Sistematika Penulisan Dasar Hukum izin Prinsip Penyelenggaraan Internet

dengan persepsi peneliti dan informan, dan proses penggalian informasi ini dapat berkembang sesuai dengan interaksi yang terjadi dalam proses wawancara kemudian data primer dan data sekunder yang diperoleh dari penelitian disusun dengan teratur dan sistematis, yang akan dianalisis untuk ditarik suatu kesimpulan.

G. Sistematika Penulisan

Dalam skripsi yang berjudul Prosedur Perolehan Izin Prinsip Penyelenggaraan Internet Service Provider Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara sistematika penulisannya adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas tentang Latar Belakang Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Keaslian Penulisan, Tinjauan Kepustakaan, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan BAB II PENGATURAN IZIN PRINSIP PENYELENGGARAAN INTERNET SERVICE PROVIDER Pada bab ini akan membahas tentang Dasar Hukum izin Prinsip Penyelenggaraan Internet, Ketentuan-Ketentuan Mengenai Masalah Perizinan dan Ketentuan Sanksi Dalam Izin Prinsip Penyelenggaraan Internet BAB III MEKANISME PENGURUSAN IZIN PRINSIP Universitas Sumatera Utara PENYELENGGARAAN INTERNET Pada bab ini akan membahas tentang Pengertian dan Bentuk- Bentuk Layanan Internet Service Provider, Pengurusan izin penyelengaraan telekomunikasi di bidang internet service provider dan Peraturan Daerah Yang mengatur Izin Prinsip Penyelenggaraan Internet BAB IV PROSEDUR PEROLEHAN IZIN PRINSIP PENYELENGGARAAN INTERNET SERVICE PROVIDER DITINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM ADMINISTRASI NEGARA Pada bab ini akan membahas tentang Tata Cara Permohonan Pendaftaran Izin Internet Service Provider, Hambatan perolehan izin prinsip Penyelenggaraan Internet dan Service Provider Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara serta Upaya Yang Dilakukan dalam perolehan izin prinsip penyelenggaraan internet service provider ditinjau dari perspektif hukum administrasi negara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini akan membahas tentang Kesimpulan dan Saran yang telah dilakukan dan memberikan saran dalam hasil penelitian Universitas Sumatera Utara 25 BAB II PENGATURAN IZIN PRINSIP PENYELENGGARAAN INTERNET SERVICE PROVIDER

D. Dasar Hukum izin Prinsip Penyelenggaraan Internet

Salah satu penyelenggaraan jasa telekomunikasi yang sering menjadi daya tarik dan dipertanyakan oleh sebagian warga masyarakat berkaitan dengan proses dan prosedur perizinannya adalah penyelenggaraan jasa akses internet Internet Service ProviderISP. Keberadaan jasa telekomunikasi tersebut secara legalitas telah terakomodasi di dalam Keputusan Menteri Perhubungan No. KM.21 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi, yang diantaranya menyebutkan pada Pasal 46 ayat 1, bahwa penyelenggaraan jasa multimedia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf c terdiri atas: 20 20 a. jasa televisi berbayar; b. jasa akses internet internet service provider ; c. jasa interkoneksi internet NAP ; d. jasa internet teleponi untuk keperluan publik; e. jasa wireless access protocol WAP ; f. jasa portal; g. jasa small office home office SOHO ;h. jasa transaksi on-line; dan i. jasa aplikasi packet-switched selain sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, c, d, e , f, g dan huruf h. Disebutkan pula di dalam Pasal 47 ayat 1, bahwa penyelenggaraan jasa multimedia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat 1 huruf a,b,c dan huruf d merupakan penyelenggaraan jasa multimedia yang memerlukan izin dari Dirjen Postel. Sedangkan pada Pasal 47 http:www.postel.go.idinfo_view_c_26_p_1608.htm , diakses tanggal 1 Juni 2014 Universitas Sumatera Utara ayat 2 disebutkan, bahwa penyelenggaraan jasa multimedia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat 1 huruf e, f, g dan huruf h merupakan penyelenggaraan jasa multimedia yang tidak memerlukan izin dari Dirjen Postel. Sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan No. KM.21 Tahun 2001 tersebut, dalam tata perizinannya, permohonan izin prinsip penyelenggaraan jasa telekomunikasi dapat diajukan setiap waktu dan proses perizinannya melalui evaluasi. Permohonan izin prinsip penyelenggaraan jasa multimedia disampaikan kepada Dirjen Postel, untuk selanjutnya akan dievaluasi. Dalam hal permohonan izin prinsip penyelenggaraan jasa multimedia tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan, Dirjen Postel memberikan penolakan secara tertulis disertai alasan penolakan. Dan jika persyaratannya dipenuhi dan disetujui, Dirjen Postel dapat menerbitkan izin prinsip penyelenggaraan jasa penyelenggaraan jasa multimedia, yang berlaku selama-lamanya 1 tahun dan dapat mengajukan permohonan perpanjangan izin prinsip kepada Dirjen Postel, dimana perpanjangan izin prinsip ini 1 kali dengan masa berlaku selama-lamanya 6 bulan, apabila pemilik izin prinsip telah melakukan investasi dalam persiapan pembangunan sarana dan prasarana sesuai hasil penilaian Tim yang dibentuk oleh Dirjen Postel. Izin penyelenggaraan jasa multimedia diterbitkan oleh Dirjen Postel, setelah pemilik izin prinsip dinyatakan lulus uji laik operasi lebih lanjut tentang uji laik operasi ini dapat dilihat pada Siaran Pers No. 105DJPT.1KOMINFO82007 tertanggal 29 Agustus 2006 tentang ULO Telekomunikasi Sebagai Prasyarat Sebelum Diterbitkannya Izin Penyelenggaraan dan mengajukan permohonan izin penyelenggaraan. Izin penyelenggaraan jasa Universitas Sumatera Utara telepon dasar, jasa mulltimedia diberikan tanpa batas waktu dan setiap 5 tahun sekali dilakukan evaluasi secara menyeluruh oleh Dirjen Postel. Tetapi, apabila hasil evaluasi tersebut dinyatakan tidak memenuhi ketentuan dalam perizinan, pemilik izin penyelenggaraan dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dasar hukum izin prinsip penyelenggaraan internet provider adalah Undang-undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Penyelenggaraan Jaringan Telekomunikasi.Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta, Undang-Undang Anti Pornografi Dan Pornoaksi ,Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 ITE.

E. Ketentuan-Ketentuan Mengenai Masalah Perizinan

Dokumen yang terkait

Prosedur Perolehan Izin Usaha Kecil Menengah Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2002 Ditinjau Dari Hukum Administrasi Negara ( Studi Di Kota Medan )

7 103 69

Prosedur Perolehan Izin Tempat Hiburan Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara (Studi Peraturan Daerah Kota Medan Peraturan Daerah (Perda) Kota Medan No 37 Tahun 2002, Tentang Pendirian Lokasi Usaha Rekreasi Dan Hiburan Umum)

3 63 92

Prosedur Pendelegasian Wewenang Ditinjau dari Persepektif Hukum Administrasi Negara (Studi di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Medan)

1 53 87

Prosedur Perolehan Izin Mendirikan Yayasan Ditinjau dari Segi Hukum Administrasi Negara (Studi Yayasan Sekolah Tinggi Agama Islam AL Islahiyah Kota Binjai)

9 112 83

Perolehan Izin Praktik Dokter Ditinjau Dari Hukum Administrasi Negara

16 156 73

Prosedur Perolehan Izin Usaha Pada Rumah Toko Ditinjau Dari Hukum Administrasi Negara

6 73 82

BAB II IZIN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ADMINISTRASI NEGARA A. Pengertian dan Fungsi Izin 1. Pengertian Izin - Prosedur Perolehan Izin Usaha Kecil Menengah Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2002 Ditinjau Dari Hukum Administrasi Negara ( Studi Di Kota

0 0 16

BAB II IZIN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ADMINISTRASI NEGARA BAB III PENGATURAN IZIN USAHA KECIL MENENGAH DALAM PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 10 TAHUN 2002 DITINJAU DARI HUKUM ADMINISTRASI NEGARA - Prosedur Perolehan Izin Usaha Kecil Menengah Berdasarkan Pe

0 0 15

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERIZINAN DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN A. Pengertian Tempat Hiburan - Prosedur Perolehan Izin Tempat Hiburan Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara (Studi Peraturan Daerah Kota Medan Peraturan Daerah (Perda)

0 0 13

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Perolehan Izin Praktik Dokter Ditinjau Dari Hukum Administrasi Negara

0 2 16