melihat buah itu langsung mencicipinya dan rasanya sangat enak dan manis. Kode pun meminta Orong untuk mengantar dirinya dan monyet lainnya pergi ke pulau
letak buah itu berada. Orong menyuruh mereka untuk membuat perahu dari tanah
lodo
untuk menyeberangi laut. Setelah semuanya sudah siap untuk berangkat seekor monyet betina yang sedang bunting tidak ingin ikut bersama mereka.
Dalam perjalanan, Orong menyanyikan sebuah lagu,
Weda Wangka Tana Bo Tana Lodo
, yang artinya tendang perahu yang terbuat dari tanah
lodo
. Setelah menyanyikan lagu itu, Orong langsung menendang perahu yang terbuat dari tanah
itu hingga hancur. Kode dan monyet lainnya mati tenggelam kecuali monyet betina itu tetap hidup.
3.3.2.4 Teks D
Diawal cerita OAK pada teks D menceritakan ulat
mbahong
masuk ke dalam hidung Kode dan Orong membantunya. Diceritakan seorang Raja
menyuruh Kode mencari ulat
mbahong
di hutan. Setelah mendapatkan ulat tersebut, Kode malah hendak memakannya dan bertanya pada ulat itu, “
mbahong
, lewat mulut atau hidung saya memakan kamu?” Ulat itu melompat masuk ke
dalam lubang hidung si Kode. Si Kode pun merasa kesakitan. Pada isi cerita dongeng OAK pada teks D menceritakan tindak kejahatan
Kode terhadap Orong yang ternyata telah menolongnya. Diceritakan Kode merasa kesakitan pada hidungnya. Ia pun memanggil Orong yang sedang terbang di
atasnya. Ia meminta bantuan pada Orong untuk mengeluarkan ulat dari dalam hidungnya. Kode berjanji jika Orong dapat mengeluarkan ulat itu, ia akan
membiarkan
mbahong
nya dimakan Orong. Orong menggunakan paruhnya yang panjang mengeluarkan ulat itu dan memakannya. Si Kode pun merasa lega.
Kemudian ia bertanya tentang ulatnya itu, tetapi Orong menjawab bahwa ulatnya itu sudah dimakan olehnya. Kode yang mendengar itu sangat marah dan
melupakan janjinya. Ia tidak terima
mbahong
nya dimakan Orong. Karena sangat marah dan tidak terima ulatnya dimakan, Kode mencabuti bulu-bulu Orong
hingga habis. Orong tidak bisa berbuat apa-apa bahkan tidak dapat terbang. Ia pun berdoa kepada Matahari agar bulu-bulunya ditumbuhkan kembali. Ia bernyanyi
E Par Sili Mai Todo Taung Wulu Gaku
, yang artinya ia meminta pada Matahari agar bulu-bulunya ditumbuhkan kembali. Bulu-bulunya pun tumbuh kembali setelah
menyanyikan lagu itu. Setelah itu, ia terbang ke sebuah pulau yang bernama pulau Dima dan memetik buah
kenanek
yang terdapat di pulau itu. Diakhir cerita pada cerita OAK menceritakan pembalasan dendam Orong
kepada Kode. Diceritakan Orong menjatuhkan buah kenanek dengan sengaja tepat di depan Kode. Kode yang melihat itu bertanya pada Orong, dimana ia
menemukan buah itu. Orong pun memberitahu bahwa buah itu berada di pulau Dima. Orong menyuruh Kode dan teman-temannya membuat perahu dari tanah
lodo
agar dapat menyeberangi laut. Setelah perahunya jadi mereka pun berangkat. Sesampainya di tengah laut, perahu mereka hancur dikarenakan perahu mereka
terbuat dari tanah
lodo
, yang jika terkena air akan cepat hancur. Pada akhirnya Kode dan monyet lainnya mati tenggelam, sedangkan Orong terbang
meninggalkan mereka. Orong pun menyanyikan sebuah lagu, yaitu
Weda Wangka Bo Tana Lodo
.
3.4 Hasil Analisis
Ada empat varian dongeng OAK yang telah dilakukan perbandingan antarvarian. Perbandingan yang dilakukan ialah perbandingan struktur dan
perbandingan naskah. Perbandingan struktur dari keempat varian tersebut terdapat perbedaan dan persamaan. Perbedaannya yaitu terdapat pada tokohpenokohan
dan settinglatar. Tokoh pada teks A varian dongeng OAK ialah Orong, Kode, monyet betina, dan Tetua para monyet. Tokoh pada teks B ialah Orong, Kode,
monyet betina, dan para monyet. Tokoh pada teks C ialah Orong, Kode, monyet betina, dan para monyet. Tokoh pada teks D ialah Orong, Kode, Raja, dan para
monyet. Selain perbedaan pada tokohpenokohan terdapat pula pada setting atau latar. Terdapat dua jenis latar pada dongeng OAK yaitu latar tempat dan waktu.
Pada latar tempat dan waktu pada teks A ialah di sebuah batu, di atas pohon, pulau Dima, tengah laut, dan beberapa hari kemudian. Latar tempat dan waktu
teks B ialah di hutan, di sebuah batu, pulau seberang, pulau Komodo, tengah laut, dan pagi. Latar tempat dan waktu pada teks C ialah dibawah pohon, di pinggir
sungai, dan pulau seberang. Latar tempat dan waktu pada teks D ialah pulau Dima, sungai, di tengah laut, dan berbulan-bulan.
Persamaan struktur antarvarian dongeng OAK ialah tema, alur, dan sudut pandang. Tema dari keempat varian ialah pembalasan dendam. Alur dari keempat
varian ialah alur maju, sedangkan sudut pandang keempat varian tersebut ialah sudut pandang orang ketiga.