Statistik Deskriptif Uji Analisis Faktor Uji Asumsi Klasik

Return On Equity X 4 Tingkat pengembalian ekuitas atas perolehan laba bersih setelah pajak bagi pemegang saham Laba setelah Pajak ROE = Modal Sendiri Rasio Beban OperasionalPendap atan Operasional dan X 5 Perbandingan beban operasional terhadap pendapatan operasional BOPO = l Operasiona Pendapa sional BiayaOpera tan Rasio Net Interest Margin X 6 Perbandingan dari pendapatan bersih terhadap aktiva produktif NIM = uktif Aktivaprod h BungaBersi Pendapa tan Rasio Capital Adequacy Ratio X 7 Kekuatan modal sendiri dibandingkan aktiva tertimbang menurut resiko CAR = TotalATMR ModalBank Rasio Debt to Equity Rasio X 8 Perbandingan antara keseluruhan hutang jangka panjang dengan modal sendiri Total Hutang DER = Total Modal Harga Saham Harga saham rata-rata setelah penutupan yang laporan keuangan telah dipublikasikan. Harga saham dalam penelitian ini diambil pada harga saham rata-rata setelah penutupan. Rasio

4.6. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda multiple linier regression method dengan pengolahan data melalui SPSS Statistical Package for Social Science. Untuk mengadakan analisis dengan model regresi harus diadakan pengujian kualitas data dengan menggunakan statistik deskriptif dan asumsi klasik.

4.6.1 Statistik Deskriptif

Statistik ini digunakan untuk memberikan gambaran profil data sampel. Penelitian ini menggunakan statistik deskriptif yang terdiri dari rata-rata, deviasi standar minimum dan maksimum Universitas Sumatera Utara

4.6.2 Uji Analisis Faktor

Analisis Faktor adalah suatu cara untuk meringkas summarize informasi yang ada dalam variabel asli awal menjadi satu set dimensi baru atau variate factor. Hal ini dilakukan dengan cara menentukan struktur lewat data summarizization atau lewat data reduction pengurangan data. Untuk menentukan variabel yang akan dibuang yaitu dengan melihat anti image matrices untuk mengetahui faktor yang digunakan dalam penelitian.

4.6.3 Uji Asumsi Klasik

Salah satu syarat pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi adalah uji asumsi klasik. Uji ini meliputi : Uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas.

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel independen dan variabel dependen memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik hendaknya berdistribusi normal atau mendekati normal. Menurut Ghozali 2006 ada dua cara untuk menguji apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu : a. Analisis grafik Untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Metode lain adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Universitas Sumatera Utara Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. b. Analisis Statistik Uji statistik adalah dengan uji Kolmogorov-Smirnov K-S untuk menentukan normalitas distribusi residual. Jika sig atau p-value 0,05, maka data berdistribusi normal.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen Ghozali, 2006. Jika suatu model regresi mengandung multikolinearitas maka kesalahan standar estimasi akan cenderung meningkat dengan bertambahnya variabel dependen. Untuk mendeteksi multikolinearitas dapat dideteksi sebagai berikut : a. Nilai deskriminasi yang sangat tinggi dan diakui dengan nilai F test yang sangat tinggi, serta tidak atau hanya sedikit nilai t test yang signifikan. b. Meregresikan model analisis dan melakukan uji korelasi antar variabel dependen dengan menggunakan Variance Inflating Factor VIF dan Tolerance Value. Batas VIF adalah 10 dan nilai Tolerance Value adalah 0.1. Jika nilai VIF lebih besar dari 10 dan nilai Tolerance Value lebih kecil dari 0.1 maka terjadi multikolinearitas dan harus dikelompokkan dari model. Universitas Sumatera Utara

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah yang bebas autokorelasi. Untuk mendeteksi autokorelasi, dapat dilakukan uji statistik melalui uji Durbin- Watson DW test Ghozali, 2006. Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut: 1. Bila nilai DW terletak diantara batas atas atau upper bound du dan 4 – du maka koefisien autokorelasi = 0, berarti tidak ada autokorelasi. 2. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound dl maka koefisien autokorelasi 0, berarti ada autokorelasi positif. 3. Bila nilai DW lebih besar dari 4-dl maka koefisien autokorelasi 0, berarti ada autokorelasi negatif. 4. Bila nilai DW terletak antara du dan dl atau DW terletak antara 4- du dan 4-dl, maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.

4. Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas dilakukan untuk mengetahui penyebaran varians gangguan. Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance residual data yang ada. Model regresi yang baik adalah yang tidak mengalami heteroskedastisitas. Analisis data: Universitas Sumatera Utara a. Jika ada pola tertentu, serta titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar, kemudian menyempit mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.6.4 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan alat statistik Statistical Package For Science SPSS dengan menggunakan uji faktor dengan KMO yang bertujuan untuk mengetahui apakah semua variabel independen yang telah terambil berpengaruh terhadap variabel dependen yang cukup untuk difaktorkan. Jika hasil diatas 0,50 berarti sudah signifikan dan memenuhi syarat. Jadi dapat disimpulkan bahwa analisis faktor dapat diteruskan.

4.6.4.1 Uji Simultan Uji Statistik F.

Uji signifikansi simultan bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Penentuan penerimaan atau penolakan hipotesis sebagai berikut Ghozali, 2006. 1. Apabila probabilitas 0,05 maka semua variabel independen secara bersama- sama tidak mempengaruhi variabel dependen. Universitas Sumatera Utara 2. Apabila probabilitas 0,05 maka semua variabel independen secara bersama- sama mempengaruhi variabel dependen.

4.6.4.2 Uji Parsial Uji Statistik t.

Uji statistik t digunakan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu variabel independen mampu secara individual menerangkan variabel dependen. Dasar pengambilan keputusan yang digunakan dalam uji t adalah sebagai berikut Ghozali, 2006. 1. Jika nilai probabilitas signifikansi 0,05 maka hipotesis ditolak. Hipotesis ditolak mempunyai arti bahwa variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. 2. Jika nilai probabilitas signifikansi 0,05 maka hipotesis tidak dapat ditolak. Hipotesis tidak dapat ditolak mempunyai arti bahwa variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.

4.6.4.3 Uji

R Squared R 2 Koefisien determinasi R 2 digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen Nilai R Squared R 2 Adjusted R 2 adalah koefisien determinasi yaitu koefisien yang menjelaskan seberapa besar proporsi variasi dalam dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen secara bersama-sama. Adjusted R 2 secara umum mampu memberikan hukuman terhadap penambahan variabel bebas yang tidak mampu menambah daya prediksi suatu model. Nilai koefisien Universitas Sumatera Utara determinansi adalah antara 0 dan 1. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas Ghozali, 2006. Nilai yang mendekati 1 satu berarti variabel –variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Universitas Sumatera Utara

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Hasil Uji Faktor

Pada bagian Metode Penelitian analisis faktor membutuhkan terpenuhinya serangkaian asumsi. Peneliti akan menguji asumsi analisis faktor. Korelasi antar variabel independen, dalam analisis faktor harus 0,5 dengan signifikansi 0,05. Hasil uji korelasi antar variabel independen ada pada output KMO dan Bartlett’s Test, pada Tabel 5.1 sebagai berikut: Tabel 5.1 Uji Faktor dengan KMO and Bartletts Test KMO and Bartletts Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .488 Bartletts Test of Sphericity Approx. Chi-Square 88.739 Df 28 Sig. .000 Sumber: Hasil Analisis Data Pada Tabel 5.1 Nilai KMO and Bartlett’s Test untuk korelasi antar variabel yang diinginkan adalah 0,5 dengan nilai Signifikansi penelitian lebih kecil dari 0,05. Dari hasil penelitian diperoleh nilai KMO sebesar 0,488 yang artinya lebih kecil dari 0,5 nilai signifikansi yang dihasilkan dari Bartlett’s Test of Sphericity sebesar 0,000. Namun harus di lakukan uji faktor lagi karena nilai nilai KMO sebesar 0,488 lebih kecil dari 0,5. Selanjutnya, untuk melihat korelasi antar variabel independen dapat diperhatikan tabel Anti-Image Matrices. Nilai yang diperhatikan adalah MSA Measure of Sampling Adequacy. Nilai MSA berkisar antara 0 hingga 1, dengan ketentuan sebagai berikut: 1. MSA = 1, variabel dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel yang lain. Universitas Sumatera Utara 2. MSA 0,5 variabel masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut. 3. MSA 0,5 variabel tidak bisa diprediksi dan tidak bisa dianalisis lebih lanjut, atau dikeluarkan dari variabel lainnya. Hasil uji korelasi antar variabel independen dapat dilihat Pada Tabel 5.2 sebagai berikut: Tabel 5.2 Anti-image Matrices Pertama Anti-image Matrices LDR NPL ROA ROE BOPO NIM CAR DER Anti-image Covariance LDR .670 .359 .000 .073 -.020 .015 .009 .060 NPL .359 .609 .108 .094 .020 -.036 -.012 .054 ROA .000 .108 .650 -.304 .004 -.054 -.109 -.271 ROE .073 .094 -.304 .724 .054 .136 .073 .216 BOPO -.020 .020 .004 .054 .941 -.070 .053 .160 NIM .015 -.036 -.054 .136 -.070 .944 .004 .108 CAR .009 -.012 -.109 .073 .053 .004 .974 .098 DER .060 .054 -.271 .216 .160 .108 .098 .777 Anti-image Correlation LDR .498 a .562 .000 .105 -.025 .019 .012 .083 NPL .562 .560 a .172 .142 .027 -.047 -.015 .079 ROA .000 .172 .509 a -.443 .006 -.069 -.137 -.382 ROE .105 .142 -.443 .429 a .065 .165 .087 .289 BOPO -.025 .027 .006 .065 .591 a -.074 .055 .187 NIM .019 -.047 -.069 .165 -.074 .554 a .004 .126 CAR .012 -.015 -.137 .087 .055 .004 .227 a .112 DER .083 .079 -.382 .289 .187 .126 .112 .375 a Sumber: Hasil Analisis Data Berdasarkan Tabel 5.2 hasil Anti-image Matrices menunjukkan bahwa variabel CAR memiliki nilai korelasi terkecil 0,227 karena itu variabel CAR dikeluarkan dari analisis. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.3 Uji Faktor dengan KMO and Bartletts Test KMO and Bartletts Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .501 Bartletts Test of Sphericity Approx. Chi-Square 86.807 Df 21 Sig. .000 Sumber: Hasil Analisis Data Pada Tabel 5.3 Nilai KMO and Bartlett’s Test untuk korelasi antar variabel yang diinginkan adalah 0,5 dengan nilai Signifikansi penelitian lebih kecil dari 0,05. Dari hasil penelitian diperoleh nilai KMO sebesar 0,501 yang artinya lebih besar dari 0,5, nilai signifikansi yang dihasilkan dari Bartlett’s Test of Sphericity sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa variabel telah lolos uji faktor dengan nilai nilai KMO sebesar 0,501 lebih besar dari 0,5. Hasil uji korelasi antar variabel independen dapat dilihat Pada Tabel 5.4 sebagai berikut: Tabel 5.4 Anti-image Matrices kedua Anti-image Matrices LDR NPL ROA ROE BOPO NIM DER Anti-image Covariance LDR .671 .359 .001 .073 -.021 .015 .060 NPL .359 .609 .109 .096 .021 -.036 .056 ROA .001 .109 .662 -.303 .011 -.054 -.269 ROE .073 .096 -.303 .729 .050 .137 .213 BOPO -.021 .021 .011 .050 .944 -.070 .157 NIM .015 -.036 -.054 .137 -.070 .944 .109 DER .060 .056 -.269 .213 .157 .109 .787 Anti-image Correlation LDR .498 a .562 .001 .105 -.026 .019 .082 NPL .562 .559 a .172 .144 .028 -.047 .081 ROA .001 .172 .525 a -.437 .013 -.069 -.372 ROE .105 .144 -.437 .441 a .060 .165 .282 BOPO -.026 .028 .013 .060 .611 a -.074 .182 NIM .019 -.047 -.069 .165 -.074 .552 a .126 DER .082 .081 -.372 .282 .182 .126 .392 a Sumber: Hasil Analisis Data Berdasarkan Tabel 5.4 hasil MSA, nilai dari variabel independen NPL, ROA, BOPO, NIM dapat dianalisis lebih lanjut karena masing-masing nilainya Universitas Sumatera Utara 0,5. Berdasarkan hasil pengujian faktor dapat disimpulkan variabel independen NPL, ROA,BOPO, NIM adalah valid sebagai pembentuk variabel dependen.

5.1.2 Kerangka Konseptual Setelah Uji Faktor

Berdasarkan latar belakang sebelumnya setelah uji faktor dengan didukung tinjauan teoritis dan tinjauan peneliti terdahulu tentang faktor-faktor pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham, maka secara skematis kerangka konseptual dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut: Gambar 5.1 Kerangka Konseptual Setelah Uji Faktor

5.1.3 Hipotesis Penelitian Setelah Uji Faktor

Hipotesis penelitian setelah uji faktor adalah Rasio Aktiva produktif Non Performing Loan, Rasio Rentabilitas Return on asset, Beban operasionalpendapatan operasional, Net Interest Margin berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap harga saham pada perusahaan perbankan swasta di Bursa Efek Indonesia. Rasio Rentabilitas 1. Return on asset X 2 2. Beban OperasionalPendapatan Operasional X 3 3. Net Interest Margin X 4 Harga Saham Y Rasio Aktiva Produktif 1. Non Performing Loan X 1 Universitas Sumatera Utara

5.1.4 Statistik Deskriptif

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham pada perusahaan perbankan swasta yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2011. Statistik deskriptif akan menampilkan karakteristik sampel yang digunakan meliputi jumlah sampel N, rata-rata sampel mean, nilai maksimum, nilai minimum serta standar deviasi. Hasil uji statistik Deskriptif dari masing-masing variabel yang digunakan disajikan pada Tabel 5.5 berikut : Tabel 5.5 Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation NPL 92 .91 4.06 1.5596 .39815 ROA 92 -10.66 22.00 1.5432 3.01879 BOPO 92 -30.70 64.61 7.2205 10.48156 NIM 92 1.35 56.66 8.2347 7.93805 HARGASAHAM 92 31.00 13200.00 1308.4891 1988.74780 Valid N listwise 92 Sumber: Hasil Analisis Data Berdasarkan Tabel 5.5 menjelaskan jumlah data yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini sebanyak 92 data yang diambil dari Laporan Keuangan Publikasi pertahun Bank Indonesia Perbankan swasta yang tercatat di BEI periode 2008 hingga 2011. Dengan menggunakan metode polling data, sampel diambil dari 23 perusahaan perbankan dikalikan dengan jumlah periode yaitu 4 periode laporan keuangan publikasi pertahun yang dikeluarkan Bank Indonesia, sehingga jumlah data menjadi 92 buah. Dari 92 prusahaan perbankan,nilai minimum Harga Saham Rp.31 sedangkan Harga Saham maximum sebesar Rp. 13.200. Rata-rata dari Harga Universitas Sumatera Utara Saham adalah sebesar Rp.1.308,48 dan besarnya standar deviasi dari Harga Saham adalah sebesar Rp. 1.988,74. Dari 92 perusahaan perbankan nilai minimum NPL adalah sebesar 0,91 sedangkan NPL maximum sebesar 4,06. Rata-rata dari NPL adalah sebesar 1,55 dan besarnya standart deviasi dari NPL adalah sebesar 0,39. Dari 92 perusahaan perbankan nilai minimum ROA -10,66 sedangkan ROA maximum sebesar 22,00 Rata-rata dari ROA adalah sebesar 1,54 dan besarnya standar deviasi dari ROA adalah sebesar 3.01. Dari 92 perusahaan perbankan nilai minimum BOPO -30,70 sedangkan BOPO maximum sebesar 64,61 Rata-rata dari BOPO adalah sebesar 7,22 dan besarnya standar deviasi dari BOPO adalah sebesar 10,48. Dari 92 perusahaan perbankan nilai minimum NIM adalah sebesar 1,35 sedangkan NIM maximum sebesar 56,66. Rata-rata dari NIM adalah sebesar 8,23 dan besarnya standart deviasi dari NIM adalah sebesar 7,93. Universitas Sumatera Utara Standar deviasi menunjukkan seberapa jauh kemungkinan nilai yang diperoleh menyimpang dari nilai yang diharapkan dalam hal ini ROA, BOPO, Harga saham. Semakin besar nilai standar deviasi maka semakin besar kemungkinan nilai rill menyimpang. Langkah perbaikan yang dilakukan agar distribusi data menjadi normal, salah satunya adalah dengan melakukan transformasi Logaritma Natural ln. Adapun data setelah dilakukan transformasi logaritma natural ln sebagai berkut : Tabel 5.6 Descriptive Statistics Setelah Transformasi ln N Minimum Maximum Mean Std. Deviation LNNPL 92 .07 1.51 .4478 .23976 LNROA 92 -1.47 3.09 .7614 .65889 LNBOPO 92 -2.12 3.95 1.6591 .96023 LNNIM 92 .30 3.55 1.8004 .62141 LNHARGASAHAM 92 3.43 9.49 6.2356 1.46565 Valid N listwise 92 Sumber: Hasil Analisis Data Setelah dilakukan transformasi ln menunjukkan standart deviasi masing – masing variabel mempunyai nilai yang lebih kecil dari rata-rata variabel yang diteliti.

5.2 Hasil Pengujian Asumsi Klasik

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Rasio Camel Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 77 85

Analisis Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 36 82

Analisis Pengaruh Rasio Penilaian Pasar Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Asuransi yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia.

3 47 82

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia.

0 2 14

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia.

0 2 7

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia.

0 3 15

“ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI Th 2010 – 2012).

0 2 16

“ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI Th 2010 – 2012).

0 1 13

ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN KEUANGAN GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA ( BEI ).

0 2 10

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM (STUDI PADA PERUSAHAAN PERBANKAN PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM (STUDI PADA PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK JAKARTA).

0 0 12