Additive-Increase, Multiplicative-Decrease Slow Start

34 RTT i = α RTT i-1 + 1 – α rtt i Keterangan :  RTT i adalah waktu estimasi rata – rata round trip time setelah paket ke-i.  Nilai α = 0.875 menurut algoritma Jacobson.  rtt i adalah waktu saat paket ke-i mulai dikirim hingga acknowledgement paket ke-i diterima. Ketika sebuah RTT baru selesai di kalkulasi maka akan dimasukan perhitungan diatas untuk mendapatkan rata-rata RTT pada koneksi tersebut dan prosedur itu akan terus dilakukan tiap kali ada kalkulasi RTT baru. Pengkalkulasian ini digunakan untuk menetapkan waktu timeout atas paket yang dikirimkan. Perhitungan timeout : RTO i = RTT i-1 + 4 MDEV i-1 Keterangan :  MDEVi-1 adalah rata – rata deviasi yang dihitung dengan rumus : MDEVi = 1- ρ MDEVi-1 + ρ | rtti – RTTi-1 | dimana nilai ρ = 0.25  RTT i adalah waktu estimasi rata – rata round trip time setelah paket ke-i.

2.4.4 Additive-Increase, Multiplicative-Decrease

Apabila terjadi kondisi di mana node di dalam jaringan internet tidak lagi dapat menerimamemproses data, congestion 35 control pada dasarnya akan meminta pengirim untuk menurunkan kecepatan pengiriman data dengan cara menurunkan ukuran CongWin, dengan cara demikian diharapkan node akan memiliki cukup waktu untuk memproses data. TCP mengetahui bahwa jaringan sedang mengalami kongesi apabila waktu time-out pada sisi pengirim terlampaui. Gambar 2.12Ilustrasi AIMD Untuk menurunkan kecepatan pengiriman data, TCP menggunakan konsep AIMD, yaitu dengan cara menurunkan sebanyak setengah dari ukuran CongWin, selanjutnya, apabila pengirim telah mengidentifikasi bahwa kongesi di dalam jaringan telah berkurang, maka TCP akan menaikkan kembali kecepatan pengiriman data secara perlahan-lahan. Dalam hal ini TCP akan meningkatkan nilai CongWin sebanyak kira-kira 1 MSS setiap kali pengirim menerima ACK atau setiap RTT. Sehingga kecepatan pengiriman data akan meningkat secara aditif. Karena 36 itualgoritma congestion control semacam ini disebut sebagai Additive-Increase, Multiplicative-Decrease AIMD [10].

2.4.5 Slow Start

Slow start mengizinkan TCP memeriksa kondisi jaringan dengan menaikkan secara perlahan data yang diinjeksikan ke dalam network. Algoritma Slow start menggunakan congestion window, untuk mengontrol flow data. Cwnd diinisialisasi ke satu segmen, biasanya 512bytes. Prinsip slow start sederhana, bahwa untuk setiap ACK yang diterima, menambahkan satu segmen ke cwnd. Gambar 2.13 Ilustrasi Proses Slow-Start. Pengirim dapat mengirimkan data sampai besarnya mendekati nilai congestion windows minimum. Ssthresh di inisialisasi ke window yang diperlihatkan penerima, dimana nilai ssthresh tersebut didapat dari setengah cwnd pada saat pengirim 37 tidak menerima ACK. Saat cwnd lebih besar atau sama dengan nilai ssthresh, koneksi memasuki fase congestion avoidance. Jika kapasitas jaringan dapat dipenuhi sebelum cwnd lebih besar dari ssthresh, makagateway akan memberi sinyal kongesti dengan membuang segmen yang tidak tertampung pada gateway dan TCP akan memasuki fase retransmit setelah tiga ACK duplikat dikirimkan.Pada fase inisialisasi Slow start semacam ini terlihat bahwa nilai CongWin meningkat dua kali lipat setiap RTT.

2.4.6 Congestion Avoidance