Proses Pengembunan Kondensasi Proses Pendidihan Evaporasi Beban Pendinginan Perhitungan Karakteristik Mesin AC

Proses penurunan tekanan terjadi pada tahap 3-4 dari Gambar 2.14 dan Gambar 2.15. Dalam fasa cair refrigeran mengalir menuju ke katup ekspansi dan mengalami proses penurunan tekanan dan penurunan suhu. Sehingga suhu refrigeran lebih rendah dari temperatur lingkungan. Pada tahap ini fasa refrigeran berubah dari fase cair menjadi fase campuran : cair dan gas. f. Proses evaporasi 4-4a Proses evaporasi terjadi pada tahap 4-4a dari Gambar 2.14 dan Gambar 2.15. Refrigeran dalam fasa campuran cair dan gas mengalir ke evaporator dan kemudian menerima kalor dari lingkungan yang akan di dinginkan sehingga fasa dari refrigeran berubah seluruhnya menjadi gas jenuh. Proses berlangsung pada tekanan yang tetap, demikian juga berlangsung pada suhu yang tetap. g. Proses pemanasan lanjut 4a-1 Proses pemanasan lanjut terjadi pada tahap 4a-1 dari Gambar 2.14 dan Gambar 2.15. Pada saat refrigeran meninggalkan evaporator refrigeran kemudian mengalami proses pemanasan lanjut. Dengan adanya proses pemanasan lanjut fase refrigeran berubah dari fase gas jenuh menjadi gas panas lanjut. Dengan demikian refrigeran sebelum masuk kompresor benar – benar dalam fase gas. Proses berlangsung pada tekanan konstan. Berikut adalah proses dari siklus kompresi uang yang terjadi dalam p-h diangram diatas.

2.1.3 Proses Pengembunan Kondensasi

Proses pengembunan atau kondensasi ini merupakan proses perubahan fase dari gas menjadi cair. Proses kondensasi berlangsung pada tekanan dan suhu yang tetap. Pada proses kondensasi kalor dilepaskan dari kondensor ke lingkungan sekitar kondensor. Dalam proses pelepasan kalor biasanya di bantu fan untuk mempercepat proses pelepasan kalor.

2.1.4 Proses Pendidihan Evaporasi

Dalam proses pendinginan proses pendidikan atau proses evaporasi adalah proses dimana refrigerant berubah fase dari fase cair menjadi fase gas. Dalam proses pendidihan diperlukan kalor dari lingkungan di sekitar. Pada AC mobil proses pendidihan refrigerant berlangsung di evaporator. Kalor untuk proses pendidihn di ambil dari udara ruangan yang di lewatkan evaporator.

2.1.5 Beban Pendinginan

Beban pendinginan pada AC mobil adalah energy kalor yang diserap oleh evaporator dari mesin AC. Kalor yang diserap evaporator adalah kalor yang berasal dari ruang kabin yang berada dalam ruang yang didinginkan. Jenis beban pendingin dibagi menjadi 2, yaitu: a. Beban sensible sensible heat Beban sensible adalah beban yang diterima udara di dalam mobil yang dapat berdampak pada perubahan suhu tanpa di sertai perubahan fase. Contoh beban sensible adalah kalor yang di lepas orang atau penumpang di dalam mobil, kalor konduksi dari luar mobil yang masuk melewati dinding-dinding mobil, kalor radiasi yang ,asuk melalui dinding-dinding kaca mobil, udara luar yang msuk ke dalam mobil. b. Beban laten latent heat Beban laten adalah beban yang diterima udara di dalam mobil akibat adanya perubahan fase. Contohnya adalah perubahna air atau keringat menjadi uap dan pengembunan udara luar yang masuk ke dalam mobil..

2.1.6 Perhitungan Karakteristik Mesin AC

Untuk mengetahui unjuk kerja mesin AC mobil yang meliputi: kerja kompresor, kalor yang di lepas kondensor, kalor yang di serap evaporator, COP aktual, COP ideal, efisiensi dan laju aliran kalor, di perlukan persamaan-persamaan yang di perlukan untuk menghitungnya. 1. Kerja kompresor Besarnya kerja kompresor pada AC mobil persatuan massa refrigeran dapat dihitung dengan persamaan 2.1: � � = ℎ − ℎ 2.1 Pada Persamaan 2.1 ℎ = Enthalpy saat masuk kompresor ℎ = Enthalpy saat keluar kompresor W in = Kerja kompresor persatuan massa refrigeran 2. Kalor yang dilepas kondensor Kalor yang dilepas kondensor persatuan massa refrigeran dapat dihitung dengan persamaan 2.2: � = ℎ − ℎ 2.2 Pada Persamaan 2.2 ℎ = Enthalpy saat keluar kondensor ℎ = Enthalpy saat keluar kondensor � = Kalor yang dilepas kondensor persatuan massa refrigeran 3. Kalor yang diserap evaporator Kalor yang diserap evaporator persatuan massa refrigeran dapat dihitung dengan Persamaan 2.3: � � = ℎ − ℎ 2.3 Pada Persamaan 2.3 ℎ = Enthalpy saat keluar evaporator ℎ = Enthalpy saat masuk evaporator � � = Kalor yang diserap evaporator persatuan massa refrigeran 4. Coefficient of Performance COP aktual COP dipergunakan untuk menyatakan perfomance unjuk kerja dari siklus refrijerasi. Semakin tinggi COP yang dimiliki oleh suatu mesin pendingin maka akan semakin baik mesin pendingin tersebut. COP tidak mempunyai satuan karena merupakan perbandingan antara dampak refrigerasi h 1 -h 4 dengan kerja kompresor h 2 - h 1 dinyatakan dalam Persamaan 2.4 COP aktual = ℎ −ℎ4 ℎ −ℎ 2.4 Pada Persamaan 2.4 : o COP aktual : koefisien prestasi mesin AC mobil aktual o h 1 : entalpi refrigeran saat masuk kompresor kJkg o h 2 : entalpi refrigeran saat keluar kompresor kJkg o h 4 : entalpi refrigeran saat masuk evaporator kJkg 5. COP ideal Coefficient of Performance. Besarnya koefisien yang menyatakan performance dalam posisi ideal pada siklus kompresi uap dapat dihitung dengan Persamaan 2.5 COP ideal = � � −� 2.5 Pada Persamaan 2.5 : o COP ideal :koefisien prestasi maksimum mesin AC mobil, o T e :suhu evaporator K o T c :suhu kondensor K 6. Efisiensi mesin AC mobil Besarnya efisiensi mesin AC mobil dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 2.6 h = � � � � � � � 2.6 Pada Persamaan 2.6 : o COP ideal : koefisien prestasi maksimum mesin AC mobil o COP aktual : koefisien prestasi aktual mesin AC mobil 7. Laju aliran massa Laju aliran massa refrigerant di dalam mesin AC dapat dihitung dengan persamaan m = � �� = �� 2.7 Pada Persamaan 2.7 m : Laju aliran massa refrigeran V : Voltase kompresor I : Arus kompresor P : Daya kompresor Dengan bantuan diagram tekanan-entalpi, mulai entalpi di setiap proses pada siklus kompresor uap dapat diketahui dengan demikian kerja kompresor, kalor yang di lepas kondensor persatuan massa kalor yang diserap evaporator, COP actual, COP ideal, efisiensi, laju aliran massa. Pada mesin AC mobil ini di perlukan 134a dan P-h diagram. refrigeran 134a disajikan pada Gambar 2.13. Gambar 2.16 P-h diagram refrigeran R-134a

2.2 Tinjauan Pustaka