Tingkatan Partisipasi Masyarakat Konsep Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Pembangunan

Kemudian, dengan mengutip beberapa pendapat ahli barat menurut Ndraha dalam Huraerah 2008:96 menyimpulkan, partisipasi masyarakat meliputi kegiatan sebagai berikut: a. Partisipasi dalam melalui kontak dengan pihak lain contac change sebagai satu diantara titik awal perubahan sosial. b. Partisipasi dalam memperhatikan menyerap dan memberi tanggapan terhadap informasi, baik dalam arti menerima menaati, menerima dengan syarat, maupun dalam arti menolaknya. c. Partisipasi dalam perencanaan pembangunan, termasuk pengambilan keputusan penetapan rencana. d. Partisipasi dalam pelaksanaan operasional pembangunan. e. Partisipasi dalam menerima, memelihara, dan mengembangkan hasil pembangunan participation in benefit. f. Partisipasi dalam menilai hasil pembangunan. Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa partisipasi adalah bentuk kesadaran untuk membantu mewujudkan tujuan yang telah direncanakan. Partisipasi bukan hanya dalam pelaksanaan saja tetapi meliputi kegiatan pengambilan keputusan, penyusunan program, dan menikmati hasil dari pelaksanaan program tersebut.

b. Tingkatan Partisipasi Masyarakat

Konsep partisipasi dalam perkembangannya memiliki makna yang luas dan memiliki arti yang berbeda – beda, bahkan apapun yang disebut partisipasi, Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber maka memudahkan memaknainya dapat digunakan tingkatan partisipasi. Menurut Asia Development Bank ADB seperti yang dikutip Soegijoko dalam Huraerah 2008 : 100-102 , tingkatan partisipasi dari yang terendah sampai tertinggi sebagai berikut : 1. Berbagai informasi bersama sosialisasi 2. Pemerintah yang menyebarluaskan informasi tentang program yang akan direncanakan atau sekedar memberikan informasi mengenai keputusan yang dibuat dan mengajak warga untuk melaksanakan keputusan tersebut. 3. Konsultasi mendapatkan umpan balik Pemerintah meminta saran dan kritik dari masyarakat sebelum sesuatu keputusan ditetapkan. 4. Kolaborasi membuat keputusan bersama Masyarakat bukan sebagai penggagas kolaborasi, tetapi masyarakat dilibatkan untuk merancang dan mengambil keputusan bersama, sehingga peran masyarakat secara signifikan dapat mempengaruhi hasil atau keputusan. 5. Pemberdayaan kendali Masyarakat memiliki kekuasaan dalam mengawasi secara langsung keputusan yang telah diambil dalam menolak pelaksanaan keputusan yang bertentangan dengan tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan prosedur dan indicator kinerja yang mereka tetapkan bersama. Dari ketiga tahapan partisipasi tersebut, partisipasi inisiasi mempunyai kadar yang lebih tinggi dibandingkan partisipasi legitimasi dan eksekusi. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber Masyarakat tidak hanya sekedar menjadi objek pembangunan saja, tetapi bisa menentukan dan mengusulkan segala sesuatu rencana yang akan dilaksanakan.

C. Kerangka Berfikir

Berdasarkan landasan teori di atas, penelitian ini mengoperasikan satu macam variabel yaitu tingkat partisipasi masyarakat dalam mewujudkan program kawasan tanpa rokok. Yang dimaksud kawasan tanpa rokok adalah setiap orang yang berada dalam kawasan tanpa rokok dilarang melakukan kegiatan memproduksimembuat rokok, menjual rokok, menyelenggarakan iklan rokok, mempromosikan rokok, menggunakan rokok. Sedangkan kawsan terbatas merokok adalah setiap orang yang berada dikawasan terbatas merokok kecuali di tempat khusus yang disediakan untuk merokok. Dalam penelitian ini yang diukur oleh penulis adalah tingkat partisipasi masyarakat dalam mewujudkan kawasan tanpa rokok, maka peneliti mengelompokkan atau mengkategorikan tingkat partisipasi dari variabel berskala ordinal dengan kategori : 1. Tidak berpartsipasi, 2. Tingkat partisipasi sangat rendah, 3. Tingkat partisipasi rendah, 4. Tingkat partisipasi sedang, 5. Tingkat partisipasi tinggi, 6. Tingkat partisipasi sangat tinggi. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber

Dokumen yang terkait

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG KAWASAN TANPA ASAP ROKOK DAN KAWASAN TERTIB ROKOK DI KOTA PADANG PANJANG.

0 0 12

GAYA HIDUP MAHASISWA UPN “VETERAN” JAWA TIMUR.

0 0 9

Sikap Mahasiswa UPN Veteran Jatim Pasca Pemberitaan Perda Anti rokok No 5 Mengenai Kawasan Tanpa Rokok dan Kawasan Terbatas Merokok Di Surat Kabar (Studi Deskriptif Sikap Mahasiswa UPN Veteran Jatim Pasca Pemberitaan Perda Anti rokok No 5 Mengenai Kawasan

0 2 80

ASRAMA MAHASISWA UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR DI SURABAYA.

0 1 75

IMPLEMENTASI PERDA KOTA SURABAYA NO 5 TAHUN 2008 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DAN TERBATAS MEROKOK ( Studi tentang kawasan tanpa rokok di kampus UPN “ Veteran “ Jawa Timur ).

1 69 117

Perda No. 02 Thn. 2015

0 0 11

7 83 1 PB

0 0 5

IMPLEMENTASI PERDA KOTA SURABAYA NO 5 TAHUN 2008 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DAN KAWASAN TERBATAS MEROKOK ( Studi tentang KawasanTanpa Rokok di Kampus UPN “ veteran “ Jawa Timur ) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar

0 0 8

Sikap Mahasiswa UPN Veteran Jatim Pasca Pemberitaan Perda Anti rokok No 5 Mengenai Kawasan Tanpa Rokok dan Kawasan Terbatas Merokok Di Surat Kabar (Studi Deskriptif Sikap Mahasiswa UPN Veteran Jatim Pasca Pemberitaan Perda Anti rokok No 5 Mengenai Kawasan

0 0 19

TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MEWUJUDKAN KAWASAN TANPA ROKOK DI UPN “VETERAN” JAWA TIMUR SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN “Veteran” Jawa Timur

0 0 24