1. Partisipasi horizontal yaitu partisipasi antara sesama warga atau anggota
suatu perkumpulan. 2.
Partisipasi vertical yaitu partisipasi yang dilakukan oleh bawahan dengan atasan, antar klien dengan patron atau antara masyarakat sebagai suatu
keseluruhan.
c. Tingkatan Partisipasi
Sedangkan menurut Hoofsteede seperti dikutip Khairuddin 1992 : 125 membagi partisipasi menjadi tiga tingkatan, yaitu :
a. Partisipasi inisiasi inisiation participation adalah partisipasi yang
mengandung inisiatif dari pemimpin desa, baik formal maupun informal, ataupun dari anggota masyarakat mengenai suatu proyek tersebut
merupakan kebutuhan – kebutuhan bagi masyarakat. b.
Partisipasi legitimasi legitimation participation adalah partisipasi pada tingkat pembicaraan atau pembuatan keputusan tentang proyek tersebut.
c. Partisipasi eksekusi execution participation adalah partisipasi pada tingkat
pelaksanaan.
d. Cara Menggerakkan Partisipasi
Menurut Paston dalam Ndaraha 1990:104 perbaikan kondisi hidup masyarakat dan upaya memenuhi kebutuhan masyarakat dapat menggerakkan
partisipasi. Agar perbaikan kondisi dan peningkatan taraf hidup masyarakat dapat menggerakkan partisipasi dalam pembangunan, usaha itu adalah :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
1. Disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat yang nyata.
2. Dijadikan stimulasi terhadap masyarakat, yang berfungsi mendorong
timbulnya jawaban response yang dikehendaki. 3.
Dijadikan motivasi terhadap masyarakat yang berfungsi membangkitkan tingkah laku behavior yang dikehendaki secara berlanjut, misalnya
partisipasi horizontal. Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa partisipasi
turut mempengaruhi arah, strategi dan kebijakan pembangunan sesuai dengan mekanisme dan proses politik yang berlangsung dalam suatu Negara. Selain itu,
partisipasi sebagai masukan pembangunan dapat meningkatkan usaha perbaikan kondisi taraf hidup masyarakat yang bersangkutan.
e. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Partisipasi
Menurut Khairudin 2000:126 partisipasi masyarakat terjadi karena: 1.
Takut atau terpaksa Partisipasi yang dilakukan dengan terpaksa atau takut biasanya akibat
adanya perintah yang kaku dari atasan, sehingga masyarakat seakan – akan terpaksa untuk melakukan rencana yang telah ditentukan.
2. Ikut – ikutan
Partisipasi ikut – ikutan hanya dorongan oleh rasa solidaritas yang tinggi diantara sesama masyarakat, keikutsertaan mereka bukan karena dorongan
hati sendiri, tetapi merupakan perwujudan kebersamaan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
3. Kesadaran
Partisipasi yang timbul karena kehendak dari pribadi masyarakat, hal ini dilandasi oleh dorongan yang timbul dari hati nurani sendiri.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa tidak semua anggota masyarakat mau berpartisipasi. Hal ini disadari karena adanya beberapa
faktor yang mungkin membuat mereka terdorong untuk berpartisipasi.
3. Konsep Masyarakat