TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MEWUJUDKAN KAWASAN TANPA ROKOK DI UPN “VETERAN” JAWA TIMUR.

(1)

TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM

MEWUJUDKAN KAWASAN TANPA ROKOK DI UPN

“VETERAN” JAWA TIMUR

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh

Gelar Sarjana pada FISIP UPN “Veteran” Jawa Timur

Oleh :

RESI WAHYUNI APRILIA NPM : 0741010017

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

SURABAYA 2011


(2)

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MEWUJUDKAN KAWASAN TANPA ROKOK DI UPN “VETERAN” JAWA TIMUR”.

Skripsi ini dibuat dalam rangka memenuhi persyaratan kurikulum pada Program Studi Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Dalam tersusunnya skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Drs. Hartono Hidayat, MSi sebagai dosen pembimbing utama dan Ibu Dra. Sri Wibawani, MSi sebagai dosen pembimbing pendamping yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan kepada penulis.

Disamping itu penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Lukman Arif, MSi selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Negara.

2. Ibu Dra. Diana Hertati, MSi selaku Sekertaris Program Studi Ilmu Administrasi Negara.

3. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Ilmu Administrasi Negara yang telah memberikan bekal dalam proses perkuliahan di Program Studi Ilmu Administrasi Negara Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.


(3)

4. Para staf pegawai UPN “Veteran” Jawa Timur yang telah meluangkan waktunya dan telah membantu penulis untuk mengumpulkan data-data penelitian yang diperlukan.

5. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah banyak membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis sangat menyadari masih ada kekurangan-kekurangan, baik dari segi teknis maupun materiil penyusunannya. Oleh karena itu, penulis senantiasa bersedia dan terbuka dalam menerima saran dan kritik dari semua pihak yang dapat menambah kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga hasil skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surabaya, Juni 2011


(4)

Halaman

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAE TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN... . xiii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Perumusan Masalah... 8

C. Tujuan Penelitian... 9

D. Manfaat Penelitian... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA... 10

A. Penelitian Terdahulu... 10

B. Landasan Teori... 13

1. Konsep Kebijakan Publik... 13

a. Pengertian Kebujakan Publik... 13

b. Peran dan Wewenang Aktor Kebijakan Publik di Indonesia ... 14

2. Konsep Partisipasi... 16

a. Pengertian Partisipasi... 16


(5)

c. Tingkatan Partisipasi... 17

d. Cara Menggerakkan Partsipasi... 17

e. Faktor –faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Partisipasi... 18

3. Konsep Masyarakat... 19

4. Konsep Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Pembangunan ... 20

a. Pengertian Partisipasi Masyarakat... 20

b. Tingkatan Partisipasi Masyarakat... 22

C. Kerangka Berfikir... 24

D. Hipotesis... 26

BAB III METODE PENELITIAN... 27

A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 27

B. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 31

C. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data... 31

D. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 36

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian... 36

1. Sejarah Singkat Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur... 36

2. Letak Kampus Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur... 37 3. Visi dan Misi Universitas Pembangunan Nasional


(6)

“Veteran” Jawa Timur... 37 4. Tujuan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Jawa Timur... 38 5. Struktur Organisasi... 38

a. Struktur Organisasi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur... 40 b. Tugas Pokok dan Fungsi Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur... 41 6. Karakteristik Pegawai Universitas Pegawai Nasional

“Vetaran” Jawa Timur ... 59 a. Karakteristik Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin... 60 b. Karakteristik Pegawai Berdasarkan Pangkat/Golongan... 61 c. Karakteristik Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan.. 62 d. Karakteristik Pegawai Berdasarkan Kelompok Jabatan... 63 e. Karakteristik Mahasiswa Aktif S-1 UPN “Veteran”

Jawa Timur... 64 f. Karakteristik Mahasiswa Aktif Pasca Sarjana UPN

“Veteran” Jawa Timur... 65 7. Kegiatan UPN “Veteran” Jawa Timur... 65 8. Sarana dan Prasarana pendukung Terwujudnya Kawasan

Tanpa Rokok di UPN “Veteran” Jawa Timur... 66 B. Penyajian Data... 66 1. Karakteristik Responden... 67


(7)

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.... 67

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Agama... 68

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 69

d. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Sebagai Perokok... 70

e. Karakteristik Reponden Berdasarkan Status Keberadaan Di Kampus... 70

2. Distribusi Masing – masing Jawaban Indikator... 71

3. Kategori Tingkat Partisipasi Masyarakat di UPN “Veteran” Jawa Timur... 78

C. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis... 79

D. Pembahasan... 81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 89

A. Kesimpulan... 89

B. Saran... 90


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Aktor Kebijakan Publik Di Indonesia... 14 Tabel 3.1 Instrumen Pengukuran Variabel Tingkat Partisipasi

Masyarakat... 29 Tabel 3.2 Tabulasi Kategori Tingkat Partisipasi... 30 Tabel 3.3 Tabel Penolong Frekuensi yang Di Observasi dan Frekuensi yang

Di Harapakan... 34 Tabel 4.1 Karakteristik Pegawai UPN “Veteran” Jawa Timur Berdasarkan

Jenis Kelamin Per April 2010... 60 Tabel 4.2 Karakteristik Pegawai UPN “Veteran” Jawa Timur Berdasarkan

Pangkat/Golongan Per April 2010... 61 Tabel 4.3 Karakteristik Pegawai UPN “Veteran” Jawa Timur Berdasarkan

Tingkat Pendidikan Per April 2010... 62 Tabel 4.4 Karakteristik Pegawai UPN “Veteran” Jawa Timur Berdasarkan

Kelompok Jabatan Per April 2010... 63 Tabel 4.5 Karakteristik Mahasiswa Aktif S-1 Semester Genap

TA 2010/2011... 64 Tabel 4.6 Karakteristik Mahasiswa Aktif Pasca Sarjana Semester Genap

TA 2010/2011... 65 Tabel 4.7 Sarana Prasarana Pendukung Terwujudnya Kawasan Tanpa

Rokok... 66 Tabel 4.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 67


(9)

Tabel 4.9 Karakteristik Responden Berdasarkan Agama... 68 Tabel 4.10Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 69 Tabel 4.11Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Merokok Sebagai

Perokok... . 70 Tabel 4.12Karakteristik Responden Berdasarkan Status Keberadaan... 70 Tabel 4.13Rekapitulasi Jawaban Responden Untuk Pertanyaan No.1 Tentang

Memproduksi Rokok Atau Membuar Rokok Di Dalam Kampus... 71 Tabel 4.14Rekapitulasi Jawaban Responden Untuk Pertanyaan No.2 Tentang

Menjual Rokok Di Kampus... 71 Tabel 4.15Rekapitulasi Jawaban Responden Untuk Pertanyaan No.3 Tentang

Menyelenggarakan Iklan Rokok Di Kampus... 72 Tabel 4.16Rekapitulasi Jawaban Responden Untuk Pertanyaan No.4 Tentang

Mempromosikan Rokok Di Kampus... 72 Tabel 4.17rekapitulasi Jawaban Responden Untuk Pertanyaan No.5 Tentang Menggunakan Atau Menghisap Rokok Dikampus... 73 Tabel 4.18Rekapitulasi Jawaban Responden Untuk Pertanyaan No.6 Tentang Memberikan Sumbangan Pemikiran Terhadap Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok Di Kampus... 73 Tabel 4.19Rekapitulasi Jawaban Responden Untuk Pertanyaan No.7 Tentang Memberikan Pertimbangan Terhadap Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok... 74 Tabel 4.20Rekapitulasi Jawaban Responden Untuk Pertanyaan No.8 Tentang Melakukan Mengadakan Pengadaan Sarana Dan Prasarana Dalam


(10)

Mewujudkan Kawasan Tanpa Rokok Di Kampus ... 74 Tabel 4.21Rekapitulasi Jawaban Responden Untuk Pertanyaan No.9 Tentang Memberikan Bantuan Sarana Dan Prasarana Untuk Mewujudkan Kawasan Tanpa Rokok Di Kampus ... 75 Tabel 4.22Rekapitulasi Jawaban Responden Untuk Pertanyaan No.10 Tentang Memberikan Bimbingan Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok

Di Kampus... 75 Tabel 4.23Rekapitulasi Jawaban Responden Untuk Pertanyaan No.11 Tentang Memberikan Penyuluhan Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok

Di Kampus... 76 Table 4.24Rekapitulasi Jawaban Responden Untuk Pertanyaan No.12 Tentang Menyebarluaskan Informasi Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok

Di Kampus ... 76 Tabel 4.25Rekapitulasi Jawaban Responden Untuk Pertanyaan No.13 Tentang Mengingatkan Setiap Orang Yang Melanggar Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok Di Kampus... 77 Tabel 4.26Rekapitulasi Jawaban Responden Untuk Pertanyaan No.14 Tentang Melaporkan Setiap Orang Yang Melanggar Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok Di Kampus... 77 Tabel 4.27Rekapitulasi Jawaban Responden Untuk Pertanyaan No.15 Tentang Mengetahui Peraturan Daerah Tentang Kawasan Tanpa Rokok


(11)

Tabel 4.28Kategori Tingkat Partisipasi... 78 Tabel 4.29Perhitungan Nilai Chi Kuadrat... 80


(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Kerangka berpikir... 25 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesiner Yang Sudah Di Jawab Responden Lampiran 2 Rekapitulasi Jawaban Responden

Lampiran 3 Nilai Chi Kuadrat Table

Lampiran 4 Tabel Penentuan Jumlah Sampel Dan Populasi Lampiran 5 Dokumentasi Lapangan

Lampiran 6 Contoh Tanda/Petunjuk/Peringatan Dilarang Merokok Lampiran 7 Surat Penelitian UPN “Veteran” Jawa Timur

Lampiran 8 Peraturan Daerah No.5 Tahun 2008 Tentang Kawasan Tanpa Rokok Dan Terbatas Merokok


(14)

RESI WAHYUNI APRILIA, TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MEWUJUDKAN KAWASAN TANPA ROKOK DI UPN “VETERAN” JAWA TIMUR. SKRIPSI 2011.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan satu variabel yaitu variabel tingkat partisipasi. Dalam penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh melalui kuesioner, sedangkan data sekunder diperoleh melalui metode observasi dan dokumentasi. Dengan menggunakan limabelas indikator yaitu : Dilarang memproduksi atau membuat rokok, Dilarang menjual rokok, Dilarang menyelenggarakan iklan rokok, Dilarang mempromosikan rokok , Dilarang menggunakan rokok (menghisap dan menyalakan rokok), Memberikan sumbangan pemikiran terhadap kebijakan kawasan tanpa rokok, Memberikan pertimbangan terhadap kebijakan kawasan tanpa rokok,Melakukan pengadaan sarana dan prasarana dalam mewujudkan kawasan tanpa rokok, Memberikan bantuan berupa sarana dan prasarana dalam mewujudkan kawasan tanpa rokok, Memberikan bimbingan tentang kebijakan kawasan tanpa rokok, Memberikan penyuluhan tentang kebijakan tanpa rokok yang diberlakukan, Menyebarluaskan informasi tentang kebijakan tanpa rokok yang diberlakukan, Mengingatkan setiap orang yang melanggar kebijakan kawasan tanpa rokok, Melaporkan setiap orang yang melanggar kebijakan kawasan tanpa rokok, Mengetahiu peraturan daerah tentang kawasan tanpa rokok yang di berlakukan di area belajar mengajar termasuk kampus.

Berdasarkan fenomena temuan penulis dilapangan pada saat survey yaitu di Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jawa Timur. Ada fakta yang menunjukkan seseorang mahasiswa yang merokok di lobby FISIP.

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini Bagaimanakah tingkat partisipasi masyarakat dalam mewujudkan kawasan tanpa rokok di UPN “ Veteran “ Jawa Timur ?

Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam Mewujudkan Kawasan Tanpa Rokok di UPN “Veteran” Jawa Timur.

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat di UPN “Veteran” Jawa Timur sebanyak 265, dengan menggunakan teknik Random Sampling dalam pengambilan sampel.

Hipotesa dalam penelitian ini adalah sebagai berikut “Terdapat perbedaan tingkat partisipasi masyarakat dalam mewujudkan kawasan tanpa rokok di UPN “Veteran” Jawa Timur”. Untuk mengetahui tingkat perbedaan partisipasi digunakan rumus Chi Kuadrat satu sampel.

Hasil penelitian tentang kategori tingkat partisipasi sangat rendah 3,8%, kategori rendah 63,40%, kategori sedang 26,80%, kategori tinggi 4,5% dan kategori sangat tinggi 1,5%.

Tingkat partisipasi masyarakat dalam mewujudkan Kawasan Tanpa Rokok di UPN “Veteran” Jawa Timur termasuk dalam kategori rendah, hal ini dapat dilihat yang menjawab kategori rendah sebanyak 168 responden atau 63,40% dari sampel. Dan Masih banyak masyarakat di UPN “Veteran” Jawa Timur yang tidak mengetahui adanya


(15)

kampus, yang dinyatakan oleh 54,72% responden menjawab tidak tahu.

Dari analisis data diperoleh harga Chi kuadrat hitung = 350,91 jauh lebih besar dari pada Chi kuadrat tabel untuk tingkat kesalahan 10 % = 7,779, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Chi kuadrat hitung jauh lebih besar dibandingkan Chi kuadrat tabel, yang artinya bahwa ada perbedaan yang signifikan tentang tingkat partisipasi masyarakat dalam mewujudkan kawasan tanpa rokok di UPN “Veteran” Jawa Timur.


(16)

A. Latar Belakang

Sebagai negara yang memiliki kondisi sosial masyarakat yang heterogen sudah barang tentu harus ada rambu – rambu yang mampu mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara agar tidak terjadi gesekan antar kelompok dan saling merugikan satu sama lain. Sebuah Negara demokrasi harus dikelola dengan peraturan dan perundang - undangan untuk menjaga keharmonisan dan kestabilan nasional negara Indonesia.

Pendidikan merupakan hal yang paling penting di dalam penentuan masa depan suatu bangsa dimana pendidikan adalah sebagai suatu alat atau metoda untuk membentuk kepribadian dan karakter bangsa. Sukses tidaknya dunia pendidikan bergantung pada peserta didik, tenaga pendidik dan pemerintah. Disini di tuntut peran pemerintah dalam memperhatikan dunia pendidikan dalam artian pemerintah berusaha meningkatkan mutu pendidikan disekolah dengan mempersiapkan tenaga pendidik yang handal dan fasilitas sekolah yang lengkap dan memadai sehingga tercipta sumber daya manusia yang cerdas sesuai dengan visi misi dunia pendidikan seperti yang tersurat dan tersirat di dalam UUD’45 secara jelas bahwa salah satu tujuan nasional yang dirumuskan oleh para pendiri negeri ini adalah “mencerdaskan kehidupan bangsa”. Makna fundamental yang terkandung dalam pesan tersebut ialah bahwa kekuatan dan kemajuan suatu bangsa terletak dalam kualitas sumber daya manusianya. Kata kunci pengembangan sumber daya manusia ialah "pendidikan" bagi seluruh warga negara yang berlangsung sepanjang hayat sejak dari dalam


(17)

keluarga, di sekolah, dan di dalam kehidupan secara keseluruhan. ( Sumber :

http://rimbaraya.blogspot.com/2004/10/keadaan-pendidikan-indonesia-saat-ini.html

).

Dalam upayanya memajukan pendidikan nasional Indonesia pemerintah juga mengeluarkan kebijakan mengenai kawasan bebas merokok disetiap lembaga pendidikan yang ada, tidak terkecuali Perguruan tinggi swasta maupun negeri. Dengan begitu diharapkan proses belajar-mengajar dapat berjalan secara maksimal tanpa terganggu oleh asap rokok. Dalam hal ini perannya di pegang oleh Dinas Kesehatan.

Indonesia menempati urutan ketiga di dunia dengan jumlah perokok terbanyak setelah China dan India. Berdasarkan data Riskesdas 2010 diketahui sekitar 34,7 persen penduduk Indonesia menjadi perokok aktif yang kebanyakan berpendidikan rendah. Jumah penduduk Indonesia pada tahun 2010 mencapai 237,56 juta, itu ada sekitar 82 juta penduduk yang merokok secara aktif dan kebanyakan ada di pedesaan. Berdasarkan data Riskesdas (Riset kesehatan dasar) 2010 diketahui prevalensi merokok di Indonesia mencapai 34,7 persen dengan jumlah paling tinggi terjadi pada

kelompok usia 25-64 tahun. (Sumber :

http://health.detik.com/read/2011/02/04/170722/1560386/763/82-juta-penduduk-indonesia-jadi-perokok-aktif ).

Pengendalian kegiatan merokok diharapkan akan efektif manakala ada kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk memahami bahaya yang ditimbulkan oleh asap rokok terutama dalam bingkai keberlanjutan masa depan generasi penerus bangsa yang sehat dan smart. Diperlukan adanya keikhlasan dari


(18)

berbagai pihak ketika dalam rangka melaksanakan kewajibannya untuk melindungi sebagian besar warga dari bahaya yang ditimbulkan oleh asap rokok pemerintah harus membentuk kebijakan yang terkesan mengesampingkan hak sebagian warga lainnya untuk menikmati rokok.

Pemerintah memiliki fungsi regulasi khususnya dalam rangka mengendalikan suatu kegiatan yang menyangkut dan berdampak luas pada masyarakat. Menyadari pentingnya perlindungan terhadap bahaya rokok maka perlu disusun suatu bentuk kebijakan yang bentuk dan substansinya memiliki daya laku efektif. Pengendalian kegiatan merokok tidak akan efektif tanpa disertai dengan adanya norma yang akan membebani nestapa/sanksi atas perilaku yang dipandang menyimpang.

Penggunaan rokok semakin dirasakan bahayanya ketika fakta menunjukan bahwa rokok justru membudaya dan menjadi kebutuhan pokok bagi kelompok miskin dan anak-anak. Tidak terkendalinya kebutuhan merokok dikalangan ini seringkali menjadi pemicu terjadinya kekerasan dalam rumah tangga atau kejahatan. Untuk dapat memenuhi hasratnya merokok mereka tidak segan-segan melakukan kejahatan atau kekerasan yang sasarannya tidak saja orang lain tetapi juga anggota keluarganya. Keberadaan rokok pada akhirnya akan lebih dipahami dari sisi negatifnya daripada manfaatnya setelah rokok juga dijadikan sebagai sarana peredaran obat-obatan terlarang. ( sumber : www.goegle.co.id/bahaya-rokok ).

Pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat namun juga harus memperhatikan kesejahteraan para buruh pabrik rokok dan petani tembakau. Oleh karena itu sebagai jalan keluar maka pada tahun 2008 Pemerintah Kota Surabaya telah mengeluarkan perda No 5 tahun 2008


(19)

tentang kawasan tanpa rokok dan kawasan terbatas merokok. Perda ini tidak bermaksud melarang orang untuk merokok hanya saja mengatur supaya orang tidak merokok di sembarang tempat. Apabila berada ditempat umum atau tempat kerja yang termasuk kawasan terbatas merokok, maka seseorang dapat merokok asalkan di tempat khusus merokok yang telah disediakan. Penyediaan tempat khusus morokok wajib dilakukan oleh pimpinan atau penanggungjawab kawasan tersebut.

Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila di gunakan dapat mengakibatkan bahaya kesehatan bagi individu dan masyarakat, oleh karena itu dalam rokok mengandung kurang lebih 4000 bahan kimia dimana 200 diantaranya beracun dan 43 jenis lainnya dapat menyebabkan kanker bagi tubuh sehingga apabila digunakan dapat mengakibatkan bahaya kesehatan tidak saja bagi perokok itu sendiri namun juga bagi orang lain disekitarnya yang bukan perokok. Dengan demikian walaupun merokok merupakan hak dari setiap orang namun hak ini juga mengandung kewajiban adanya penghormatan terhadap hak orang lain untuk memperoleh udara yang sehat dan bersih. ( sumber : www.goegle.co.id/zat-kimia-dalam-rokok ).

Dalam upaya penanggulangan bahaya akibat merokok dan agar implementasinya lebih efektif, efisiensi dan terpadu, di perlukan peraturan daerah kawasan tanpa rokok dan kawasan terbatas merokok yang tercantum pada Peraturan Daerah no. 5 Tahun 2008 yang bertujuan :

a. Melindungi kesehatan dari bahaya akibat merokok b. Membudayakan hidup sehat

c. Menekan perokok pemula d. Melindungi perokok pasif.


(20)

Perda ini juga mengatur tentang lokasi atau tempat – tempat yang dilarang melakukan aktivitas merokok, mempromosikan dan menjual produk rokok. Adapun yang termasuk ke dalam kawasan tanpa rokok seperti yang tersurat pada pasal 2 adalah sarana kesehatan, tempat proses belajar mengajar, arena kegiatan anak, tempata ibadah, dan angkutan umum. Yang dimaksudkan dalam tempat proses belajar mengajar adalah salah satunya terdiri dari akademik, politeknik, Sekolah Tinggi, Institut, adau Universitas.( sumber : peraturan walikota pasal 3 no. 25 tahun 2009 ).

Peraturan kawasan tanpa rokok dan terbatas merokok di buat pada tahun 2008 dan kemudian di sosialisasikan pada tahun 2009 di tiap kampus atau universitas. Kampus merupakan kawasan dimana proses belajar mengajar dilakukan, dapat disimpulkan bahwa semua kampus terikat oleh ketentuan Perda No 5 Tahun 2008. Sebagai sebuah lembaga pendidikan yang akan mencetak para calon pembuat kebijakan tentunya sudah barang tentu menjadi sebuah kewajiban moral bagi semua stakeholder untuk memberikan contoh yang baik kepada masyarakat dalam hal mematuhi aturan terkait kawasan tanpa rokok yang telah ditetapkan oleh pemerintah kota Surabaya. Oleh karena itu pihak kampus sudah melakukan sosialisasi mengenai aturan baru bagi para perokok aktif dengan memasang tanda dilarang merokok di setiap gedung kampus masing – masing fakultas yang ada.

“Surabaya, eHealth. 13 oktober 2010 Perda No. 5 Tahun 2008 Tentang Kawasan Tanpa Rokok dan Kawasan Terbatas Merokok (KTR dan KTM) telah digulirkan sejak 3 tahun silam. Pada tahun 2008 sampai pertengahan tahun 2009 merupakan masa sosialisasi ke masyarakat mengenai pemberlakuan Perda KTR dan KTM. Menginjak pertengahan tahun 2009 sampai selanjutnya merupakan realisasi penegakan Perda yang berupa penindakan kepada pelanggar Perda tersebut. Pada rapat kerja Tim Pemantau KTR dan KTM kali ini akan memfokuskan kepada penindakan terhadap pelanggaran yang terjadi di area kampus/universitas dikarenakan banyaknya pelanggaran yang ditemui di kawasan calon intelektual tersebut. Perwakilan dari CeRCS Zainul mengatakan, setelah melakukan survei


(21)

meliputi 20 area kampus di Surabaya, masih ditemukan banyaknya pelanggaran yang terjadi di lingkungan kaum mahasiswa tersebut. Hampir keseluruhan kampus melanggar Perda KTR dan KTM, mulai dari penjualan, penggunaan sponsor acara, hingga penunjuk jalan yang menggunakan iklan rokok.”(

http://www.surabaya-ehealth.org/berita/rencana-kerja-tim-pemantau-ktr-dan-ktm-kota-surabaya-2010 ).

Berdasarkan fenomena diatas tidak jauh berbeda dengan temuan penulis dilapangan pada saat survey yaitu di Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jawa Timur. Ada fakta yang menunjukkan seseorang mahasiswa yang merokok di lobby FISIP seperti pada gambar di bawah ini.

Lokasi : lobby FISIP

Penulis melakukan melakukan observasi sederhana pada tanggal 12 desember 2010 di lobi fakultas Fisip UPN “ veteran ” Jawa Timur dengan mewawancara salah satu mahasiswa yang bernama danny, yang merupakan perokok aktif dan kebetulan sedang merokok di lingkungan kampus, berikut pernyataan mahasiswa tersebut:

saya ngga tau mbak kalo larangan merokok juga berlaku di semua tempat setahu saya hanya di dalam kampus aja”.

Selain melakukan wawancara langsung kepada mahasiswa peniliti juga menanyakan langsung kepada pihak yang berwenang mengenai hal tersebut untuk memperkuat bukti-bukti dilapangan. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Drs. Ec.


(22)

Patrap Wiprapto, Ms. Yang menjabat sebagai Wakil Rektor III selaku penanggung jawab Kawasan Tanpa Rokok bagian Kemahasiswaan di UPN”Veteran” Jawa Timur beliau mengatakan bahwa :

“Bahwa beberapa hari yang lalu ada mahasiswa UKM PERSMA yang melapor dan menindak lanjuti lebih jauh tentang kebijakan Kawasan Tanpa Rokok di UPN”Veteran” Jatim”. ( Hasil wawancara langsung tanggal 10-3-2011)

Selain pernyataan tersebut diatas peneliti juga melakukan wawancara langsung dengan ibu Ir. Hj. Effi Damaijati, Msi. Yang menjabat sebagai Wareg II selaku penanggung jawab KTR bagian Sarana dan Prasarana di UPN “Veteran” Jawa Timur. Beliau mengatakan :

“Pada bulan Agustus 2010 UPN terkena pelanggaran kawasan tanpa rokok pada sidak yang dilakukan oleh SATPOL-PP, saya selaku selaku penanggung jawab KTR bagian Sarana dan Prasarana di UPN “Veteran” Jatim di tegur langsung untuk menurunkan Banner-banner dan sponsor rokok yang ada di kantin dari itu saya memperingatkan keras pada pihak kantin diwilayah UPN untuk tidak menjual atau mempromosikan dan menyelenggarakan iklan rokok”. ( Hasil wawancara langsung tanggal 10-3-2011)

UPN sudah menerapkan peraturan tentang kawasan tanpa rokok mulai dari tahun 2009. Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok sudah disosialisasikan kepada seluruh mahasiswa dan pengurus-pengurus kampus setiap 6 (enam) bulan sekali. Pada setiap apel pagi hari Jumat selaku penanggung jawab KTR juga mensosialisasikan kebijakan tersebut kepada semua pegawai UPN termasuk dosen, agar menyampaikan kepada mahasiswa untuk tidak merokok seluruh area kampus. Jika pegawai melihat ada yang melanggar kebijakan tersebut dimohon untuk menegur, menasehati dan melaporkan kepada penanggung jawab.

Namun pada kenyataannya banyak mahasiswa yang sedang merokok di lingkungan universitas pembangunan nasional. Penulis menemukan banyak sekali


(23)

pelanggaran aktivitas merokok di lakukan dengan bebas. Penulis menyimpulkan bahwasanya para perokok aktif merasa perda ini membatasi kebebasan mereka untuk menikmati rokok. Meskipun mereka tidak melakukan protes secara terang – terangan. Namun tindakan mereka yang seolah – olah mengabaikan adanya peraturan yang sudah di terapkan oleh pihak universitas.

Peran masyarakat kampus penting sekali untuk mewujudkan hidup yang sehat dikarenakan kampus merupakan salah satu tempat proses belajar mengajar, agar dapat terhindar dari segala macam penyakit terutama tentang bahaya rokok. Karena merokok dapat menyebabkan terganggunya atau menurunnya kesehatan bagi perokok maupun yang bukan perokok. Dalam hal ini masyarakat kampus yang di maksud adalah terdiri dari mahasiswa Strata-1 dan Strata-2, pegawai, dosen, pemilik kantin, pegawai koperasi yang salah satunya terdiri dari clenning service, pegawai foto copy yang berada disetiap Fakultas dan pegawai BUU ( Badan Usaha Universitas ).

Maka dari itu peneliti mengambil judul TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MEWUJUDKAN KAWASAN TANPA ROKOK DI UPN “ VETERAN “ JAWA TIMUR.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, di temukan bahwa masih kurangnya peran serta masyarakat terhadap Peraturan Daerah Kota Surabaya nomor 5 Tahun 2008, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

Bagaimanakah tingkat partisipasi masyarakat dalam mewujudkan kawasan tanpa rokok di UPN “ Veteran “ Jawa Timur ?


(24)

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah yang telah di uraikan di atas maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

Untuk mengetahui tingkat partisipasi masyarakat dalam mewujudkan kawasan tanpa rokok di UPN “ Veteran “ Jawa Timur.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis

Memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan bagi penulis dari sebuah kebijakan peraturan yang tertuang dalam Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 5 tahun 2008.

2. Bagi Instansi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan terkait topik penelitian penulis dan memberikan gambaran tentang peraturan Daerah Kota Surabaya nomor 5 tahun 2008.

3. Bagi Universitas Pembangunan Surabaya Nasional “ Veteran “ Jawa Timur

Diharapkan bisa menambah perbendaharaan Ilmu Sosial khususnya ilmu Administrasi Negara UPN “ Veteran “ Jawa Timur Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, dan memperluas wawasan dalam dunia empirik tentang partisipasi masyarakat dalam pembangunan masyarakat dan kajian tentang implementasi kebijakan publik khususnya dalam kawasan tanpa rokok dan kawasan terbatas merokok untuk menjadi wacana bagi penelitian selanjutnya


(25)

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat dipakai sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian yang terkait dengan penelitian ini, yaitu :

1. I Made Dharmadi, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar (2009), mengkaji tentang “Partisipasi Masyarakat Pada Pelayanan Kesehatan Terstruktur Dan Paripurna”. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Pemerintah untuk program pembangunan kesehatan adalah meningkatkan masyarakat pencapaian dalam independensi perawatan kesehatan diri mereka, dan salah satu komponen untuk menunjukkan bahwa mereka independen adalah kemampuan mereka untuk membayar biaya kesehatan mereka sendiri. Untuk mencapai hal ini, masyarakat masih perlu didorong atau bahkan dibantu oleh pemerintah untuk membangun kesadaran mereka dan kemampuan untuk memperbaiki perilaku kesehatan mereka, serta membayar biaya kesehatan mereka sendiri. Yang paling menonjol masalah, sejauh ini, adalah orang-orang kemampuan untuk mendapatkan perawatan kesehatan yang lebih baik karena mereka tidak dapat membayar terutama biaya. Haruskah orang membutuhkan pengobatan untuk masalah kesehatan mereka, sebagian besar dari mereka masih perlu membayar melalui keluar mereka kantong sendiri dan karenanya mereka menyadari bahwa biaya terlalu mahal bagi mereka, tetapi mereka seringkali tidak memiliki pilihan lain karena mereka tidak bisa pergi ke pengobatan alternatif. Pemerintah sebenarnya


(26)

telah membangun sistem termasuk pembayaran. Namun dalam aplikasi, masih banyak masalah yaitu partisipasi masyarakat dalam memisahkan bagian kecil dari uang mereka untuk menempatkan dalam asuransi kesehatan masyarakat. Orang-orang yang rendah menengah harus didorong dan disubsidi oleh pemerintah untuk bersama dalam masyarakat asuransi kesehatan. Hal ini tidak sulit bagi mereka untuk bersama dalam asuransi kesehatan tanpa bantuan dari pemerintah, karena pendapatan mereka terlalu pendek dan prioritas mereka untuk pengeluaran kesehatan sangat rendah. Jadi pelayanan paripurna masih perlu disosialisasikan secara berkesinambungan sehingga system pelayanan terlaksana dengan baik sesuai dengan standart pelayanan. Dan partisipasi masyarakat untuk membangun kemandiriannya dalam memelihara kesehatannya masih kurang sehingga paradigm sehat pada kehidupan masyarakat masih jauh harapan.

2. Ishkak Kadir, Fakultas Teknik Universitas Haluoleo (2009), mengkaji tentang “Tingkat Partisipasi Masyarakat dan Dampak Program Neighborhood Upgrading and Shelter Sector Project (NUSSP) Terhadap Peningkatan Pemukiman Masyarakat Kelurahan Kendari Caddi Kota Kendari”. Metode penelitian ini adalah deskripsi-kualitatif, didasarkan pada penelitian rasionalistik-Eksploratif. Analisis yang dibantu oleh kategori, tipologi dan teknik deskripsi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak dan tingkat mempengaruhi partisipasi untuk peningkatan kualitas permukiman.

Hasil penelitian ini adalah adanya faktor yang mempengaruhi masyarakat untuk up grading kualitas penyelesaian adalah (1) partisipasi masyarakat sangat oleh memberikan tanah untuk pembangunan infrastruktur. (2) Lokasi infrastruktur ini


(27)

tidak berpengaruh terhadap kegiatan pemeliharaan dan operasi. (3) langsung dampak Program NUSSP perubahan fisik pemukiman masyarakat, dan dampak tidak langsung dari Program NUSSP yang signifikan terhadap peningkatan ekonomi, sosial dan keamanan masyarakat.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Syahrul Mubin, mahasiswa jurusan Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur (2010) yang berjudul “ Implementasi Perda Rokok Kota Surabaya No. 5 Tahun 2008 Tentang Kawasan Tanpa Rokok dan Terbatas Merokok ( Studi tentang kawasan tanpa rokok di kampus UPN ”Veteran” Jawa Timur ). Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Dengan fokus penelitian tiga hal yaitu: pertama, sosialisasi : memasang tanda larangan merokok, melakukan penyuluhan/kampanye tentang bahaya rokok. Kedua, tindakan sanksi : menegur pelaku pelanggaran, mengusir pelaku keluar kampus, memberikan sanksi administratif. Ketiga, hambatan / kendala yang dihadapi dalam pelaksanaannya.

Hasil yang didapat dalam penelitian ini adalah pertama sosialisasi, yang merupakan upaya untuk memberikan informasi ke kelompok sasaran tentang diterapkannya aturan ini sudah sesuai dengan perda n0 5 tahun 2008 namun masih belum optimal. Yang kedua sanksi, adalah upaya untuk menegakkan sebuah aturan untuk dipatuhi dalam pelaksanaannya tidak sesuai dengan perda no 5 tahun 2008. Yang ketiga hambatan dengan mengenal lebih dalam tentang hal apa saja yang menjadi kendala diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi untuk menyusun perbaikan – perbaikan.


(28)

Adapun perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yang pertama adalah pada penelitian sekarang fokusnya adalah tingkat partisipasi mahasiswa terjadi karena terpaksa/takut, ikut – ikutan, kesadaran. Sedangkan perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu yang kedua adalah pada penelitian sekarang menggunakan metode Deskriptif kuantitatif, tujuan penelitian adalah Untuk mengetahui tingkat partisipasi mahasiswa dalam mewujudkan program kawasan tanpa rokok di UPN “ Veteran “ Jawa Timur. Analisa data menggunakan deskriptif kuantitatif yaitu, variabel penelitian terkumpul kemudian akan direduksi dan ditabulasi dengan proses penyususnan, pengaturan dan pengolahan data agar dapat digunakan untuk menjawab perumusan masalah penelitian sesuai dengan tujuan penelitian dan menguji hipotesis.

B. Landasan Teori

1. Konsep Kebijakan Publik a. Pengertian Kebijakan Publik

Adapun definisi kebijakan publik menurut Santoso dalam Winarno yang dikemukakan oleh para ahli yang menaruh minat dalam bidang kebijakan publik menyimpulkan bahwa pada dasarenya pandangan mengenai kebijakan publik dapat dibagi kedalam dua wilayah kategori yaitu :

1. Bahwa semua tindakan pemerintah dapat disebut sebagai kebijakan publik. 2. Kebijakan publik sebagai keputusan – keputusan pemerintah yang


(29)

kebijakan publik dapat dipandang sebagai proses perumusan, implementasi dan evaluasi kebijakan.

Menurut Anderson dalam Winarno kebijakan merupakan arahan tindakan yang mempunyai maksud yang ditetapkan oleh seorang aktor atau sejumlah aktor dalam mengatasi suatu masalah atau suatu persoalan.

b. Peran dan Wewenang Aktor Kebijakan Publik di Indonesia

Menurut Agustino (2006:42-44) Lembaga – lembaga negara (dan pemerintah) memiliki peran dan wewenang masing-masing untuk membuat perundangan (kebijakan publik) sesuai dengan kedudukannya dalam sistem Pemerintahan. Tabel dibawah ini adalah ikhtisar dari peran dari masing – masing kelembagaan.

Tabel 2.1

Aktor Kebijakan Publik di Indonesia No. Nama Lembaga

( Aktor )

Peran dan Wewenang

1. MPR a. Menetapkan UUD,

b. Menetapkan Tap MPR,

c. Menetapkan Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN).

2. Presiden a. Membentuk Undang-Undang dengan

persetujuan DPR,

b. Menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu).

3. DPR Membentuk Undang-Undang (bersama-sama

dengan presiden).

4. Pemerintah a. Menetapkan Peraturan Pemerintah (PP) untuk melaksanakan Undang-Undang (UU), b. Menetapkan Keputusan Presiden(Keppres),


(30)

No. Nama Lembaga ( Aktor )

Peran dan Wewenang

c. Menetapkan Instruksi Presiden (Inpres) yang berisi petunjuk-petunjuk kepada instansi dibawahnya dalam rangka melaksanakan ketentuan-ketentuan dalam UUD, Tap MPR, UU dan PP.

5. Menteri Menetapkan Peraturan Menteri (Permen) atau Keputusan Menteri (Kepmen) sebagai peraturan pelaksanaan.

6. Lembaga Pemerintahan Non Departemen

Menetapkan peraturan yang bersifat teknis, yaitu : peraturan pelaksanaan dari perundang-undangan yang lebih tinggi derajatnya.

7. Direktorat Jendral (Dirjen) Menetapkan/mengeluarkan peraturan pelaksanaan yang bersifat teknis dibidangnya

masing-masing.

8. Badan-badan Negara lainnya Mengeluarkan/menetapkan peraturan-peraturan pelaksanaan yang berisi perincian dari ketentuan-ketentuan perundang-undangan yang mengatur dibidang tugas dan fungsinya masing-masing.

9. Pemerintah Provinsi Menetapkan Peraturan Daerah Provinsi (Perda Provinsi) dengan persetujuan DPRD provinsi. 10. DPRD Provinsi Menetapkan Peraturan Daerah Provinsi (Perda

provinsi) bersama-sama dengan Pemerintah Daerah Profinsi.

11. Pemerintah Kota/Kabupaten Menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota (Perda Kabupaten/Kota) dengan persetujuan DPRD Kabupaten/Kota.

12. DPRD Kota/Kabupaten Menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota bersama-sama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Kota.

13. Kepala Desa Menetapkan Peraturan dan Keputusan Desa dengan Persetujuan Badan Perwakilan Desa (BPD).

14. BPD Menetapkan Peraturan Desa atau Keputusan


(31)

2. Konsep Partisipasi a. Pengertian Pastisipasi

Definisi partisipasi menurut tim penyusun kamus bahasa Indonesia (2002:831) perihal turut berperan serta dalam suatu kegiatan, keikutsertaan, peran serta.

Adapun definisi partisipasi menurut Keith Davis dalam Huraerah (2008 : 95) “participation is defined as mental and emotional involvement of person in group sitiation that encourage them to contribute to group goals and share responsibility for them” yang artinya sebagai keterlibatan mental dan emosi orang – orang dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk menyumbangkan pada tujuan – tujuan kelompok dan sama – sama bertanggung jawab terhadapnya.

Menurut Bhattacharyya dalam Ndraha (1990 : 102) mengartikan partisipasi mengartikan sebagai pengambilan bagian dalam kegiatan bersama.

Dalam bukunya yang sama, Ndraha mengutip pendapat Mubyarto tentang definisi partisipasi yaitu kesediaan untuk membantu berhasilnya setiap program sesuai dengan kemampuan setiap orang tanpa berarti mengorbankan kepentingan sendiri.

b. Macam – macam partisipasi

Menurut Nelson dalam Ndraha (1990:102) menyebutkan dua macam partisipasi antara lain :


(32)

1. Partisipasi horizontal yaitu partisipasi antara sesama warga atau anggota suatu perkumpulan.

2. Partisipasi vertical yaitu partisipasi yang dilakukan oleh bawahan dengan atasan, antar klien dengan patron atau antara masyarakat sebagai suatu keseluruhan.

c. Tingkatan Partisipasi

Sedangkan menurut Hoofsteede seperti dikutip Khairuddin (1992 : 125) membagi partisipasi menjadi tiga tingkatan, yaitu :

a. Partisipasi inisiasi (inisiation participation) adalah partisipasi yang mengandung inisiatif dari pemimpin desa, baik formal maupun informal, ataupun dari anggota masyarakat mengenai suatu proyek tersebut merupakan kebutuhan – kebutuhan bagi masyarakat.

b. Partisipasi legitimasi (legitimation participation) adalah partisipasi pada tingkat pembicaraan atau pembuatan keputusan tentang proyek tersebut. c. Partisipasi eksekusi (execution participation) adalah partisipasi pada tingkat

pelaksanaan.

d.Cara Menggerakkan Partisipasi

Menurut Paston dalam Ndaraha ( 1990:104 ) perbaikan kondisi hidup masyarakat dan upaya memenuhi kebutuhan masyarakat dapat menggerakkan partisipasi. Agar perbaikan kondisi dan peningkatan taraf hidup masyarakat dapat menggerakkan partisipasi dalam pembangunan, usaha itu adalah :


(33)

1. Disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat yang nyata.

2. Dijadikan stimulasi terhadap masyarakat, yang berfungsi mendorong timbulnya jawaban ( response ) yang dikehendaki.

3. Dijadikan motivasi terhadap masyarakat yang berfungsi membangkitkan tingkah laku ( behavior ) yang dikehendaki secara berlanjut, misalnya partisipasi horizontal.

Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa partisipasi turut mempengaruhi arah, strategi dan kebijakan pembangunan sesuai dengan mekanisme dan proses politik yang berlangsung dalam suatu Negara. Selain itu, partisipasi sebagai masukan pembangunan dapat meningkatkan usaha perbaikan kondisi taraf hidup masyarakat yang bersangkutan.

e. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Partisipasi

Menurut Khairudin ( 2000:126) partisipasi masyarakat terjadi karena: 1. Takut atau terpaksa

Partisipasi yang dilakukan dengan terpaksa atau takut biasanya akibat adanya perintah yang kaku dari atasan, sehingga masyarakat seakan – akan terpaksa untuk melakukan rencana yang telah ditentukan.

2. Ikut – ikutan

Partisipasi ikut – ikutan hanya dorongan oleh rasa solidaritas yang tinggi diantara sesama masyarakat, keikutsertaan mereka bukan karena dorongan hati sendiri, tetapi merupakan perwujudan kebersamaan.


(34)

3. Kesadaran

Partisipasi yang timbul karena kehendak dari pribadi masyarakat, hal ini dilandasi oleh dorongan yang timbul dari hati nurani sendiri.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa tidak semua anggota masyarakat mau berpartisipasi. Hal ini disadari karena adanya beberapa faktor yang mungkin membuat mereka terdorong untuk berpartisipasi.

3. Konsep Masyarakat

Menurut undang – undang pendidikan No. 20 Tahun 2003, pengertian masyarakat adalah kelompok warga Negara Indonesia yang mempunyai perhatian dan peranan dalam bidang pendidikan.

Menurut Koentjaraningrat dalam Basrowi (2005:39) masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama.

Menurut Pelly dan Menanti dalam Basrowi (2005:39) mengemukakan masyarakat adalah sebagai berikut:

a. Masyarakat merupakan sekumpulan manusia yang memiliki budaya sendiri dan bertempat tinggal didaerah teritorial yang tertentu. Anggota masyarakat itu memiliki rasa persatuan dan menganggap mereka memiliki identitas sendiri. b. Masyarakat merupakan wadah sosial dan transmisi nilai dan norma dari

generasi kegenerasi. Dengan demikian masyarakat adalah salah satu wujud dari kesatuan hidup sosial manusia.


(35)

Dari pendapat para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat adalah sekumpulan individu yang hidup bersama dalam satu wilayah yang terikant oleh aturan dan norma. Masyarakat juga bisa berarti masyarakat yang berperan dalam dunia pendidikan.

4. Konsep Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Pembangunan a. Pengertian Partisipasi Masyarakat

Menurut Siagian dalam Ndraha (1990:11) pembangunan sebagai suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana yang dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, Negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa ( nation building ).

Menurut Raharjo dalam Ndraha (1990:149) partisipasi masyarakat adalah sebagai usaha untuk menggali, menggerakkan dan mengerahkan dana dan daya (dari) masyarakat dalam rangka mensukseskan program – program pemerintah.

Pentingnya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program – program pembangunan dikemukakan oleh Ndraha (1990:107) dalam buku pembangunan masyarakat mempersiapkan masyarakat tinggal landas sebagai berikut :

1. Ketiga sasaran pembangunan masyarakat, yaitu perbaikan kondisi dan peningkatan taraf hidup masyarakat, pembangkitan partisipasi masyarakat, dan penumbuhan kemampuan masyarakat untuk berkembang secara mandiri, tidak berdiri sendiri – sendiri, melainkan diusahakan agar yang satu berkaitan dengan yang lain, sehingga ketiganya dapat dianggap sebagai sebuah paket usaha.


(36)

2. Peningkatan taraf hidup masyarakat diusahakan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan peningkatan swadaya masyarakat, dan juga sebagai usaha menggerakkan partisipasi masyarakat.

3. Partisipasi masyarakat dapat meningkatkan upaya peningkatan taraf hidup masyarakat.

4. Antara partisipasi masyarakat dengan kemampuannya berkembang secara mandiri terdapat hubungan yang erat sekali, ibarat dua sisi mata uang, tidak dapat dipisahkan tetapi dapat dibedakan. Masyarakat yang berkemampuan demikian bisa membangun desa dengan atau tanpa partisipasi vertical dengan pihak lain.

5. Kemampuan masyarakat untuk berkembang secara mandiri dapat ditumbuhkan melalui intensifikasi dan ekstensifikasi partisipasi masyarakat dalam pembangunan desanya.

Dari pendapat diatas dapat diketahui bahwa tanpa dukungan dan partisipasi masyarakat, program pembangunan sulit tercipta baik dalam hal kelancaran dan keberhasilan pelaksanaannya. Demikian pula sebaliknya apabila masyarakat dilibatkan peran sertanya dalam melaksanakan pembangunan. Maka akan timbul dukungan dan rasa memiliki terhadap kegiatan tersebut, disamping itu masyarakat akan merasa dihargai dengan dilibatkannya didalam suatu proyek. Kesimpulannya bahwa semakin tinggi/besar (profesional) partisipasi masyarakat maka akan semakin besar rasa tanggung jawab masyarakat terhadap pembangunan dan juga sebaliknya.


(37)

Kemudian, dengan mengutip beberapa pendapat ahli barat menurut Ndraha dalam Huraerah (2008:96) menyimpulkan, partisipasi masyarakat meliputi kegiatan sebagai berikut:

a. Partisipasi dalam melalui kontak dengan pihak lain (contac change) sebagai satu diantara titik awal perubahan sosial.

b. Partisipasi dalam memperhatikan/ menyerap dan memberi tanggapan terhadap informasi, baik dalam arti menerima (menaati, menerima dengan syarat, maupun dalam arti menolaknya).

c. Partisipasi dalam perencanaan pembangunan, termasuk pengambilan keputusan (penetapan rencana).

d. Partisipasi dalam pelaksanaan operasional pembangunan.

e. Partisipasi dalam menerima, memelihara, dan mengembangkan hasil pembangunan (participation in benefit).

f. Partisipasi dalam menilai hasil pembangunan.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa partisipasi adalah bentuk kesadaran untuk membantu mewujudkan tujuan yang telah direncanakan. Partisipasi bukan hanya dalam pelaksanaan saja tetapi meliputi kegiatan pengambilan keputusan, penyusunan program, dan menikmati hasil dari pelaksanaan program tersebut.

b.Tingkatan Partisipasi Masyarakat

Konsep partisipasi dalam perkembangannya memiliki makna yang luas dan memiliki arti yang berbeda – beda, bahkan apapun yang disebut partisipasi,


(38)

maka memudahkan memaknainya dapat digunakan tingkatan partisipasi. Menurut Asia Development Bank ( ADB ) seperti yang dikutip Soegijoko dalam Huraerah ( 2008 : 100-102 ), tingkatan partisipasi ( dari yang terendah sampai tertinggi ) sebagai berikut :

1. Berbagai informasi bersama ( sosialisasi )

2. Pemerintah yang menyebarluaskan informasi tentang program yang akan direncanakan atau sekedar memberikan informasi mengenai keputusan yang dibuat dan mengajak warga untuk melaksanakan keputusan tersebut.

3. Konsultasi / mendapatkan umpan balik

Pemerintah meminta saran dan kritik dari masyarakat sebelum sesuatu keputusan ditetapkan.

4. Kolaborasi / membuat keputusan bersama

Masyarakat bukan sebagai penggagas kolaborasi, tetapi masyarakat dilibatkan untuk merancang dan mengambil keputusan bersama, sehingga peran masyarakat secara signifikan dapat mempengaruhi hasil atau keputusan.

5. Pemberdayaan / kendali

Masyarakat memiliki kekuasaan dalam mengawasi secara langsung keputusan yang telah diambil dalam menolak pelaksanaan keputusan yang bertentangan dengan tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan prosedur dan indicator kinerja yang mereka tetapkan bersama.

Dari ketiga tahapan partisipasi tersebut, partisipasi inisiasi mempunyai kadar yang lebih tinggi dibandingkan partisipasi legitimasi dan eksekusi.


(39)

Masyarakat tidak hanya sekedar menjadi objek pembangunan saja, tetapi bisa menentukan dan mengusulkan segala sesuatu rencana yang akan dilaksanakan.

C. Kerangka Berfikir

Berdasarkan landasan teori di atas, penelitian ini mengoperasikan satu macam variabel yaitu tingkat partisipasi masyarakat dalam mewujudkan program kawasan tanpa rokok. Yang dimaksud kawasan tanpa rokok adalah setiap orang yang berada dalam kawasan tanpa rokok dilarang melakukan kegiatan memproduksi/membuat rokok, menjual rokok, menyelenggarakan iklan rokok, mempromosikan rokok, menggunakan rokok. Sedangkan kawsan terbatas merokok adalah setiap orang yang berada dikawasan terbatas merokok kecuali di tempat khusus yang disediakan untuk merokok. Dalam penelitian ini yang diukur oleh penulis adalah tingkat partisipasi masyarakat dalam mewujudkan kawasan tanpa rokok, maka peneliti mengelompokkan atau mengkategorikan tingkat partisipasi dari variabel berskala ordinal dengan kategori :

1. Tidak berpartsipasi,

2. Tingkat partisipasi sangat rendah, 3. Tingkat partisipasi rendah,

4. Tingkat partisipasi sedang, 5. Tingkat partisipasi tinggi, 6. Tingkat partisipasi sangat tinggi.


(40)

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Sumber : Diolah dari Perda No.5 Tahun 2008 (pasal 3,6, dan pasal 13) Peraturan Daerah

Surabaya No.5 Tahun 2008

Kawasan Terbatas Merokok Kawasan Tanpa Rokok

Tingkat Partisipasi Masyarakat

Tidak Berpartisipasi

Tingkat Partisipasi

Sangat Rendah

Tingkat Partisipasi

Rendah

Tingkat Partisipasi

Sedang

Terwujudnya Kawasan Tanpa Rokok Di

UPN “Veteran” JATIM

Tingkat Partisipasi

Sangat Tinggi Tingkat

Partisipasi Tinggi


(41)

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada faktor – faktor empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.

Dikarenakan keenam kategori tingkat partisipasi masyarakat mempunyai peluang/probabilitas yang sama secara statistik dalam penelitian ini diformuasikan sebagai berikut:

“Diduga probabilitas tingkat partisipasi masyarakat dalam mewujudkan kawasan tanpa rokok di UPN “Veteran” Jawa Timur adalah sama”.


(42)

A.Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Dalam penelitian ini mengoperasionalkan satu variabel yaitu : Partisipasi Masyarakat dalam Mewujudkan Kawasan Tanpa Rokok di UPN “Veteran” Jawa Timur.

Variabel penelitian ini adalah berskala ordinal yaitu skala yang menunjukkan adanya urutan simbol atau kode berupa angka mempunyai arti urutan bisa dimulai dari yang paling negativ sampai yang paling positif atau dapat juga sebaliknya (sebagai hirarki/urutan). Dalam hal menetapkan kode (simbol) skala sepenuhnya merupakan variasi dari peneliti, tidak ada penekanan yang mengharuskan bahwa nilai dari suatu obyek yang paling baik harus diberi simbol angka yang paling tinggi atau bahwa nilai dari suatu objek yang paling jelek harus diberi simbol angka yang paling rendah dan sebagainya. (Supangat 2007:11).

Untuk mengukur tingkat partisipasi masyarakat dalam mewujudkan program kawasan tanpa rokok adalah dengan cara memberikan skor pada setiap tindakan peran serta masyarakat sesuai yang diperintahkan oleh PERDA Kota Surabaya Nomor 5 Tahun 2008 yaitu tentang kawasan tanpa rokok.

Secara operasional indikator pengukuran adalah sebagai berikut: 1. Dilarang memproduksi atau membuat rokok.

2. Dilarang menjual rokok,

3. Dilarang menyelenggarakan iklan rokok, 4. Dilarang mempromosikan rokok, dan


(43)

5. Dilarang menggunakan rokok (menghisap dan menyalakan rokok).

6. Memberikan sumbangan pemikiran dan pertimbangan berkenaan dengan penentuan kebijakan yang terkait dengan kawasan tanpa rokok dan kawasan terbatas merokok.

7. Melakukan pengadaan dan pemberian bantuan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk mewujudkan kawasan tanpa rokok dan kawasan terbatas merokok.

8. Ikut serta dalam memberikan bimbingan dan penyuluhan serta penyebarluasan informasi kepada masyarakat.

9. Mengingatkan setiap orang yang melanggar ketentuan

10.Melaporkan setiap orang yang terbukti melanggar ketentuan kepada pimpinan/penanggung jawab kawasan tanpa rokok dan kawasan terbatas merokok. 11.Mengetahui peraturan/kebijakan kawasan tanpa rokok.

Untuk mengelompokkan atau mengkategorikan tingkat partisipasi dari variabel berskala ordinal dengan kategori :

1. Tidak berpartsipasi,

2. Tingkat partisipasi sangat rendah, 3. Tingkat partisipasi rendah,

4. Tingkat partisipasi sedang, 5. Tingkat partisipasi tinggi, 6. Tingkat partisipasi sangat tinggi.


(44)

Dengan bantuan instrumen pengukuran berupa daftar pertanyaan sebagai berikut:

Tabel 3.1

Instrumen Pengukuran Variabel Tingkat Partisipasi Masyarakat No. Perilaku masyarakat di kampus dalam mewujudkan kawasan tanpa

rokok di UPN 1. Dilarang memproduksi atau membuat rokok 2. Dilarang menjual rokok

3. Dilarang menyelenggarakan iklan rokok 4. Dilarang mempromosikan rokok

5. Dilarang menggunakan rokok (menghisap dan menyalakan rokok)

6. Memberikan sumbangan pemikiran terhadap kebijakan kawasan tanpa rokok 7. Memberikan pertimbangan terhadap kebijakan kawasan tanpa rokok

8. Melakukan pengadaan sarana dan prasarana dalam mewujudkan kawasan tanpa rokok

9. Memberikan bantuan berupa sarana dan prasarana dalam mewujudkan kawasan tanpa rokok

10. Memberikan bimbingan tentang kebijakan kawasan tanpa rokok

11. Memberikan penyuluhan tentang kebijakan tanpa rokok yang diberlakukan 12. Menyebarluaskan informasi tentang kebijakan tanpa rokok yang

diberlakukan

13. Mengingatkan setiap orang yang melanggar kebijakan kawasan tanpa rokok 14. Melaporkan setiap orang yang melanggar kebijakan kawasan tanpa rokok 15. Mengetahiu peraturan daerah tentang kawasan tanpa rokok yang di

berlakukan di area belajar mengajar termasuk kampus.


(45)

Untuk memberikan kategori tingkat partisipasi masyarakat dalam mewujudkan masing- masing jawaban dengan nilai 1 pada setiap jawaban atau setiap tanda silang yang diberikan oleh setiap responden.

Untuk mengelompokkan tingkatan partisipasi dengan membagi interval kelas yang sama yaitu dengan langkah sebagai berikut:

a. Bila responden menjawab Ya pada pasal 3/memberi tanda silang pada jawaban maka tidak ada nilai atau skornya nol, dikarenakan isi dari pasal tersebut adalah larangan pada setiap masyarakat yang berada dalam kawasan tanpa rokok. Berarti responden tersebut dikategorikan tidak berpartisipasi.

b. Bila responden memberikan jawaban Ya pada pasal 6 dan pasal 13/memberi tanda silang akan terdapat maksimal skor tertinggi adalah 15, karena pasal tersebut berisi tentang peran serta masyarakat yang berada dalam kawasan tanpa rokok. Dimana yang terbagi menjadi 5 kelompok (sangat redah,rendah,sedang,tinggi,sangat tinggi). Yang terdistribusi merata (15:5 = 3).

Tabel 3.2

Tabulasi kategori tingkat partisipasi sebagai berikut:

No. Skor Kategori

1. 0 Tidak berpartisipasi

2. 1-3 Tingkat partisipasi sangat rendah 3. 4-6 Tingkat partisipasi rendah

4. 7-9 Tingkat partisipasi sedang 5. 10-12 Tingkat partisipasi tinggi

6. 13-15 Tingkat partisipasi sangat tinggi


(46)

B.Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang berada di UPN “Veteran Jawa Timur yang dalam status aktif (sedang tidak cuti). Dengan pertimbangan berdasarkan pasal – pasal yang ada dalam perda bahwa dibutuhhkan partisipasi/peran serta seluruh masyarakat dalam mewujudkan kawasan tanpa rokok di UPN “Veteran” Jawa Timur. Populasi dalam penelitian ini adalah sebesar 7.272. Dimana yang terdiri dari 6.316 mahasiswa S-1, 151 mahasiswa S-2, 625 pegawai UPN, 7 pegawai BUU (Badan Usaha Universitas), 64 pegawai koperasi (sudah termasuk Cleaning Service), 93 pegawai/pemilik kantin, 16 pegawai foto copy.

Dalam penelitian ini tidak semua populasi diteliti atau dijadikan responden, penentuan jumlah sampel berdasarkan tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu dengan taraf kesalanan 10% maka dalam penelitian ini jumlah sampel adalah 265 responden. (Sugiyono, 2006:99).

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dipilih teknik Random Sampling. Dikarenakan anggota polulasi di anggap heterogen dalam hal peran sertanya sebagai masyarakat yang mewujudkan atau yang berperan serta dalam pelaksanaan perda.

C.Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data 1. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Data Primer


(47)

Yaitu data dan informasi yang diambil secara langsung dari sumbernya / belum melalui pengumpulan data dari pihak lain.

Data primer tentang variable penelitian yang langsung diambil dari pihaknya yaitu masyarakat yang selanjutnya akan diolah dalam analisis data.

b. Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh dari data yang ada pada lembaga atau instansi serta bahan lainnya yang berkaitan dengan variable penelitian ini.

Data sekunder dalam penelitian ini adalah data tentang struktur organisasi dan jumlah pegawai berdasarkan pendidikan umum dan dinas pegawai yang digunakan untuk mendukung gambaran umum lokasi penelitian.

2. Pengumpulan Data a. Kuesioner

Yaitu teknik pengumpulan data dengan menyebar angket kepada sejumlah responden yaitu mahasiswa yang berada di wilayah upn “veteran” jawa timur yang menjadi sampel penelitian dengan harapan akan memperoleh data yang valid dan benar, hasil angket adalah menjadi data utama yang selanjutnya diolah dalam analisa data.

b. Observasi

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung pada saat survey pendahuluan untuk mengamati fenomena yang terjadi berkaitan dengan partisipasi masyarakat dalam program kawasan tanpa rokok.

c. Dokumentasi

Yaitu pengumpulan data dengan menyalin arsip – arsip sesuai dengan kebutuhan penelitian.


(48)

D.Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Setelah data tentang variabel penelitian terkumpul kemudian akan direduksi dan ditabulasi dengan proses penyusunan, pengaturan, dan proses pengolahan data agar dapat digunakan untuk :

1. Menjawab perumusan masalah penelitian sesuai dengan tujuan penelitian. 2. Menguji hipotesis, statistic untuk keperluan generalisasi.

Jenis teknik statistik untuk menguji hipotesis deskriptif variable dengan skala pengukuran ordinal digunakan teknik statistik run test, tetapi dikarenakan sampel lebih besar maka diturunkan menggunakan teknik statistik chi kuadrat.

Tahap dalam metode analisis : 1. Rekapitulasi data variable quisoner 2. Pengkategorian jawban responden

3. Perhitungan frekuensi observasi masing – masing kategori dimasukkan dalam tabel penolong.


(49)

Tabel 3.3

Tabel Penolong Frekuensi Yang di Observasi dan Frekuensi Yang di Harapakan

Kategori Fo Fh (Fo - Fh) (Fo – Fh )² (Fo – Fh)² Fh Tingkat partisipasi

sangat rendah Tingkat partisipasi rendah

Tingkat partisipasi sedang

Tingkat partisipasi tinggi

Tingkat partisipasi sangat tinggi

Chi Kuadrat (χ²) Sumber :Sugiyono (2006:251)

4. Selanjutnya dimasukkan ke dalam rumus chi kuadrat sebagai berikut Rumus Chi Kuadrat :

Xkk

Sumber : Sugiyono (2006:250) Dimana :

χ² = Chi Kuadrat

Fo = Frekuensi yang diobservasi berdasarkan hasil penelitian Fh = Frekuensi yang diharapkan

( F฀ - Fһ )²

χ

² =


(50)

Sedangkan formulasi hipotesa statistik sebagai berikut :

Ho = probabilitas tingkat partisipasi masyarakat dalam mewujudkan kawasan tanpa rokok di UPN “Veteran” Jawa Timur adalah sama.

Ha = probabilitas tingkat partisipasi masyarakat dalam mewujudkan kawasan tanpa rokok di UPN “Veteran” Jawa Timur adalah tidak sama.

Untuk menguji hipotesis tersebut dalam penelitian ini digunakan satu sampel yang terdiri dari 15 (limabelas) kategori, maka derajat kebebasannya (dk) = 5 – 1 = 4

Berdasarkan dk = 4, dan taraf signifikan 10% maka chi kuadrat tabel = 7,779 (tabel Chi kuadrat).

Maka kriteria pengujian :

H฀ diterima ( Ha ditolak ) apabila χ² < 7,779 H฀ ditolak ( Ha diterima ) apabila χ² > 7,779


(51)

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur merupakan salah satu Lembaga pendidikan tinggi swasta di Indonesia yang berdiri sejak 5 juli 1959. Selama kurun waktu 51 tahun., UPN “Veteran” Jawa Timur telah mengalami berbagai perubahan status, yaitu :

a. Sejak Juli 1959 s/d 1965 Akademi Administrasi Perusahaan “Veteran” cabang Surabaya.

b. Pada 17 Mei 1968 Perguruan Tinggi Pembangunan Nasional (PTPN) “Veteran” cabang Jawa Timur dengan 3Fakultas (Ekonomi, Pertanian dan Teknik Kimia), berdasarkan Surat Keputusan Kementrian Transmigrasi, Urusan Veteran dan Demobilisasi.

c. Periode 1976-1944, terjadi peralihan status PTPN “Veteran” cabang Jawa Timur sebagai Perguruan Tinggi Kedinasan dibawah Departemen Pertahanan Keamanan RI.

d. Periode tahun 1977, terjadi perubahan nama PTPN “Veteran” cabang Jawa Timur menjadi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” cabang Jawa Timur.

e. Sejak tahun akademik 1994/1995 penyelenggaraannya dilakukan secara mandiri sebagai Perguruan Tinggi Swasta.


(52)

f. Berdasarkan Surat Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi No. 001/BAN-PT/Ak-1/VIII/1998 tanggal 11 Agustus 1998 telah memperoleh status terakreditasi penuh untuk semua Jurusan/Program studi.

g. Sejak bulan Desmber 2007, dengan disatukannya beberapa yayasan dibawah Departemen Pertahanan RI, maka pembinaan UPN “Veteran” Jawa Timur beralih dibawah Yayasan Kesejahteraan Pendidikan dan Perumahan(YKPP).

2. Letak Kampus Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Letak kampus UPN “Veteran” Jawa Timur terletak di jalan Raya Gunung Anyar No. 21 Kota Surabaya.

3. Visi dan Misi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Dalam mewujudkan fungsinya sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi maka Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur menetapkan Visi sebagai berikut:

“Menjadi Universitas terdepan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta sumber daya manusia yang dilandasi nilai dan semangat kejuangan”.

Dalam upaya mencapai Visi yang sudah ditetapkan didepan maka Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur perlu menetapkan Misi sebagai pedoman dalam mengambil langkah kegiatan yang kegiatan yang harus dilakukan dan bagaimana cara untuk melaksanakannya,adapum Misinya sebagai berikut : 1. Menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki nilai – nilai moralitas,


(53)

2. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi menuju research university. 3. Mengembangkan system pemberdayaan masyarakat.

4. Meningkatkan kerja sama dalam bidang akademik dan non akademik dengan perguruan tinggi lain, pemerintah dan swasta.

Dengan ditetapkannya Visi dan Misi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur tersebut diharapkan pelaksanaan fungsi dibidang Pendidikan telah terarah.

4. Tujuan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Menunjang embangunan nasional dibidang pendidikan tinggi dalam rangka terciptanya sumber daya manusia yang cakap, professional, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki disiplin, tanggung Jawab dan pengabdian yang tinggi serta rasa kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat.

5. Struktur Organisasi

Struktur organisasi bagi setiap organisasi keberadaannya sangat penting sekali demi kelancaran aktifitasnya. Oleh karena itu struktur organisasi adalah suatu kerangka yang menunjukkan setiap tugas seseorang didalam suatu organisasi sehingga jelas batas – batasnya, hubungannya, wewenangnya, dan tanggung jawabnya dalam usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Struktur organisasi tersebut mempunyai peranan yang sangat penting bagi Universitas, karena dengan adanya struktur organisasi maka kegiatan – kegiatan yang ada pada sebuah Universitas dapat dilaksanakan secara teratur dan terarah.


(54)

Berdasarkan surat keputusan ketua Yayasan Kesejahteraan Pendidikan dan Perumahan Nomor 18 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Struktur organisasi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur sebagai berikut:


(55)

(56)

b.Tugas Pokok dan Fungsi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Adapun tugas pokok dan fungsi dari masing – masing jabatan adalah sebagai berikut :

1. Rektor mempunyai tugas dan fungsi :

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dipimpin oleh seorang rektor yang dlam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab langsung kepada kepala Badan Pelaksana Pendidikan (BP DIK) YYKP. Jabatan ini dipegang oleh Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP.

Rektor bertugas memimpin penyelenggaraan Pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan pengabdian masyarakat, serta pembinaan sivitas akademika di lingkungan uiversitas dan hubungan dengan lingkungannya.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Rektor mempunyai fungsi: a. Memberikan laporan kepada ketua Yayasan, Kepala BP DIK dan BPH

tentang hal – hal yang berkaitan dengan Pembinaan Universitas.

b. Mengelola penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pengembangan serta pengabdian kepada masyarakat.

c. Mengelola seluruh kekayaan perguruan tinggi dan secara optimal memanfaatkannya untuk kepentingan universitas.

d. Membina dosen, tenaga kependidikan, pertukaran dosen dan mahasiswa, teknisi dan alumni.


(57)

e. Menyusun rencana strategis yang memuat tujuan dan sasaran perguruan tinggi yang hendak tercapai dalam jangka waktu 5 tahun.

f. Memberikan arahan dan kebijaksanaan umum, serta menetapkan peraturan, norma dan tolak ukur penyelenggaraan universitas atas dasar keputusan senat universitas.

2. Badan Penjamin Mutu mempunyai tugas dan fungsi :

Badan Penjamin Mutu mempunyai tugas pokok melaksanakan penilaian tentang penjaminan mutu (quality assurance) dibidang kinerja Universitas, Fakultas, dan Program studi, mulai dari masukan, proses, sampai dengan keluaran yang diselaraskan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Untuk melaksanakan tugas pokok Badan Penjamin Mutu mempunyai fungsi :

1. Perencanaan dan pelaksanaan kegiatan penjaminan mutu. 2. Penyiapan dan penyusunan standar mutu.

3. Penyiapan dokumen pedoman/perangkat lunak penjaminan mutu. 4. Sosialisasi pedoman/perangkat lunak penjaminan utu.

5. Pemantauan dan penilaian penyelenggaraan penjaminan mutu. 6. Evaluasi dan koreksi terhadap penyelenggaraan penjaminan mutu.

7. Pelaksanaan kegiatan audit internal dan evaluasi/koreksi serta pembuatan laporan berkala dilingkungan Universitas, Fakultas, Akademik dan Progdi.


(58)

3. Sekretariat

a. Sekertariat mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut :

Sekretariat umum disingkat Setum mempunyai tugas pokok melaksanakan pembinaan administrasi umum dan ketatausahaan dilingkungan Universitas.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut secretariat umum mempunyai fungsi :

1. Melaksanakan pmbinaan adminstrasi umum dan ketatausahaan dilingkungan Universitas.

2. Melaksanakan produksi dan pengadaan surat – surat dan naskah dilingkunagan Universitas.

3. Melaksanakan pengelolaan arsip dan dokumentasi Universitas.

4. Menyiapkan informasi dan berita kepada publik internal maupun eksternal. 5. Membina hubungan / komunikasi yang harmonis antara Universitas dengan

publik.

b. Sekertariat mempunyai dua sub bagian yang masing – masing mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut :

1) Bagian Tata Usaha (TU) mempunyai tugas dan fungsi :

Bagian Tata Usaha mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan administrasi umum dan ketatausahaan.

Untuk melaksanakan tugas pokoknya tersebut bagian tata usaha mempunyai fungsi :


(59)

2. Mengatur klasifikasi dan draft surat.

3. Mengatur prioritas surat yang akan diajukan kepada pimpinan. 2) Bagian Hubungan Masyarakat (HUMAS) mempunyai tugas dan fungsi :

Bagian hubungan masyarakat mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas sebagai pelaksana teknis pengumpulan dan pengelolaan data, pendokumentasian kegiatan, penyampaian berita, informasi dan komunikasi dalam rangka kelancaran tugas pokok Universitas.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut bagian Humas mempunyai fungsi :

1. Menyampaiakan informasi dan berita kepada publik internal maupu eksternal.

2. Membina hubungan/komunikasi yang harmonis antara universitas dengan publik.

3. Menjaga dan memelihara citra positif Universitas.

4. Menerbitkan majalah, bulletin dan company profile Universitas. 4. Biro Umum

a. Biro umum mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut :

Biro umum sebagai unsur pembantu pimpinan, mempunyai tugas pokok membantu pelayanan bidang kepegawaian, bidang sarana prasarana dan bidang keamanan Universitas.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Biro Umum mempunyai fungsi :


(60)

1. Melaksanakan pembinaan administrasi kepegawaian dan administrasi metril serta administrasi pengamanan.

2. Melaksanakan kegiatan pengadaan, perawatan, pembinaan dan kesejahteraan serta mutasi pegawai.

3. Melaksanakan koordinasi dengan pihak terkait untuk merumuskan evaluasi dan analisa saana dan prasarana penunjang akademik.

4. Mengkoordinasikan pengaturan penggunaan ruang – ruang kelas, laboratorium, brngkel dalam rangka peningkatan manajemen kelas serta pendayagunaan peralatan sarana dan prasarana sebagai suatu profit center.

5. Melaksanakan pelayaan pengamanan personil, pengamanan kegiatan dan pengamanan materil.

b. Biro umum mempunyai dua sub bagian yang masing – masing mempunyai fungsi sebagai berikut :

1) Bagian Kepegawaian mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut :

Bagaian kepegawaian mempunyai tugas pokok melaksanakan administrasi pengadaan, penggunaan, pembinaan/perawatan dan kesejahteraan serta mutasi pegawai.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut bagian Kepegawaian mempunyai fungsi :

1. Menyusun kebutuhan dan rasionalisasi pegawai.

2. Menyiapkan administrasi pengadaan dan penggunaan pegawai. 3. Menyusun rencana peningkatan mutu pegawai.


(61)

4. Menyusun pelaksanaan pembinaan dan perawatan pegawai.

5. Menyiapkan pelaksanaan mutasi pegawai dan pemisahan pegawai. 2) Bagian Sarana dan Prasarana mempunyai tugas dan fungsi sebagai

berikut :

Bagian sarana dan prasarana, mempunyai tugas pokok menyusun dan melaksanakana rencana pengadaan, penggunaan, dan pengembangan sarana prasaranaUniversitas berdasarkan perundang – undangan yang berlaku.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut bagian sarana dan prasarana mempuyai fungsi :

1. Melaksanakan koordinasi dengan pihak terkait dalam merancanakan pengadaan dan penggunaan sarana dan prasarana akademik secara integrative serta melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap pemanfaatan sarana dan prasarana kampus.

2. Mengkoordinasikan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa serta perlengkapan perorangan.

3. Menyelenggarakan administrasi pengadaan, pemeliharaan dan penghapusan barang.

4. Menyelenggarakan pelayanan umum, pemeliharaan kebersihan kampus, perawatan sarana dan prasarana kampus.

5. Biro Kerjasama dan Kemahasiswaan

a. Biro kerjasama dan kemahasiswaan mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut :


(62)

Biro Kerjasama dan Kemahasiswaan disingkat RO Kermawa mempunyai tugas pokok melaksanakan Bimbingan, Arahan konsultasi serta pengawasan terhadap organisasi dan kerjasama serta kegiatan mahasiswa.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut biro kerjasama dan kemahasiswaan mempuyai fungsi :

1. Menyusun petunjuk ketentuan organisasi kegiatan mahasiswa dan kerjasama.

2. Melaksanakan kegiatan kesejahteraan mahasiswa.

3. Melaksanakan pencatatan dan pelayanan administrasi kegiatan kerjasama dan mahasiswa serta kegiatan alumni.

4. Menyelenggarakan bursa tenaga kerja dalam rangka pemasaran tenaga kerja alumni Universitas.

5. Menyusun program kegiatan dan evaluasi serta laporan kegiatan dan pelaksanaan kegiatan kerjasama dan kemahasiswaan.

b. Bagian kemahasiswaan mempunyai tugas dan fungsi :

Bagian kemahasiswaan disingkat bag. Mawa mempunyai tugas pokok melaksanakan bimbingan serta pelayanan teknis dan administrasi untuk kegiatan minat dan bakat serta organisasi kemahasiswaan.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut bagian kemahasiswaan mempunyai fungsi :

1. Melaksanakan pendataan bakat dan minat mahasiswa baru untuk kaderisasi anggota organisasi mahasiswa.


(63)

3. Memberikan pelayanan teknis administrasi.

4. Melaksanakan koordinasi dengan staff kemahasiswaan, fakultas dan program pasca sarjana dalam perencanaan, pelaksanaan dan pelayanan kegiatan kemahasiswaan.

5. Melaksanakan pembinaan keorganisasian mahasiswa. 6. Biro Administrasi Akademik

a. Biro administrasi akademika mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut : Biro Administrasi Akademik disingkat Biro Admik mempunyai tugas pokok memberikan pelayanan teknis dan administrative dibidang akademik serta melaksanakan perencanaan evaluasi dan pelaporan akademik.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut biro administrasi akademik mempunyai tugas :

1. Merumuskan program kegiatan Biro Administrasi Akademik dan membantu penyusunan program kerja dan anggaran universitas dibidang pendidikan, pengajaran dan perencanaan, evaluasi dan laporan akademik.

2. Menyusun rencana pengembangan ( RENSTRA ) bidang pendidikan dan pengajaran universitas.

3. Melaksanakan dan mengkoordinasikan fungsi akademik di tingkat universitas.

4. Melaksanakan statistik administrasi akademik. 5. Melaksanakan statistik dan regristasi mahasiswa. 6. Mengkoordinasi dan menyusun kalender akademik.


(64)

b. Biro administrasi akademika mempunyai satu sub bagian yang mempunyai tugas dan fungsi :

1) Bagian Pendidikan dan Pengajaran

a) Bagian pendidikan dan pengajaran mempunyai tugas dan fungsi : Bagian pendidikan dan pengajaran disingkat bag dikjar mempunyai tugas pokok menyusun kurikulum dan rencana pengembangan akademik sesuai dengan program pendidikan dan pengajaran.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut bagian pendidikan dan pengajaran mempunyai fungsi :

1. Menyusun program kegiatan pendidikan dan pengajaran.

2. Mengkoordinasikan unit kerja bidang pendidikan dan pengajaran untuk menjalin kerjasama dengan baik.

3. Melaksanakan administrasi pendidikan dan pengajaran.

4. Menyusun perumusan petunjuk teknis bidang pendidikan dan pengajaran.

b) Bagian pengajaran dan pendidikan mempunyai dua sub bagian yang masing – masing mempunyai tugas dan fungsi :

1. Sub Bagian Mahasiswa Baru mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut :

Sub Bag Mahasiswa Baru disingkat Sub Bag Maba mempunyai tugas pokok memberi pelayanan administrasi dikjar


(65)

dan Herregistrasi bakal calon, calon sampai menjadi mahasiswa baru.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut sub bag mahasiswa baru menpunyai tugas :

1. Melaksanakan proses penerimaan mahasiswa baru.

2. Menyusun petunjuk pelaksanaan data/statistik dan kemajuan belajar mahasiswa.

3. Mengakses data dan mengoalah data untuk disajikan dalam bentuk laporan hasil penerimaan mahasiswa baru.

4. Melaksanakan penerbitan buku pedoman mahasiswa. 5. Melayani penerbitan kartu mahasiswa.

6. Melaksanakan promosi kepada calon mahasiswa baru. 2. Sub Bagian Registrasi dan Statistik

Sub bagian registrasi dan statistik mempunyai tugas pokok menyelenggarakan registrasi dan statistik mahasiswa serta evaluasi kemajuan data perkembangan mahasiswa.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut sub bagian registrasi dan statistik mempunyai fungsi :

1. Melaksanakan registrasi dan statistik mahasiswa.

2. Menyusun petunjuk pelaksanaan data/statistik dan kemajuan belajar mahasiswa.

3. Melaksanakan pemutakhiran data mahasiswa yang meliputi biodata, kemajuan belajar, jumlah SKS, IPK, jumlah lulusan


(66)

dan melaksanakan evaluasi pada awal tengah dan akhir semester.

4. Mengkomunikasikan dan memberikan pelayanan informasi data mahasiswa dan alumni.

7. Fakultas

a. Fakultas mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut :

Fakultas mempunyai tugas pokok melaksanakan pendidikan dan pengajaran dalam program sarjana untuk satu cabang ilmu pengetahuan dan ketrampilan teknologi.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut fakultas mempunyai fungsi :

1. Melaksanakan dan mengembangkan pendidikan dan pengajaran dalam satu atau sekelompok bidang ilmu pengetahuan dan teknologi tertentu untuk program sarjana.

2. Membantu lembaga penelitian dan pengembangan Universitas dalam melaksanakan penelitian untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

3. Membantu pelaksanaan dan pengabdian pada masyarakat. 4. Membantu melaksanakan pembinaan sivitas akademika. 5. Melaksanakan kegiatan pelayanan administratif.

b. Fakultas mempunyai lima sub bagian yang mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut :


(67)

Dekan mempunyai tugas dan fungsi pokok memimpin, mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, pengabdian kepada masyarakat serta sivitas akademika.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut dekan mempunyai fungsi :

1. Menyusun dan menyiapkan program kerja fakultas dibantu para wakil dekan dan berpedoman kepada rencana strategis ( RENSTRA ) dan keputusan – keputusan rapat senat, rapat kerja fakultas serta keputusan – keputusan rektor.

2. Memberikan pengarahan, bimbingan dan petunjuk serta melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan program fakultas. 3. Membagi tugas dan melimpahkan wewenang kepada para wakil Dekan

masing – masing untuk bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, kerja sama dan kemahasiswaan, serta alumni ( kepada wakil dekan I ), administrasi umum ( kepada wakil dekan II ) 4. Memotivasi, mengarahkan dan mengkoordinasikan para dosen yang

bekerja pada fakultas, agar merasa dan berada pada situasi akademik, berprestasi ilmiah yang tinggi dan mampu melaksanakan tugas Tridharma Perguruan Tinggi serta membimbing mahasiswa asuhannya.

5. Melaksanakan evaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan program kerja/kegiatan fakultas.


(68)

2. Wakil Dekan I mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut :

Wakil dekan 1 mempunyai tugas pokok membantu dekan dalam memimpin pelaksanaan pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan serta pengabdian pada masyarakat pada pelaksanaan dibidang pendidikan yang bersifat kulikuler.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Wakil dekan 1 mempunyai fungsi :

1. Mengkoordinasi kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengembangan pendidikan dan pengajaran serta penelitian.

2. Mengkoordinasikan kegiatan penyiapan program pendidikan baru diberbagai tingkat maupun bidang.

3. Mengkoordinasikan kegiatan penyusunan program bagi usaha pengembangan daya penalaran mahasiswa.

4. Mengkoordinasikan rencana kegiatan dan kerja sama pendidikan dan penelitian dengan semua unsur pelaksana dilingkungan universitas. 3. Wakil Dekan II mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut :

Wakil dekan II mempunyai tugas pokok membantu dekan dalam memimpin pelaksanaan kegiatan dibidang administrasi umum.

Untuk melaksanakan tugas pokok Wakil dekan II mempunyai fungsi :

1. Mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan keuangan. 2. Mengkoordinasikan kegiatan pengurusan kepegawaian. 3. Mengkoordinasikan kegiatan pengurusan perlengkapan.


(1)

86

demikian akan banyak pihak yang paham tentang program kawasan tanpa rokok di kampus dan mengetahui sanksi-sanksi apa yang didapat apabila melanggar peraturan tersebut baik itu dari pihak mahasiswa atau pegawai UPN juga.

Dan jawaban responden dari indikator menyebarluaskan informasi tentang kebijakan tanpa rokok yang diberlakukan di kampus, diketahui responden yang menjawab ya sebanyak 58 orang, dengan menyebarluaskan informasi kebijakan kawasan tanpa rokok secara lisan. Dilihat dari tingkatan partisipasi menurut Asia Development Bank ( ADB ) seperti yang dikutip Soegijoko dalam Huraerah ( 2008 : 100-102 ) salah satunya menyebutkan berbagai informasi bersama ( sosialisasi ). Berdasarkan teori dan keadaan dilapangan diatas maka penyebaran informasi secara lisan sangatlah berperan penting dalam pelaksanaan program kawasan tanpa rokok ini dikarenakan peran dari individu tersebut sangatlah berpengaruh terhadap berhasilya program ini.

Berdasarkan jawaban responden tentang indikator mengingatkan setiap orang yang melanggar kebijakan kawasan tanpa rokok, diketahui responden yang menjawab ya sebanyak 55 orang, dengan keterangan responden pimpinan mengingatkan kepada seluruh masyarakat kampus, sedangkan mahasiswa mengingatkan sesama mahasiswa yang melanggar kebijakan. Dan jawaban responden dari indikator melaporkan setiap orang yang melanggar kebijakan kawasan tanpa rokok, diketahui responden yang menjawab ya sebanyak 7 orang, dikarenakan responden melaporkan setiap orang yang melanggar kepada rektor,dosen tetapi reponden tidak mengetahui prosedur untuk melapor. Dari kedua indikator diatas bila dikaitkan dengan teori menurut Khairuddin (2000:126) adalah partisipasi karena takut atau terpaksa partisipasi yang dilakukan


(2)

dengan terpaksa atau takut biasanya akibat adanya perintah yang kaku dari atasan, sehingga masyarakat seakan – akan terpaksa untuk melakukan rencana yang telah ditentukan. Sesuai dengan teori dan keadaan dilapangan maka partisipasi yang terjadi di masyarakat UPN “Veteran” Jawa Timur terjadi karena takut atau terpaksa, hal ini dikarenakan masyarakat kampus terkesan takut untuk melaporkan pada pihak yang bersangkutan. Sehingga masyarakat hanya mau mengingatkan atau memberikan informasi mengenai larangan merokok di kampus kepada disetiap orang yang merokok di area kampus.

Berdasarkan jawaban responden tentang indikator mengetahui peraturan daerah tentang kawasan tanpa rokok yang di berlakukan di area belajar mengajar termasuk kampus, bahwa masih banyak responden yang tidak tahu bahwa ada peraturan daerah tentang kawasan tanpa rokok di area belejar mengajar termasuk kampus UPN, bila dikaitkan dengan teori tingkatan partisipasi menurut Asia Development Bank ( ADB ) seperti yang dikutip Soegijoko dalam Huraerah ( 2008 : 100-102 ) salah satunya menyebutkan pemerintah yang menyebarluaskan informasi tentang program yang akan direncanakan atau sekedar memberikan informasi mengenai keputusan yang dibuat dan mengajak warga untuk melaksanakan keputusan tersebut. Berdasarkan teori dan keadaan dilapangan bahwa sudah seharusnya pihak pimpinan lembaga menyebarluaskan informasi program kawasan tanpa rokok yang sudah diberlakukan di kampus atau dengan memberikan tanda/petunjuk tentang larangan merokok di sekitar kampus. Hal ini berfungsi untuk mengingatkan atau memberitahukan para masyarakat kampus. Dengan begitu diharapkan kedepannya tidak akan terjadi


(3)

pelanggara-88

pelanggaran yang terjadi di kawasan tanpa rokok khususnya di UPN “Veteran” Jawa Timur.

Berdasarkan analisa data dengan menggunakan rumus Chi Kuadarat didapatkan nilai Chi Kuadrat hitung sebesar 350,91 dimana nilai Chi Kuadrat hitung lebih besar dari nilai Chi Kuadrat tabel yaitu sebesar 7,779 maka setelah diuji hipotesis maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga terdapat perbedaan tingkat partisipasi masyarakat dalam mewujudkan kawasan tanpa rokok di UPN “Veteran” Jawa Timur terbukti sangat signifikan.


(4)

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa yang dilakukan terhadap data yang diperoleh dari responden serta pengujian hipotesa melalui perhitungan Chi Kuadrat, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Tingkat partisipasi masyarakat dalam mewujudkan Kawasan Tanpa Rokok di UPN “Veteran” Jawa Timur termasuk dalam kategori rendah, hal ini dapat dilihat yang menjawab kategori rendah sebanyak 168 responden atau 63,40% dari sampel. 2. Berdasarkan analisis data diperoleh harga Chi kuadrat hitung = 350,91 jauh lebih

besar dari pada Chi kuadrat tabel untuk tingkat kesalahan 10 % = 7,779, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Chi kuadrat hitung jauh lebih besar dibandingkan Chi kuadrat tabel, yang artinya bahwa ada perbedaan yang signifikan tentang tingkat partisipasi masyarakat dalam mewujudkan kawasan tanpa rokok di UPN “Veteran” Jawa Timur.

3. Masih banyak masyarakat di UPN “Veteran” Jawa Timur yang tidak mengetahui adanya kebijakan kawasan tanpa rokok yang di terapkan di area belajar mengajar termasuk kampus, yang dinyatakan oleh 54,72% responden menjawab tidak tahu.


(5)

90

B.Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan maka dapat disampaikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Disarankan untuk dilakukan sosialisasi kepada mahasiswa baru secara rutin pada saat kegiatan ospek dengan mendatangkan pihak pemerintah daerah kota Surabaya, yang bewenang sebagai narasumber.

2. Disarankan agar setiap yang melanggar kebijakan program tersebut diberi sanksi yang tegas, dengan begitu memberikan efek jerah bagi si pelanggar agar tidak melanggar peraturan yang sudah diberlakukan.

3. Disarankan memasang spanduk kawasan tanpa rokok di setiap pintu masuk gedung – gedung tiap fakultas, memasang baliho permanen kawasan tanpa rokok di pintu masuk kampus (pintu1). Dan menambahkan tanda/petunjuk larangan merokok yang didalamnya mencantumkan sanksi bagi si pelanggar serta dasar hukum, di pasang pada tempat yang strategis dan mudah dilihat orang, yang jumlahnya disesuaikan dengan luas ruangan agar masyarakat kampus dapat menyampaikan aspirasinya tentang kebijakan kawasan tanpa rokok. Adapun contoh petunjuk larangan perokok adalah sebagaimana dinyatakan dalam lampiran 1 Peraturan Walikota.

4. Disarankan untuk mengadakan lomba karya ilmiah dengan tema “KAMPUS TANPA ROKOK”.


(6)

Agustino, Leo, 2006, Dasar – Dasar Kebijakan Publik, CV. Alfabeta, Bandung Basrowi, 2005, Pengantar Sosiologi, Ghalia Indonesia, Bogor.

Huraerah, Abu, 2008, Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat; Model dan Strategi Berbasis Kerakyatan, Humaniora, Bandung.

Khairuddin, 2000, Pembangunan Masyarakat, Liberty, Yogyakarta.

Ndraha, Taliziduhu, 1990, Pembangunan Masyarakat : Mempersiapkan Masyarakat Tinggal Landas, Rineke Cipta, Jakarta.

Sugiyono, 2006, Metode Penelitian Administrasi, CV. Alfabeta, Bandung.

Supangat, Andi, 2007, Statistika Dalam Kajian Deskriptif Inferensi dan Non Parametik, Kencana, Jakarta.

Winarno, Budi, 2008, Kebijakan Publik : Teori dan Proses, Pressindo, Yogyakarta.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2002, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.

Internet :

http://rimbaraya.blogspot.com/2004/10/keadaan-pendidikan-indonesia-saat-ini.html,diakses tanggal 15 Januari 2011

http://health.detik.com/read/2011/02/04/170722/1560386/763/82-juta-penduduk-indonesia-jadi-perokok-aktif, diakses tanggal 15 Januari 2011

www.goegle.co.id/zat-kimia-dalam-rokok, diakses tanggal 18 Januari 2011 Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 5 Tahun 2008


Dokumen yang terkait

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG KAWASAN TANPA ASAP ROKOK DAN KAWASAN TERTIB ROKOK DI KOTA PADANG PANJANG.

0 0 12

GAYA HIDUP MAHASISWA UPN “VETERAN” JAWA TIMUR.

0 0 9

Sikap Mahasiswa UPN Veteran Jatim Pasca Pemberitaan Perda Anti rokok No 5 Mengenai Kawasan Tanpa Rokok dan Kawasan Terbatas Merokok Di Surat Kabar (Studi Deskriptif Sikap Mahasiswa UPN Veteran Jatim Pasca Pemberitaan Perda Anti rokok No 5 Mengenai Kawasan

0 2 80

ASRAMA MAHASISWA UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR DI SURABAYA.

0 1 75

IMPLEMENTASI PERDA KOTA SURABAYA NO 5 TAHUN 2008 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DAN TERBATAS MEROKOK ( Studi tentang kawasan tanpa rokok di kampus UPN “ Veteran “ Jawa Timur ).

1 69 117

Perda No. 02 Thn. 2015

0 0 11

7 83 1 PB

0 0 5

IMPLEMENTASI PERDA KOTA SURABAYA NO 5 TAHUN 2008 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DAN KAWASAN TERBATAS MEROKOK ( Studi tentang KawasanTanpa Rokok di Kampus UPN “ veteran “ Jawa Timur ) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar

0 0 8

Sikap Mahasiswa UPN Veteran Jatim Pasca Pemberitaan Perda Anti rokok No 5 Mengenai Kawasan Tanpa Rokok dan Kawasan Terbatas Merokok Di Surat Kabar (Studi Deskriptif Sikap Mahasiswa UPN Veteran Jatim Pasca Pemberitaan Perda Anti rokok No 5 Mengenai Kawasan

0 0 19

TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MEWUJUDKAN KAWASAN TANPA ROKOK DI UPN “VETERAN” JAWA TIMUR SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN “Veteran” Jawa Timur

0 0 24