Memilih Antara Fakta dan Pendapat

99 Kualitas Pendidikan di Indonesia karena itu, laporan penilaian untuk siswa dan orang tua diusahakan selengkap mungkin sehingga dapat memberikan informasi yang lengkap dari segi kognitif, psikomotorik, dan afektif. Informasi dari segi kognitif, jelasnya diperoleh dari sistem penyelenggaraan yang digunakan untuk mata pelajaran sesuai dengan tuntutan kompetensi, sedangkan ranah afektif dapat melalui kuisioner dan pengamatan. Menurut Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Disdikpora Solo, Drs. H. Kuswanto, M.M., bahwa informasi hasil belajar tersebut dapat dimanfaatkan siswa untuk mengetahui kemajuan hasil belajar, mengetahui teori yang belum dikuasai, sekaligus memotivasi mereka untuk belajar lebih baik, serta memperbaiki strategi belajar. Ia mencontohkan dengan melihat rapor. Hendaknya orang tua melihat anak dan prestasi rata-rata kelas. Nilai tersebut menunjukkan posisi siswa di kelas. Bila ternyata di bawah rata-rata kelas, ia menganjurkan sedapat mungkin mencari penyebab dan solusinya. Hal seperti itulah yang menurut Kuswanto belum dipahami sebagian orang tua. Sedangkan bagi guru dan sekolah, informasi hasil belajar digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan siswa, baik secara perseorangan maupun klasikal. Hasil penilaian juga dapat untuk mendorong guru mengajar lebih baik, membantu menentukan strategi mengajar yang baik, serta mendorong sekolah memberikan fasilitas. Dikutip seperlunya dari harian Solopos, edisi 7 Agustus 2007

2. Memilih Antara Fakta dan Pendapat

Pemberitaan dalam media cetak sangat beragam jenisnya. Oleh karena itu, ada berita yang ditulis wartawan berdasarkan fakta atau kenyataan yang terjadi di lapangan dan ada juga berita yang ditulis berdasarkan pendapat seseorang. Gambar 6 Suasana di kelas saat berlangsung kegiatan belajar-mengajar. S u m b e r: F o to H a ry a n a Di unduh dari : Bukupaket.com 100 Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program IPA – IPS Baca teks berita dari sebuah koran harian berikut ini Sambil membaca, catat yang termasuk fakta dan pendapat di buku tugas masing-masing dan tukarkan dengan hasil tulisan teman sebangku Presiden Janji Tingkatkan Anggaran Pendidikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berjanji akan memenuhi harapan untuk meningkatkan anggaran pendidikan secara sistematis menuju angka 20 persen dari keseluruhan APBN, sebagaimana diamanatkan UUD hasil amandemen. “Kita akan lakukan peningkatan secara sistematis hingga 20 persen sejalan dengan perbaikan ekonomi dan kemampuan APBN,” katanya. Menurut kepala negara, pihaknya akan meningkatkan anggaran pendidikan secara bertahap sesuai amanat UUD hasil amandemen. Namun, pihaknya juga berharap masyarakat yang mampu untuk memberikan kontribusi terhadap pendidikan. “Saya berharap anggaran pen- didikan menjadi 20 persen dari total APBN. Selain itu, bahan ajar me- miliki metodologi yang bagus tanpa membebani masyarakat, kesejah- teraan guru meningkat, masyarakat miskin dapat melanjutkan pendi- dikan dengan donasi dari mereka yang mampu,” katanya. Yudhoyono menegaskan bahwa masyarakat yang mampu jangan sampai diminta donasi untuk hal yang tidak benar seperti pungli, melainkan untuk donasi pendidikan bagi mereka yang miskin. Menanggapi pernyataan Presiden, Rektor Unair Prof. Puruhito mengharapkan pemerintah merumuskan UU Keuangan yang di dalamnya mengatur kewajiban bagi kalangan swasta untuk membantu dunia pendidikan. Dalam sambutan pengantar, Presiden Yudhoyono mengharapkan Unair agar meningkatkan kualitas pendidikan agar suatu saat ada salah satu universitas di Indonesia masuk peringkat 100 universitas terbaik di Asia atau peringkat 500 universitas terbaik di dunia. Dikutip seperlunya dari harian Solopos, 11 November 2006 Gambar 7 Presiden SBY sedang berpidato. S u m b e r: T e m p o , 1 -7 N o v 2 4 Di unduh dari : Bukupaket.com 101 Kualitas Pendidikan di Indonesia Pelatihan

3. Mengomentari Isi Berita