Hasil dan Pembahasan Evaluasi kualitas hidup responden hipertensi menggunakan instrumen SF-36 : kajian faktor usia dan body mass index di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY.

5 limit pusat ͞central limit theorem͟, apabila jumlah sampel yang diperoleh relatif besar 30 atau lebih akan mendapatkan distribusi yang mendekati normal Gujarati, 2006. Pada penelitian ini, sampel yang diperoleh relatif besar maka uji normalitas dapat dikatakan mendekati distribusi normal. Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh faktor usia atau BMI terhadap kualitas hidup responden hipertensi. Uji statistik yang digunakan adalah uji-T tidak berpasangan untuk melihat kebermaknaan antar kelompok.

3. Hasil dan Pembahasan

Jumlah keseluruhan responden penelitian ini sebanyak 205 orang dari tiga padukuhan yaitu Padukuhan Jetis, Padukuhan Pundung, Padukuhan Grumbulgede, Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY. Karakteristik responden penelitian dapat dilihat pada Tabel I berikut. Tabel I. Karakteristik Responden Penelitian di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta Variabel Responden Nilai P n Usia Tahun 40-59 140 68,3 0,01 60-75 65 31,7 Jenis Kelamin Laki-laki 95 46,3 0,29 Perempuan 110 53,7 Body Mass Index BMI ш25 kgm 2 111 54,1 0,23 25 kgm 2 94 45,9 Pendidikan чSMP 138 67,3 0,01 SMP 67 32,7 Penghasilan чUMR 134 65,4 0,01 UMR 71 34,6 Terapi Ya 60 29,3 0,01 Tidak 145 70,7 Total 205 100 nilai-P0,05 dengan one sample binomial test 6 Pada Tabel I, menunjukkan terdapat perbedaan proporsi antara kelompok responden usia 40-59 tahun dengan kelompok usia 60-75 tahun. Hal ini disebabkan pada saat pengambilan data di Kecamatan Kalasan lebih banyak ditemukan responden usia 40-59 tahun dibandingkan kelompok usia 60-75 tahun. Responden dengan tingkat pendidikan чSMP lebih banyak dibandingkan dengan tingkat pendidikan SMP yaitu sebanyak 138 orang 67,3. Tingkat penghasilan responden lebih banyak чUMR yaitu sebanyak 134 orang 65,4. Responden yang melakukan terapi hipertensi yaitu sebanyak 60 orang 29,3. Tabel II. Profil Tekanan Darah Sistolik TDS, Tekanan Darah Diastolik TDD, Denyut Nadi, dan BMI Responden di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta Berdasarkan Faktor Usia Variabel Mean±SD Usia Nilai p 60-75 Tahun 40-59 Tahun TDS mmHg 165,1±17,7 158,3±16,7 0,01 TDD mmHg 88,1±10,4 93,3±11,36 0,02 Denyut nadi denyutmenit 81,3±12,7 83,6±11,4 0,20 BMI kgm 2 24,7±4,1 26,1±4,4 0,02 nilai-p0,05 dengan uji-T antara kelompok usia 60-70 tahun dan usia 40-59 tahun Pada Tabel II, menunjukkan responden yang berusia 60-75 tahun dan 40-59 tahun memiliki perbedaan rerata pada tekanan darah sistolik TDS, tekanan darah diastolik TDD dan BMI yang dilihat dari nilai p0,05. Pada responden yang berusia 60-75 tahun memiliki kenaikan tekanan sistolik yang lebih tinggi dibandingkan responden yang berusia 40-59 tahun. Tekanan darah dapat meningkat seiring bertambahnya usia dan rentang usia lanjut adalah ш60 tahun. Hal ini disebabkan adanya perubahan struktural penebalan dan pelebaran dinding, perubahan fungsional arteri serta peningkatan kekakuan pembuluh darah akibat penuaan Pinto, 2007. Hasil pada Tabel II, menunjukkan adanya perbedaan rerata pada tekanan darah diastolik, yaitu responden usia 60-75 tahun memiliki tekanan darah diastolik lebih rendah dibandingkan responden usia 40-59 tahun. Semakin bertambahnya usia tekanan darah diastolik cenderung menurun, sedangkan denyut nadi dan sistolik meningkat dengan bertambahnya usia Franklin, 2014. Rerata 7 TDS dan TDD responden usia 60-75 tahun menunjukkan responden memiliki TDS di atas 140mmHg dengan TDD di bawah 90mmHg. Tekanan darah demikian dikategorikan sebagai hipertensi isolasi sistolik yang lebih umum dialami pada geriatrik Mancia et al., 2013. Hasil juga menunjukkan adanya perbedaan rerata pada BMI. Pada responden yang berusia 60-75 tahun memiliki BMI lebih rendah dibandingkan responden yang berusia 40-75 tahun, hal ini disebabkan oleh perubahan yang cukup besar pada komposisi tubuh. Tabel III. Profil Usia, Tekanan Darah Sistolik TDS, Tekanan Darah Diastolik TDD, dan Denyut Nadi Responden di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta Berdasarkan Faktor BMI Variabel Mean±SD BMI Nilai p ≥25 kgm 2 25 kgm 2 Usia 52,9±9,2 55,7±9,5 0,03 TDS mmHg 159,5±15,3 161,6±19,3 0,39 TDD mmHg 92,9±10,5 90,2±12,0 0,08 Denyut nadi denyutmenit 83,2±11,2 82,6±12,6 0,72 nilai-p0,05 dengan uji-T antara kelompok BMI ≥25 kgm 2 dan 25 kgm 2 Hasil analisis yang diperoleh Tabel III, menunjukkan BMI ш25 kgm 2 dan 25 kgm 2 memiliki perbedaan rerata pada usia. Rerata usia yang memiliki BMI ш25 kgm2 adalah 52,9±9,2, yang termasuk responden usia 40-59 tahun. Pada Tabel III, menunjukkan tidak ada perbedaan rerata pada TDS, TDD, dan denyut nadi dengan nilai p0,05. Terapi hipertensi merupakan upaya seseorang untuk mengobati dari penyakit hipertensi dengan menurunkan tekanan darah. Tabel IV. Terapi Obat Hipertensi Responden Hipertensi di Kecamatan Kalasan Nama Obat Jumlah Pengguna Kaptopril 30 Amlodipin 14 Herbal 1 Lupa obat 16 Pada Tabel IV, kebanyakan responden hipertensi di Kecamatan Kalasan melakukan terapi hipertensi dengan mengkonsumsi obat antihipertensi golongan ACEI Angiostensin-Converting Enzyme Inhibitor seperti kaptopril. Ada juga, 8 responden hipertensi mengkonsumsi obat antihipertensi golongan CCB Calcium Channel Blockers seperti amlodipin dan obat herbal. Namun, banyak responden hipertensi yang lupa atau tidak mengetahui nama obatnya. Menurut Mancia et al 2013, obat antihipertensi yang paling banyak digunakan yaitu ACE Inhibitor. Tabel V. Perbandingan Nilai SF-36 Berdasarkan Usia Responden Penelitian Domain Mean±SD Usia Nilai p 60-75 Tahun 40-59 Tahun Fungsi Fisik 84,0±19,4 94,3±10,3 0,01 Peranan Fisik 38,4±43,5 59,1±41,1 0,01 Rasa Nyeri 57,0±16,8 59,5±18,2 0,35 Kesehatan Umum 61,5±8,9 63,2±9,6 0,23 Vitalitas 71,2±19,9 73,9±14,5 0,21 Fungsi Sosial 75,9±22,7 75,2±19,6 0,81 Peranan Emosi 51,7±42,9 53,5±42,4 0,78 Kesehatan Mental 80,2±16,6 82,1±12,1 0,38 nilai-p0,05 dengan uji-T antara kelompok usia 60-75 tahun dan usia 40-59 tahun Data Tabel V, menunjukkan responden yang berusia 60-75 tahun dan 40-59 tahun memiliki perbedaan rerata pada domain fungsi fisik dan peranan fisik yang dilihat dari nilai p0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa usia mempengaruhi kualitas hidup responden hipertensi pada domain fungsi fisik dan peranan fisik. Responden usia 60-75 tahun memiliki rerata domain fungsi fisik dan peranan fisik lebih rendah dibandingkan responden usia 40-59 tahun. Hasil penelitian Khaw, Hassan and Latiffah 2011 menunjukkan bahwa responden hipertensi usia ≥60 tahun mengalami penurunan kualitas hidup pada domain fungsi fisik dan peranan fisik p0,05. Lansia dengan usia 60 tahun ke atas yang memiliki penyakit kronis seperti hipertensi, cenderung mengalami penurunan kemampuan fisik. Proses degeneratif yang terjadi terus-menerus dapat menyebabkan terjadinya perubahan fisiologis dalam tubuh sehingga berpengaruh pula terhadap fungsi dan kemampuan tubuh Bustan, 2007. Ditinjau dari domain peranan emosi dan kesehatan mental, tidak terdapat perbedaan rerata antara responden yang berusia 60-75 tahun dengan responden 9 yang berusia 40-59 tahun. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Soni et al., 2010, menunjukkan responden dengan usia 60 ke atas mengalami penurunan pada domain peranan emosi dan kesehatan mental. Peningkatan tekanan darah ke otak akan menyebabkan penurunan vaskularisasi di area otak yang akan mengakibatkan responden sulit untuk berkonsentrasi, emosi tidak terkontrol, dan penurunan terhadap mental. Perbedaan hasil penelitian ini mungkin karena karakteristik responden penelitian yang berbeda. Tabel VI. Perbandingan Nilai SF-36 Berdasarkan BMI Responden Penelitian Domain Mean±SD Body Mass Index Nilai p ≥25 kgm 2 25 kgm 2 Fungsi Fisik 92,2±13,4 89,8±15,9 0,25 Peranan Fisik 52,9±43,3 52,1±42,5 0,89 Rasa Nyeri 58,2±18,3 59,3±17,3 0,65 Kesehatan Umum 62,6±9,1 62,8±9,8 0,93 Vitalitas 72,9±14,9 73,3±14,5 0,82 Fungsi Sosial 77,5±19,2 73,3±14,5 0,11 Peranan Emosi 51,6±42,1 54,5±43,1 0,62 Kesehatan Mental 80,8±15,1 82,4±13,4 0,42 nilai p0,05 dengan uji-T antara kelompok BMI ≥25 kgm 2 dan 25 kgm 2 Pada Tabel VI, menunjukkan tidak adanya perbedaan rerata BMI pada domain fungsi fisik, peranan fisik, rasa nyeri, kesehatan umum, vitalitas, fungsi sosial, peranan emosi dan kesehatan mental p0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa BMI tidak mempengaruhi kualitas hidup responden hipertensi. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Ghorbani 2013, menunjukkan orang dengan obesitas mengalami penurunan kualitas hidup pada domain fungsi fisik dan peranan fisik p0,01 dibandingkan dengan orang yang memiliki berat badan normal. Obesitas dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan dapat membatasi kegiatan sehari-hari Alley and Chang, 2007. Perbedaan hasil tersebut disebabkan karena perbedaan kategori obesitas yang digunakan. Penelitian Ghorbani 2013 digunakan kategori obesitas dengan BMI ≥30 kgm 2 , sedangkan pada penelitian ini digunakan kategori obesitas dengan BMI 25-29,9 kgm 2 . PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10

4. Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Evaluasi kualitas hidup responden hipertensi usia 40-75 tahun menggunakan instrumen SF-36 di Kecamatan Ngemplak, Sleman, Yogyakarta (kajian usia dan tingkat penghasilan).

0 0 113

Evaluasi kualitas hidup responden hipertensi usia 40-75 tahun menggunakan instrumen SF-36 di Kecamatan Ngemplak, Sleman, Yogyakarta (kajian usia dan jenis kelamin).

0 0 67

Evaluasi kualitas hidup responden hipertensi menggunakan instrumen SF-36: kajian faktor usia dan jenis kelamin di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY.

0 0 59

Ketaatan terapi responden hipertensi usia 40-75 tahun menggunakan instrumen morisky di kecamatan Ngemplak, Sleman, DIY (kajian usia dan aspek gaya hidup).

0 0 76

Evaluasi kualitas hidup responden hipertensi usia 40-75 tahun menggunakan instrumen sf-36 di Kecamatan Ngemplak, Sleman, DIY (kajian usia dan pendidikan).

0 1 66

Evaluasi kualitas hidup responden hipertensi menggunakan instrumen SF-36:kajian faktor usia dan tingkat penghasilan di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY.

0 0 66

Evaluasi kualitas hidup responden hipertensi usia 40-75 tahun menggunakan instrumen sf-36 di Kecamatan Ngemplak, Sleman, Yogyakarta (kajian usia dan jenis pekerjaan).

0 1 85

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden 40 – 75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY (kajian faktor umur dan Body Mass Index (BMI)).

0 1 98

Evaluasi kualitas hidup responden hipertensi usia 40-75 tahun menggunakan instrumen SF-36 di Kecamatan Ngemplak, Sleman, Yogyakarta (kajian usia dan body mass index).

0 0 90

Evaluasi kualitas hidup responden hipertensi usia 40-75 tahun menggunakan instrumen sf-36 (kajian usia dan tingkat pendidikan) di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta.

0 0 77