Pada tingkat keluarga, dimensi power distance mencakup indikator antara lain : kepatuhanrasa hormat terhadap orang tua atau terhadap
anggota keluarga lain yang lebih tua ataupun ketergantungan pada orang tua. Dimensi kolektivitas versus individualitas mencakup indikator antara
lain: kebebasan untuk menyatakan pendapat, loyalitas kepada anggota keluarga lain, kebebasan untuk mandiri, keterikatan sosial satu sama lain
dalam keluarga, kebutuhan untuk berkomunikasi, perasaan yang muncul atas pelanggaran suatu aturan atau norma tertentu. Dimensi feminitas
versus maskulinitas mencakup indikator antara lain: dominasi penetapan aturan dalam keluarga, perhatian kepada anggota keluarga yang lebih
kuat, dan hasrat untuk kuat. Sedangkan dimensi penghindaran atas ketidakpastian mencakup indikator yang meliputi: tingkat kecemasan
menghadapi kondisi ketidakpastian, perasaan terhadap situasi ketidakpastian, serta kondisi ketattidaknya pengaturan atas hal baik dan
tidak baik.
D. Kewirausahaan
1. Pengertian kewirausahaan
Istilah kewirausahaan berasal dari bahasa Perancis “entreprendre” dan bahasa Jerman “unternehmen”. Keduanya memiliki arti “to
undertake” Anderson, 2002. Arti dari kewirausahaan sendiri berarti kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber
daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda create new and different melalui berpikir kreatif dan bertindak inovatif
untuk menciptakan peluang. Karya dan karsa banyak terdapat pada orang- orang yang berfikir kreatif dan inovatif. Proses kreatif dan
inovatif biasanya diawali dengan memunculkan ide-ide dan pemikiran- pemikiran baru untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
Sedangkan dalam organisasi perusahaan, proses kreatif dan inovatif dilakukan melalui kegiatan penelitian dan pengembangan research and
development untuk meraih pasar. Jadi kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam
menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda, melalui : 1 pengembangan
teknologi baru, 2 penemuan pengetahuan ilmiah yang baru, 3 perbaikan produk barang dan jasa yang ada, 4 penemuan cara-cara yang
baru untuk menghasilkan barang lebih banyak dengan sumber daya yang lebih efisien. Kreatifitas sendiri berarti kemampuan untuk
mengembangkan ide-ide baru dengan cara-cara baru dalam pemecahan masalah dan menemukan peluang thinking new thing. Sedangkan
inovasi berarti kemampuan untuk menerapkan kreatifitas dalam rangka pemecahan masalah dan menemukan peluang doing new think. Jadi
kreatifitas adalah kemampuan untuk memikirkan sesuatu yang baru dan berbeda, sedangkan inovasi merupakan kemampuan untuk melakukan
sesuatu yang baru dan berbeda. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Secara epistimologi, kewirausahaan merupakan nilai yang diperlukan untuk memulai usaha star-up phase atau suatu proses dalam
mengerjakan suatu yang baru creative dan sesuatu yang berbeda innovative. Dalam konteks manajemen, seorang intrepreneur umumnya
memiliki kemampuan menggunakan sumber daya seperti finansial, bahan mentah materials, dan tenaga kerja untuk menghasilkan suatu produk
baru, bisnis baru, proses produksi, ataupun pengembangan organisasi usaha Marzuki Usman, 1997; Suryana, 2001:11.
Menurut Drucker 1994; Suryana 2001:10, kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang berbeda ability to
create the new and different thing. Bygrave 1995 menambahkan bahwa kemampuan tidaklah cukup, tetapi seseorang harus berani
mengembangkan usaha dan ide-ide barunya. Proses yang dimaksud Bygrave 1995 meliputi semua fungsi aktivitas, dan tindakan yang
berhubungan dengan perolehan pelanggan dan penciptaan organisasi usaha. Karenanya syarat berwirausaha, sebagaimana dikemukakan
Meredith 1996:9; Suryana 2001:12, adalah harus memiliki kemampuan untuk menemukan dan mengevaluasi peluang,
mengumpulkan sumber daya yang diperlukan dan bertindak untuk memperoleh keuntungan dari peluang-peluang itu. Dengan demikian,
esensi kewirausahaan dalam konteks ini adalah menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses kombinasi antara sumber daya dengan cara-cara
baru dan berbeda agar dapat bersaing. Cara-cara tersebut menurut PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Zimmermer 1996:51; Suryana 2001:12 mencakup teknologi, pengetahuan baru, produk dan jasa yang sudah ada, dan penemuan cara-
cara yang berbeda untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih banyak dengan sumber daya yang lebih efektif.
2. Karakteristik kewirausahaan
Karakteristik kewirausahaan dikemukakan oleh berbagai pihak secara beragam. Meredith 1996:9; Suryana 2001:12 menyatakan
bahwa berwirausaha berarti memadukan watak pribadi, keuangan, dan sumber daya. Oleh sebab itu, berwirausaha merupakan suatu pekerjaan
atau karier dimana seseorang dalam menjalankannya memiki ciri-ciri : 1 kepribadian, ketidaktergantungan, individualitas, dan optimisme; 2
kebutuhan. Dalam kewirausahaan, ada dua 2 sistem nilai yang menonjol
yaitu sistem nilai primer pragmetrik dan sistem nilai moralistik. Sistem nilai primer pragmetrik dapat dilihat dari watak, jiwa dan perilakunya,
misalnya kerja keras, tegas, mengutamakan prestasi, dan lain-lain. Sementara , sistem nilai moralistik mencakup keyakinan atau percaya diri,
kehormatan, kepercayaan, kerjasama, keteladanan, dan keutamaan. Masing-masing karakteristik kewirausahaan memiliki makna yang
disebut nilai Rockeach, 1973:4 Suryana, 2001:19. Konsep nilai dibedakan sebagai berikut : 1 person has a value; dan 2 an object has
value. Konsep pertama menyatakan bahwa nilai yang dianut seseorang dijadikan sebagai ukuran baku bagi persepsinya terhadap dunia luar. Oleh
sebab itu, watak yang melekat pada diri wirausaha akan menjadi ciri-ciri kewirausahaan yang dapat dipandang sebagai sistem nilai kewirausahaan.
Nilai-nilai kewirausahaan tersebut identik dengan nilai yang melekat pada sistem nilai manajer.
Steinhoff dan John Burges 1993:38 mengemukakan beberapa karakteristik yang diperlukan untuk menjadi wirausaha yang berhasil
meliputi : 1.
Memiliki tujuan dan visi yang jelas. 2.
Bersedia menanggung resiko uang dan waktu. 3.
Berencana, mengorganisasi. 4.
Kerja keras sesuai dengan tingakat kepentingan. 5.
Mengembangkan hubungan dengan pelanggan, pemasok, pekerja, dan lain-lain.
6. Bertanggung jawab terhadap keberhasilan dan kegagalan.
Beberapa ciri-ciri kewirausahaan yang dikemukakan oleh Vernon A. Musselum 1998:150; Wasty Sumanto 1989; Geoffey Meredith
1989:5 dalam bentuk ciri-ciri sebagai berikut : 1.
Keinginan yang kuat untuk berdiri sendiri. 2.
Kemauan untuk mengambil resiko. 3.
Kemampuan untuk belajar dari pengalaman. 4.
Memotivasi diri sendiri. 5.
Semangat untuk bersaing. 6.
Orientasi pada kerja keras. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. Percaya pada diri sendiri.
8. Doronagn untuk berprestasi.
9. Tingkat energi yang tinggi.
10. Tegas.
11. Yakin dan percaya pada kemampuan diri sendiri.
12. Tidak suka uluran tangan dari pemerintah atau pihak lain di
masyarakat. 13.
Tidak bergantung pada alam dan berusaha untuk tidak menyerah pada alam.
14. Kepemimpinan.
15. Keorisinilan.
16. Berorientasi pada masa depan dan penuh gagasan.
Dalam mencapai keberhasilannya, seorang wirausaha memiliki ciri-ciri tertentu pula. Dalam “Enterpreneurship and Small Enterprise
Development Report” 1989 yang dikutip oleh M. Scarborough dan Thomas Zimmerer 1993:5 dikemukakan beberapa karakteristik
kewirausahaan yang berhasil diantaranya memiliki beberapa ciri-ciri sebagai berikut :
1. Proaktif, yaitu berinisiatif dan tegas assertive.
2. Berorientasi pada prestasi yang tercermin dalam pandangan dan
bertindak sees and acts terhadap peluang, orientasi efisiensi, mengutamakan kualitas kerja, berencana, dan mengutamakan
monitoring. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Komitmen kepada orang lain, misalnya : dalam mengadakan kontrak
dan hubungan bisnis. Sedangkan menurut pandangan Timmons dan McClelland 1961,
Thomas F. Zimmerer 1996:6-8, Suryana, 2001:16-17 tentang karakteristik sikap dan perilaku kewirausahaan yang berhasil adalah
sebagai berikut : 1.
Memiliki komitmen dan tekad yang bulat untuk mencurahkan semua perhatiannya pada usaha.
2. Memiliki rasa tanggung jawab.
3. Selalu berambisi untuk mencari peluang.
4. Tahan terhadap resiko dan ketidakpastian.
5. Percaya diri.
6. Berdaya cipta dan luwes.
7. Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk mengetahui hasil
dari apa yang dikerjakannya. 8.
Memiliki tingkat energi yang tinggi. 9.
Memiliki dorongan untuk selalu unggul. 10.
Berorientasi pada masa yang akan datang. 11.
Selalu belajar dari kegagalan. 12.
Kemampuan dalam kepemimpinan. Dalam kewirausahaan ada 2 sistem nilai yang menonjol. Sistem
nilai primer pragmatik dan sistem nilai moralistik. Sistem nilai primer pragmatik dapat dilihat dari watak, jiwa dan perilakunya, misalnya : selalu
kerja keras, tegas, mengutamakan prestasi, keberanian mengambil resiko, produktivitas, kreativitas, inovatif, kualitas kerja, komitmen, dan
kemampuan mencari peluang. Sementara sistem nilai moralistik mencakup keyakinan atau percaya diri, kehormatan, kepercayaan, kerja
sama, keteladanan, dan keutamaan.
E. Kerangka Teoretik