Kerangka Teori Perkawinan Dengan Perempuan Yang Diceraikan Diluar Pengadilan (Studi Kecamatan Ulee Kareng Banda Aceh)

20 mirip, tetapi tidak sama Permasalahannya, adalah penelitian yang dilakukan oleh Muslim Mohd judul Tesis Perceraian di Bawah Tangan di Tinjau dari Hukum Islam dan Undang-undang No. 1 Tahun 1974 Studi di kecamatan Kampar, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau Program Pascasarjana USU Medan tahun 2000 dengan rumusan masalah: a. Apa faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perceraian dibawah tangan di Kecamatan Kampar, Kabupaten Kampar Riau. b. Apakah perceraian dibawah tangan dapat dilakukan oleh suami dan isteri dengan menggunakan bentuk-bentuk perceraian yang ditetapkan dalam hukum Islam. c. Bagaimanakah kedudukan perceraian dibawah tangan ditinjau dari UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Dengan demikian penelitian ini dapat disebut asli dengan asas-asas keilmuan yaitu jujur, rasional dan objektif serta terbuka.

F. Kerangka Teori dan Konsepsi

1. Kerangka Teori

Teori adalah merupakan suatu prinsip yang dibangun dan dikembangkan melalui proses penelitian yang dimaksud untuk memberikan gambaran dan menjelaskan suatu masalah. 32 Menurut Neuman “Teori adalah suatu sistem yang tersusun oleh berbagai abstraksi yang berinterkoneksi satu sama lainnya atau berbagai 32 Ibid, hal. 15. Universitas Sumatera Utara 21 ide yang memadatkan dan mengorganisasi pengetahuan tentang dunia. Ia adalah cara yang ringkas untuk berfikir tentang dunia dan bagaimana dunia itu bekerja.” 33 Dalam kamus besar bahasa Indonesia dijelaskan bahwa pengertian teori adalah: 1. Pendapat yang didasarkan pada penelitian dan penemuan, didukung oleh data dan argumentasi. 2. Penyelidikan eksperiment yang mampu menghasilkan fakta berdasarkan ilmu pasti, logika, metodologi dan argumentasi. 34 Fungsi teori dalam penelitian ini adalah untuk memberikan pedoman dan petunjuk serta menjelaskan gejala yang diamati 35 . Sedangkan kerangka teori adalah kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat teori, mengenai suatu permasalahan yang menjadi dasar perbandingan atau pegangan teoritis. 36 Teori dipergunakan untuk menjelaskan secara teoritis antara variable yang sudah diputuskan untuk ditelitit khususnya hubungan antara variable bebas independent dan variable tak bebas dependent. Telaah teoritis dan temuan penelitian yang relevan berfungsi menjelaskan permasalahan dan menegakkan prediksi dan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitian. 37 Dalam Penelitian ini mengunakan teori keadilan yang dipergunakan sebagai pisau analisis grand 33 W.L Neuman, Social Research Methods, Allyn dan Bacon, London, 2004, cet 6, hal. 20 34 Pusat bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta; Balai Pustaka, 2002 hal. 1177 35 Lexy Moleog, Metodologi Penelitian Kuantitatif Bandung; Remaa Rosdakarya, 2002 hal. 35 36 M. Soly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitian Bandung; Mander Man, 1994 hal. 80 37 Agusri Pasaribu, Metodolodi Nomotetik dan Idiografi serta Triangalasi Medan: Perpustakaan USU, 1998 hal. 7 Universitas Sumatera Utara 22 theory penelitian ini juga akan didukung dengan teori maslahat mursalah serta teori positif dan teori kepastian hukum. Teori-teori ini mempunyai nilai sangat penting dalam memecahkan masalah dan mempunyai keterkaitan satu sama lainnya. Teori Keadilan diposisikan sebagai keadaan yang hendak diwujudkan oleh hukum. Upaya untuk mewujudkan keadilan dalam hukum tersebut merupakan proses yang dinamis yang memakan banyak waktu. Upaya ini seringkali juga didominasi oleh kekuatan-kekuatan yang bertarung dalam kerangka umum tatanan politik untuk mengaktualisasikannya. Yang kemudian oleh John Rawls yang hidup pada awal abad 21 lebih menekankan pada keadilan sosial, 38 Rawls melihat kepentingan utama keadilan adalah: 1. Jaminan stabilitas hidup manusia, dan; 2. Keseimbangan kehidupan pribadi dan kehidupan bersama. Carl Joachim Friedrich mengatakan, Teori Keadilan dalam Pandangan- pandangan Aristoteles tentang keadilan bisa kita dapatkan dalam karyanya nichomachean ethics, politics, dan rethoric. Lebih khususnya, dalam buku nicomachean ethics, buku itu sepenuhnya ditujukan bagi keadilan, yang, berdasarkan filsafat umum Aristoteles, mesti dianggap sebagai inti dari filsafat hukumnya, “karena hukum hanya bisa ditetapkan dalam kaitannya dengan keadilan. 39 38 John Rawls, Modern Jurisprudensi, Kuala Lumpur: Internasional Law Book Review, 1994 hal, 278 39 Carl Joachim Friedrich, Filsafat Hukum Perspektif Historis, Bandung: Nuansa dan Nusamedia, 2004, hal 239. Universitas Sumatera Utara 23 Dalam hal ini penulis mencoba membedakan keadilan menjadi jenis keadilan distributif dan keadilan korektif. Yang pertama berlaku dalam hukum publik, yang kedua dalam hukum perdata dan pidana. Keadilan distributif dan korektif sama-sama rentan terhadap problema kesamaan atau kesetaraan dan hanya bisa dipahami dalam kerangkanya. Dalam wilayah keadilan distributif, hal yang penting ialah bahwa imbalan yang sama-rata diberikan atas pencapaian yang sama rata. Sesungguhnya, konsep bimbingan natural atau universal membuktikan tanggung jawab manusia dalam mengembangkan pengertian tajam persepsi moral dan spiritual serta motivasi, yang akan membawa kepada penegakan keadilan di muka bumi. bahwa Al-Quran menganggap manusia seluruhnya sebagai satu bangsa berhubung dengan bimbingan unuversal sebelum bimbingan khusus melalui para Nabi diturunkan: Manusia itu adalah umat yang satu. setelah timbul perselisihan, maka Allah mengutus Para Nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. tidaklah berselisih tentang kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus. Al-Baqarah: 213. Para sarjana seringkali menyamakan keadilan Ilahiah dengan keadilan natural, tetapi, tidak seperti pakar-pakar hukum natural yang memperhatikan hubungan keadilan dengan masyarakat, faqih-faqih memusatkan usaha mereka pada konsep keadilan dalam kaitannya dengan kehendak Tuhan dan menghubungkannya dengan nasib manusia. Alim-alim tersebut berpendapat bahwa keadilan Ilahiah merupakan Universitas Sumatera Utara 24 tujuan akhir dari wahyu islam, yang diungkapkan dalam bentuk awalnya dalam hukum-hukum islam yang suci syari`ah. 40 Teori keadilan dalam Islam pertama kali didiskusikan sebagai persoalan teologi tentang keadilan ilahiyah yang melahirkan dua mazhab yaitu: mu`tazilah dan asy`ariyah. Mu`tazilah menyatakan bahwa manusia, sebagai yang bebas, bertanggung jawab di hadapan Allah yang adil. Baik dan buruk merupakan kategori-kategori rasional yang dapat diketahui melalui nalar. 41 Disamping teori keadilan diatas, juga digunakan Teori Maslahat Mursalah yaitu: maslahat yang secara ekplisit tidak ada satu dalil pun baik yang mengakuinya ataupun yang menolaknya, Teori Maslahat Mursalah ini sejalan dengan syara yang dapat di jadikan pijakan dalam mewujudkan kebaikan yang dibutuhkan manusia serta terhindar dari kemudratan. Maslahat Mursalah yang dimaksud dalam teori ini adalah maslahat dhawriyah yaitu maslahat yang menjadi dasar tegaknya kehidupan asasi manusia baik yang berkaitan dengan agamakeyakinan, maupun dunia. Jika ia luput dari kehidupan manusia maka rusaklah tatanan kehidupan manusia itu sendiri. Yang termasuk dalam kategori maslahat dharuwiyah adalah terjamin dan terpelihara; agama, akal, keturunan, harta dan jiwa. 42 Akibat putusnya perkawinan karena perceraian, Pasal 41 Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 tahun 1974 menyebutkan bahwa : 40 Ibid, hal, 34 41 Ibid, hal, 41 42 Muhammad Abu Zahra, ibn Taymiyah, Hayatutu wa Asrintiv Wa Ara, Uhu Wafiquhu, Mesir Al-Fiqh Al –Islam, … , hal. 495 Universitas Sumatera Utara 25 1. Baik ibu atau bapak tetap berkewajiban memelihara dan mendidik anak- anaknya, semata-mata berdasarkan kepentingan anak, bilamana ada perselisihan mengenai penguasaan anak Pengadilan memberi keputusannya. 2. Bapak yang bertanggungjawab atas semua biaya pemeliharaan dan pendidikan yang diperlukan anak, dan bila ternyata dalam kenyataannya bapak tidak dapat memenuhi kewajiban tersebut, maka Pengadilan dapat menentukan bahwa ibu ikut memikul kewajiban tersebut. 3. Pengadilan dapat mewajibkan kepada bekas suami untuk memberikan biaya penghidupan danatau menentukan suatu kewajiban bagi bekas istri. Digunakan pula teori positif dalam penulisan ini juga, yaitu sebagaimana yang dipelopori oleh Jhon Austin. Hukum itu sebagai a command of the law giver perintah dari pembentuk hidup terhadap atau penguasa yaitu suatu perintah mereka yang memegang kekuasaan tertinggi atau yang memegang kedaulatan, hukum dianggap sebagai suatu system yang logis, tetap dan bersifat tertutup closed logical system. Hukum secara tegas dipisahkan dari moral dan keadilan tidak didasarkan pada penilailan baik buruk. 43 yang dinamakannya sebagai hukum mengandung di dalamnya suatu perintah, sanksi kewajiban dan kedaulatan. Sedangkan Teori Kepastian Hukum di Indonesia sebagai negara yang berlandaskan hukum sedang mengalami masa transisi, yaitu sedang terjadi perubahan nilai-nilai dalan masyarakat dari nilai-nilai yang bersifat tradisional ke nilai-nilai yang modern. 44 Namun, masih terjadi persoalan nilai-nilai manakah yang hendak ditinggalkan dan nilai-nilai baru yang akan menggantikannya. Sudah barang tentu dalam proses perubahan ini akan banyak dihadapi hambatan-hambatan yang kadang- 43 Lili Rasyidi dan Ina Thania Rasyidi, Pengantar Filsafat Hukum Bandung; Mander Majak, 2002, hal. 55 44 Lili Rasjidi Ira Thania Rasjid, Dasar-Dasar Filsafat Hukum dan Teori Hukum, Citra Aditya, hal 80 -81 dalam Tentang bagaimanakah hubungan hukum dengan nilai-nilai sosial budaya masyarakat indonesia, Soejarno Soekanto menjelaskannya pada pengantar Sosiologi Hukum, Op. Cit, hal. 20 Universitas Sumatera Utara 26 kadang akan menimbulkan keresahan-keresahan maupun kegoncangan di dalam masyarakat. Mochtar Kusumaatmadja misalnya, mengemukakan beberapa hambatan utama seperti jika yang akan diubah itu identik dengan kepribadian nasional, sikap golongan intelektual dan pimpinan masyarakat yang tidak mempraktekkan nilai-nilai yang dianjurkan di samping sifat heterogenitas bangsa Indonesia, yang baik tingkat kemajuannya, agama serta bahasanya berbeda satu dengan yang lainnya. 45 Menurut Roscoe Pound salah seorang pendukung Socialogical Jurisprudence mengatakan, hukum dapat berfungsi sebagai alat merekayasa masyarakat law as a tool of social engineering, tidak hanya sekedar melestarikan status quo. 46 Kepastian hukum mengandung dua pengertian, pertama adanya aturan yang bersifat umum membuat individu mengetahui perbuatan apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan, dan kedua, berupa keamanan hukum bagi individu dari kesewenangan pemerintah karena dengan adanya aturan yang bersifat umum itu individu dapat mengetahui apa saja yang boleh dibebankan atau dilakukan oleh negara terhadap individu. Kepastian hukum bukan hanya berupa pasal-pasal dalam Undang-undang, melainkan juga adanya konsistensi dalam putusan hakim untuk kasus serupa yang telah diputus. 47 Kepastian hukum adalah merupakan perlindungan 45 Kuntjaraningrat, Pergeseran Nilai-nilai Budaya dalam Masa Transisi termuat dalam Simposium Kesadaran Hukum Masyarakat dalam Masa Transisi, Badan Pembinaan Hukum Nasional, Binacipta, 2009, hal 25 46 Darji Darmodiharjo dan Shidarta, Pokok-Pokok Filsafat Hukum, Apa dan Bagaimana Filsafat Hukum Indonesia, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2004, hal. 197 47 Peter Mahmud Marzuki, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008, hal. 158. Universitas Sumatera Utara 27 yustisiabel terhadap tindakan sewenang-wenang, yang berarti bahwa seseorang akan dapat memperoleh sesuatu yang diharapkan dalam keadaan tertentu. 48 Menurut Scheltema, adanya unsur-unsur dalam kepastian hukum, meliputi: 1. Asas legalitas; 2. Adanya undang-undang yang mengatur tindakan yang berwenang sedemikian rupa, sehingga warga dapat mengetahui apa yang diharapkan; 3. Undang-undang tidak boleh berlaku surut; 4. Pengadilan yang bebas dari pengaruh kekuasaan yang lain. 49

2. Konsepsi