Operasi Internal Pelayanan dan Transaksi

ternyata sudah cukup tinggi. Oleh karena itu, untuk menjamin kepuasan pemakai dalam mengakses E-Gov maka daerah daerah blank spot harus dihilangkan. g. Membuat layanan nirkabel wireless. Ini bisa dilakukan untuk lokasi yang tidak dapat dilayani melalui kabel.

3. Operasi Internal

Kunci pokok aspek ini adalah menyangkut aplikasi-aplikasi untuk operasi internal yang sesuai kebutuhan dan kejelasan operasi managerial. Operasi internal ini sebenarnya memegang kunci pokok dalam kinerja e-gov secara keseluruhan. Hal ini karena kehandalan internal manajemen dalam membakukan segala prosedur, biaya, waktu, dan orang, akan sangat mempengaruhi kinerja e-gov setelah tercipta. Tanpa kejelasan operasi internal ini, e-gov tidak akan pernah tercipta. Atau kalaupun prakarsa untuk itu lebih banyak karena faktor teknologi informasi dan teknologi komunikasi, maka upaya untuk menjadikannya elektronis menjadi lebih lambat karena bagaimanapun Prosedur Pengoperasian Standar PPS harus tetap dibuat. Bukan hanya sekedar diciptakan PPS ini, tetapi juga perlu diperhatikan apakah dalam merancang internal operasi ini sudah diperhatikan aspek penyederhanaan dan efisiensi. Selain itu, adalah sangat fundamental untuk mempertimbangkan tersedianya 5 skill untuk suksesnya operasi internal ini, yakni 1 analitical skill, 2 MIS, 3 communication, 4 technical, dan 5 TI management.

4. Pelayanan dan Transaksi

Transaksi dalam pengertian ini adalah pemberian layanan dan penerimaan hak atas layanan yang dilakukan secara elektronik. Sebagaimana diketahui bahwa dalam perspektif e-gov, layanan dapat dikategorikan menjadi 3 tingkatan. Pertama adalah display, kedua interaktif, dan ketiga adalah transaksi. Display adalah pemberian informasi statis melalui web atau portal atau sekedar database sederhana di kantor sehingga tamu dapat melihat apa yang dipajang, seperti dapat difihat di serambi hotel. Interaktif adalah layanan informasi di mana user dapat berinteraksi dengan informasi yang dipajang. Misalnya adalah pengisian formulir lamaran, dan mengirimkannya kembali secara elektronik setelah diisi, tanpa keterlibatan pihak ketiga. Transaksi melibatkan pihak ketiga, misalnya bank dalam hal user harus membayar. Aspek ini menyangkut jumlah jenis pelayanan dan transaksi publik yang operasionalisasinya sudah bisa diotomatisasikan. Selain itu, dalam rangka pengembangan berikutnya khususnya dalam merancang model E-Gov dalam pelayanan dan transaksi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yakni: a. Jenis pelayanan yang terotomatisasi paling tidak adalah pelayanan minimal yang harus diterima oleh masyarakat. Misalnya, KTP, 1MB, PBB, dan lainnya dalam rangka G2C. b. Informasi yang terpampang di portal adalah informasi yang berhubungan dengan pelayanan, seperti syarat perolehan layanan, formulir, biaya, waktu, dll dan informasi yang berisi potensi bisnis yang siap dieksplorasi baik potensi sumber daya alam maupun potensi kekuatan koperasi dan pengusaha kecil. c. Mengurangi penggunaan kertas dan kehadiran fisik untuk bertransaksi bisnis atau mengurus dokumen di instansi pemerintah. d. Dilakukannya integrasi antara front-endweb presence yang berhubungan dengan masyarakat dengan back-end system yakni seluruh instansi pemerintah yang transaksi dan pelayanannya sudah terhubung secara otomatis. Selain itu sistem juga menghubungkan dengan kalangan bisnis dan masyarakat. e. Dalam memberikan pelayanan juga harus berpedoman pada penciptaan kepuasan pengguna jasa. f. Pengurangan biaya tidak harus selamanya dikaitkan dengan uang. Masalah waktu, kenyamanan, dan lain-lain yang selama ini terkonsumsi dapat dihilangkan atau paling tidak dieliminir.

5. Partisipasi dan Komunikasi Masyarakat community