali muncul pada tahun 1971 yang diciptakan oleh G. Anthony Gorry dan Michael S. Scott Morton.
Ada tiga tujuan yang dapat dicapai dengan dari aplikasi SPK tersebut; yaitu, 1 membantu pimpinan dalam membuat
keputusan guna memecahkan masalah semi struktur, 2 mendukung manajemen, bukan menggantikannya. dan 3
meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan. Tujuan-tujuan tersebut mengacu pada tiga prinsip dasar dari sistem pendukung
keputusan Kadarsah, 1998, yakni:
a. Struktur masalah:
untuk masalah yang terstruktur, penyelesaiannya dapat dilakukan dengan menggunakan
rumus-rumus yang sesuai; sedangkan untuk masalah yang tidak terstruktur sistem komputer tidak dapat menganalisa-
nya. Sementara Itu, SPK khususnya dikembangkan untuk menangani masalah-masalah yang semi struktur.
b. Dukungan keputusan:
SPK tidak dimaksudkan untuk menggantikan manajer atau pimpinan organisasi, karena
komputer berada di bagian terstruktur. Sedangkan manajer berada di bagian yang tak terstruktur untuk memberikan penilaian dan
melakukan analisis. Manajer dan komputer bekerjasama menjadi sebuah tim yang kompak untuk memecahkan masalah yang
terstruktur maupun yang non-struktur.
c. Efektifitas keputusan.
Tujuan utama dari SPK bukanlah mempersingkat waktu pengambilan keputusan, tetapi agar
keputusan yang dihasilkan dapat lebih baik. Dengan demikian teknologi informasi yang berbasiskan
komputer tidaklah akan meniadakan kehadiran pimpinan organisasi. Komputer sebagai alat pendukung dalam pengambilan
keputusan organisasi baik pada level formulasi maupun evaluasi kebijakan. Dalam mengembangkan sistem pendukung keputusan
ada beberapa tahap yang harus dilalui, yakni: a. Studi kelayakan. Prinsip utama dalam mengembangkan
SPK adalah bahwa tidak semua penyelesaian persoalan membutuhkan SPK. Oleh karena itu sebelum
mengembangkan SPK perlu diteliti dahulu kelayakannya; b. Pemilihan software dan hardware yang akan digunakan
dalam pengembangan SPK. Pemilihan ini tentunya harus memperhatikan tingkat kebutuhan dari sistem yang akan
dikembangkan; c. Merepresentasikan pengetahuan yang diperoleh dari
para ahli dan pakar ke dalam komputer. Adapun cara untuk memperoleh pengetahuan tersebut dapat dilakukan
dengan cara wawancara bebas, wawancara dengan panduan pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun
sebelumnya, mengumpulkan pengalaman-pengalaman 53
masa lalu, melakukan pengamatan di lapangan pada saat pakar bekerja, dan sebagainya. Representasi pengetahuan
para ahli Itu dapat diwujudkan juga dengan penerapan rumus-rumus riset operasi, matematika, dan lainnya.
d. Mengimplementasikan pengetahuan dalam bentuk bahasa yang dipahami oleh komputer, dengan
menggunakan bahasa pemrograman. e. Menguji sistem yang telah dibuat yang meliputi
peninjauan terhadap konsistensinya dalam pemecahan masalah yang sama, kebenaran, kelengkapan,
ketepatan dan kegunaan sistem.
Beberapa disiplin ilmu yang dapat dijadikan alat untuk mendukung SPK di antaranya sistem pakar, programa linear linear
programming, analytical hierarchy process AHP, dan lainnya. Sistem pakar merupakan program komputer yang berisikan
keahlian manusia yang dapat digunakan untuk memberikan nasehat, rekomendasi, dan hasil diagnosis terhadap suatu masalah
dalam bidang-bidang tertentu. Sistem pakar dikembangkan untuk membuat kumpulan pengetahuan yang mengandung informasi
yang dikoleksi dari semua kemungkinan narasumber, terutama bantuan para praktisi yang berpengalaman dalam lingkup
pengetahuan dan dapat memberi penjelasan saat proses berfikir.
Program Linear merupakan teknik yang digunakan dalam operational research sebagai teknik pengambilan keputusan
karena pengintegrasiannya secara serentak dan pelaksanaan operasi secara berurutan waktunya dengan menggunakan fasilitas-
fasilitas yang tersedia. Keputusan-keputusan yang diambil dengan memperhitungkan segala kemungkinan kapasitas sehingga
efisiensi optimal dapat tercapai. Sedangkan AHP adalah sebuah hierarkhi fungsional dengan input utamanya persepsi manusia.
Dengan hierarkhi, suatu masalah yang kompleks dan tidak terstruktur dapat dipecahkan dalam kelompok-kelompok,
selanjutnya diatur dalam bentuk berjenjang. Selain itu, terdapat model-model kebijakan yang berdasarkan
program input-output, program non linier, dan model-model kuantitatif lainnya yang bisa diprogram dengan komputer yang
dapat memberikan deskripsi, dan preskripsi dalam pengelolaan kebijakan.
Globalisasi yang menyentuh berbagai bidang kehidupan di seluruh wilayah pemerintahan negara, menuntut pembaharuan dalam
sistem administrasi negara, pendayagunaan dalam sistem dan proses penyelengaraan pemerintahan dan pembangunan bangsa,
yang memungkinkan kegiatan perekonomian bangsa dan antar bangsa berlangsung lebih berkualitas dan efisien. Disadari bahwa
kunci keberhasilan pembangunan perekonomian adalah daya saing; dan kunci daya saing adalah efisiensi proses pelayanan
serta mutu, ketepatan dan kepastian kebijakan publik. Pengelolaan pelayanan dan kebijakan secara prima akan
meningkatkan daya tarik investasi, wisata, arus perdagangan, dan kegiatan-kegiatan produktif lainnya Mustopadidjaja, 2001.
Dimensi keprimaan dalam konteks pelayanan dan kebijakan dimaksud yang juga menyentuh transparansi, kepastian hukum,
professionalitas, dan desentralisasi akan sangat dimungkinkan bila sarana teknologinya dapat diimplementasikan sebagai
pendukung dari pelaksanaan fungsi manajemen kebijakan dan pelayanan publik tersebut. Lebih-lebih bila disadari bahwa
liberalisasi perekonomian yang menandai gelombang liberalisasi sejak dekade terakhir Abad 20, serta pengalaman krisis multi
dimensi yang melanda kehidupan negara bangsa selama lebih dari separuh dekade Itu, bukan saja membuktikan mendesaknya
kebutuhan tetapi juga menuntut peningkatan efisiensi dan mutu pelayanan, serta kemampuan dalam pengelolaan kebijakan publik
secara cepat, tepat, dan efektif.
Terminologi elektronik dipergunakan dalam banyak hal. Tetapi ketika terminologi itu digunakan dalam konteks tugas dan fungsi
pemerintahan, maka magnitudenya tidak hanya sekedar 55
menambahkan kata elektronik di depan kata pemerintahan. Ada suatu proses panjang yang menyatu di dalamnya. Bagaimana
fungsi-fungsi manajemen pemerintahan tersebut dapat terevitalisasi, pada bagian berikut akan diuraikan bagaimana
e-gov akan dapat melakukannya.
3. Pengelolaan Kebijakan