Kewirausahaan Pengaruh pelaksanaan kurikulum 2004 bidang studi ekonomi, profesionalitas guru bidang studi ekonomi, dan kultur keluarga terhadap jiwa kewirausahaan siswa : studi kasus pada siswa-siswi di tiga SMA Negeri dan tiga SMA swasta di Kabupaten Sle

Pada tingkat keluarga, dimensi power distance mencakup indikator antara lain : kepatuhanrasa hormat terhadap orang tua atau terhadap anggota keluarga lain yang lebih tua ataupun ketergantungan pada orang tua. Dimensi kolektivitas versus individualitas mencakup indikator antara lain: kebebasan untuk menyatakan pendapat, loyalitas kepada anggota keluarga lain, kebebasan untuk mandiri, keterikatan sosial satu sama lain dalam keluarga, kebutuhan untuk berkomunikasi, perasaan yang muncul atas pelanggaran suatu aturan atau norma tertentu. Dimensi feminitas versus maskulinitas mencakup indikator antara lain: dominasi penetapan aturan dalam keluarga, perhatian kepada anggota keluarga yang lebih kuat, dan hasrat untuk kuat. Sedangkan dimensi penghindaran atas ketidakpastian mencakup indikator yang meliputi: tingkat kecemasan menghadapi kondisi ketidakpastian, perasaan terhadap situasi ketidakpastian, serta kondisi ketattidaknya pengaturan atas hal baik dan tidak baik.

D. Kewirausahaan

1. Pengertian kewirausahaan

Istilah kewirausahaan berasal dari bahasa Perancis “entreprendre” dan bahasa Jerman “unternehmen”. Keduanya memiliki arti “to undertake” Anderson, 2002. Arti dari kewirausahaan sendiri berarti kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda create new and different melalui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang. Karya dan karsa banyak terdapat pada orang- orang yang berfikir kreatif dan inovatif. Proses kreatif dan inovatif biasanya diawali dengan memunculkan ide-ide dan pemikiran- pemikiran baru untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Sedangkan dalam organisasi perusahaan, proses kreatif dan inovatif dilakukan melalui kegiatan penelitian dan pengembangan research and development untuk meraih pasar. Jadi kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda, melalui : 1 pengembangan teknologi baru, 2 penemuan pengetahuan ilmiah yang baru, 3 perbaikan produk barang dan jasa yang ada, 4 penemuan cara-cara yang baru untuk menghasilkan barang lebih banyak dengan sumber daya yang lebih efisien. Kreatifitas sendiri berarti kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dengan cara-cara baru dalam pemecahan masalah dan menemukan peluang thinking new thing. Sedangkan inovasi berarti kemampuan untuk menerapkan kreatifitas dalam rangka pemecahan masalah dan menemukan peluang doing new think. Jadi kreatifitas adalah kemampuan untuk memikirkan sesuatu yang baru dan berbeda, sedangkan inovasi merupakan kemampuan untuk melakukan sesuatu yang baru dan berbeda. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Secara epistimologi, kewirausahaan merupakan nilai yang diperlukan untuk memulai usaha star-up phase atau suatu proses dalam mengerjakan suatu yang baru creative dan sesuatu yang berbeda innovative. Dalam konteks manajemen, seorang intrepreneur umumnya memiliki kemampuan menggunakan sumber daya seperti finansial, bahan mentah materials, dan tenaga kerja untuk menghasilkan suatu produk baru, bisnis baru, proses produksi, ataupun pengembangan organisasi usaha Marzuki Usman, 1997; Suryana, 2001:11. Menurut Drucker 1994; Suryana 2001:10, kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang berbeda ability to create the new and different thing. Bygrave 1995 menambahkan bahwa kemampuan tidaklah cukup, tetapi seseorang harus berani mengembangkan usaha dan ide-ide barunya. Proses yang dimaksud Bygrave 1995 meliputi semua fungsi aktivitas, dan tindakan yang berhubungan dengan perolehan pelanggan dan penciptaan organisasi usaha. Karenanya syarat berwirausaha, sebagaimana dikemukakan Meredith 1996:9; Suryana 2001:12, adalah harus memiliki kemampuan untuk menemukan dan mengevaluasi peluang, mengumpulkan sumber daya yang diperlukan dan bertindak untuk memperoleh keuntungan dari peluang-peluang itu. Dengan demikian, esensi kewirausahaan dalam konteks ini adalah menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses kombinasi antara sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda agar dapat bersaing. Cara-cara tersebut menurut PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Zimmermer 1996:51; Suryana 2001:12 mencakup teknologi, pengetahuan baru, produk dan jasa yang sudah ada, dan penemuan cara- cara yang berbeda untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih banyak dengan sumber daya yang lebih efektif.

2. Karakteristik kewirausahaan

Karakteristik kewirausahaan dikemukakan oleh berbagai pihak secara beragam. Meredith 1996:9; Suryana 2001:12 menyatakan bahwa berwirausaha berarti memadukan watak pribadi, keuangan, dan sumber daya. Oleh sebab itu, berwirausaha merupakan suatu pekerjaan atau karier dimana seseorang dalam menjalankannya memiki ciri-ciri : 1 kepribadian, ketidaktergantungan, individualitas, dan optimisme; 2 kebutuhan. Dalam kewirausahaan, ada dua 2 sistem nilai yang menonjol yaitu sistem nilai primer pragmetrik dan sistem nilai moralistik. Sistem nilai primer pragmetrik dapat dilihat dari watak, jiwa dan perilakunya, misalnya kerja keras, tegas, mengutamakan prestasi, dan lain-lain. Sementara , sistem nilai moralistik mencakup keyakinan atau percaya diri, kehormatan, kepercayaan, kerjasama, keteladanan, dan keutamaan. Masing-masing karakteristik kewirausahaan memiliki makna yang disebut nilai Rockeach, 1973:4 Suryana, 2001:19. Konsep nilai dibedakan sebagai berikut : 1 person has a value; dan 2 an object has value. Konsep pertama menyatakan bahwa nilai yang dianut seseorang dijadikan sebagai ukuran baku bagi persepsinya terhadap dunia luar. Oleh sebab itu, watak yang melekat pada diri wirausaha akan menjadi ciri-ciri kewirausahaan yang dapat dipandang sebagai sistem nilai kewirausahaan. Nilai-nilai kewirausahaan tersebut identik dengan nilai yang melekat pada sistem nilai manajer. Steinhoff dan John Burges 1993:38 mengemukakan beberapa karakteristik yang diperlukan untuk menjadi wirausaha yang berhasil meliputi : 1. Memiliki tujuan dan visi yang jelas. 2. Bersedia menanggung resiko uang dan waktu. 3. Berencana, mengorganisasi. 4. Kerja keras sesuai dengan tingakat kepentingan. 5. Mengembangkan hubungan dengan pelanggan, pemasok, pekerja, dan lain-lain. 6. Bertanggung jawab terhadap keberhasilan dan kegagalan. Beberapa ciri-ciri kewirausahaan yang dikemukakan oleh Vernon A. Musselum 1998:150; Wasty Sumanto 1989; Geoffey Meredith 1989:5 dalam bentuk ciri-ciri sebagai berikut : 1. Keinginan yang kuat untuk berdiri sendiri. 2. Kemauan untuk mengambil resiko. 3. Kemampuan untuk belajar dari pengalaman. 4. Memotivasi diri sendiri. 5. Semangat untuk bersaing. 6. Orientasi pada kerja keras. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. Percaya pada diri sendiri. 8. Doronagn untuk berprestasi. 9. Tingkat energi yang tinggi. 10. Tegas. 11. Yakin dan percaya pada kemampuan diri sendiri. 12. Tidak suka uluran tangan dari pemerintah atau pihak lain di masyarakat. 13. Tidak bergantung pada alam dan berusaha untuk tidak menyerah pada alam. 14. Kepemimpinan. 15. Keorisinilan. 16. Berorientasi pada masa depan dan penuh gagasan. Dalam mencapai keberhasilannya, seorang wirausaha memiliki ciri-ciri tertentu pula. Dalam “Enterpreneurship and Small Enterprise Development Report” 1989 yang dikutip oleh M. Scarborough dan Thomas Zimmerer 1993:5 dikemukakan beberapa karakteristik kewirausahaan yang berhasil diantaranya memiliki beberapa ciri-ciri sebagai berikut : 1. Proaktif, yaitu berinisiatif dan tegas assertive. 2. Berorientasi pada prestasi yang tercermin dalam pandangan dan bertindak sees and acts terhadap peluang, orientasi efisiensi, mengutamakan kualitas kerja, berencana, dan mengutamakan monitoring. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. Komitmen kepada orang lain, misalnya : dalam mengadakan kontrak dan hubungan bisnis. Sedangkan menurut pandangan Timmons dan McClelland 1961, Thomas F. Zimmerer 1996:6-8, Suryana, 2001:16-17 tentang karakteristik sikap dan perilaku kewirausahaan yang berhasil adalah sebagai berikut : 1. Memiliki komitmen dan tekad yang bulat untuk mencurahkan semua perhatiannya pada usaha. 2. Memiliki rasa tanggung jawab. 3. Selalu berambisi untuk mencari peluang. 4. Tahan terhadap resiko dan ketidakpastian. 5. Percaya diri. 6. Berdaya cipta dan luwes. 7. Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk mengetahui hasil dari apa yang dikerjakannya. 8. Memiliki tingkat energi yang tinggi. 9. Memiliki dorongan untuk selalu unggul. 10. Berorientasi pada masa yang akan datang. 11. Selalu belajar dari kegagalan. 12. Kemampuan dalam kepemimpinan. Dalam kewirausahaan ada 2 sistem nilai yang menonjol. Sistem nilai primer pragmatik dan sistem nilai moralistik. Sistem nilai primer pragmatik dapat dilihat dari watak, jiwa dan perilakunya, misalnya : selalu kerja keras, tegas, mengutamakan prestasi, keberanian mengambil resiko, produktivitas, kreativitas, inovatif, kualitas kerja, komitmen, dan kemampuan mencari peluang. Sementara sistem nilai moralistik mencakup keyakinan atau percaya diri, kehormatan, kepercayaan, kerja sama, keteladanan, dan keutamaan.

E. Kerangka Teoretik

Dokumen yang terkait

Pengaruh mutu mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa bidang ekonomi di SMA Negeri 14 Tangerang

15 165 84

Faktor-Faktor Demografi Guru yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa pada Bidang studi Ekonomi di sMA Negeri Kota Pariaman.

0 0 6

Pengaruh pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004 bidang bidang keahlian bisnis dan manajemen, kompetensi guru dan kultur keluarga terhadap jiwa kewirausahaan siswa : studi kasus siswa-siswi kelas II jurusan penjualan SMK Negeri 1 Jl. Kemetiran Kidul no. 35 Y

0 1 179

Pengaruh status sosial ekonomi orang tua, kultur keluarga terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha : studi kasus pada siswa-siswi SMK kelas III jurusan penjualan di Kabupaten Bantul.

0 0 204

Pengaruh penerapan kurikulum 2004 bidang studi ekonomi, profesionalitas guru, dan kultur keluarga terhadap jiwa kewirausahaan siswa : studi kasus bidang studi ekonomi pada siswa-siswi pada tiga SMA negeri dan tiga SMA swasta di Kabupaten Bantul.

0 0 231

KINERJA GURU EKONOMI SMA NEGERI DI KABUPATEN SLEMAN DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN KURIKULUM 2013.

0 0 172

EVALUASI PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SMA NEGERI DI KABUPATEN SLEMAN.

1 9 247

ANALISIS KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR GURU BIDANG STUDI EKONOMI KELAS X DI SMA SWASTA WALISONGO PONTIANAK

0 0 10

Pengaruh pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004 bidang bidang keahlian bisnis dan manajemen, kompetensi guru dan kultur keluarga terhadap jiwa kewirausahaan siswa : studi kasus siswa-siswi kelas II jurusan penjualan SMK Negeri 1 Jl. Kemetiran Kidul no. 35 Y

0 0 177

PENGARUH PELAKSANAAN KURIKULUM 2004 BIDANG STUDI EKONOMI, PROFESIONALITAS GURU BIDANG STUDI EKONOMI, DAN KULTUR KELUARGA TERHADAP JIWA KEWIRAUSAHAAN SISWA

0 1 224