Pengertian PAKEM Bimbingan Teknis Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran Berbasis Sekolah

a. Persyaratan minimal kehadiran siswa untuk mengikuti pelajaran dan tugas dari guru; b. Ketentuan mengenai ulangan, remedial, ujian, kenaikan kelas, dan kelulusan; c. Ketentuan mengenai hak siswa untuk menggunakan fasilitas belajar, laboratorium, perpustakaan, penggunaan buku pelajaran, buku referensi, dan buku perpustakaan; d. Ketentuan mengenai layanan konsultasi kepada guru mata pelajaran, wali kelas, dan konselor. 1. Peraturan akademik diputuskan oleh rapat dewan pendidik dan ditetapkan oleh kepala sekolah. UNIT 6 PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN PAKEM

A. Pengertian PAKEM

43 Pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang menekankan keaktifan yang berpusat pada siswa selama proses pembelajaran. Mereka terlibat langsung, baik dalam membangun pemahamannya sendiri maupun dalam menemukan konsepilmu yang dibelajarkan oleh guru melalui kegiatan yang merujuk metode tertentu. Pembelajaran model ini memungkinkan peserta didik berinteraksi secara aktif dengan lingkungan, memanipulasi objek-objek yang ada di dalamnya dan mengamati pengaruh dari manipulasi objek-objek tersebut. Dalam hal ini guru pun terlibat secara aktif, baik dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi proses pembelajarannya. Pembelajaran yang aktif berarti pembelajaran perlu mengaktifkan semua siswa dan guru, baik secara fisik termasuk segenap indera maupun mental, bahkan moral dan spiritual. Misalnya pada proses pembelajaran sebaiknya melibatkan multi indera dalam melakukan percobaan atau eksperimen sederhana, sehingga secara fisik aktif semua indera terlibat, juga berfikir dan menganalisis apa yang sedang dipelajari. PAKEM, sebagai strategi pembelajaran memiliki makna penting dalam membangun kompetensi peserta didik khususnya di SD, antara lain dengan beberapa rasional berikut. Pertama, lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif, memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajari. Kedua, lebih menekankan konsep belajar sambil melakukan sesuatu belajar sambil bekerja. Karena itu guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menadikan proses pembelajaran lebih efektif. Ketiga, lebih sesuai dengan tahap perkembangan siswa yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu kesatuan. Tingkat perkembangan mental anak selalu dimulai dengan tahap berpikir nyata. Dalam kehidupan sehari-hari mereka tidak melihat mata pelajaran berdiri sendiri-sendiri. Mereka melihat objek atau peristiwa yang di dalamnya memuat sejumlah konsepmateri beberapa mata pelajaran. Keempat, proses pemahaman anak terhadap suatu konsep dalam suatu objek sangat bergantungpada pengetahuan yang sudah dimiliki anak sebelumnya. Masing-masing anak selalu membangun sendiri pemahaman terhadap konsep baru. Mereka menjadi ’arsitek’ pembangun gagasan baru, sementara guru dan orang tua berperang sebagai ’fasilitator’ sehingga peristiwa belajar dapat berlangsung. 44 Kelima, memberi peluang siswa untuk mengembangkan tiga ranah sasaran pendidikan secara bersamaan, yaitu ranah sikap jujur, tekun, terbuka terhadap gagasan ilmiah, ranah keterampilan memperoleh, memanfaatkan, memilih informasi, menggunakan alat, bekerja sama dan kepemimpinan, dan ranah kognitif pengetahuan. Keenam, pembelajaran akan lebih bermakna kalau pelajaran yang sudah dipelajari siswa dapat dimanfaatkan untuk mempelajari materi berkutnya Ahmadi, 2011.

B. Konsep dasar