BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Internet merupakan salah satu alat telekomunikasi informasi yang ada di dunia yang memiliki kemampuan untuk mengakses data atau situs untuk
mengetahui perkembangan dunia dari segi apapun.
1
1
Internet dapat diartikan sebagai jaringan komputer luas dan besar yang mendunia, yaitu menghubungkan
pemakai komputer dari suatu negara ke negara lain di seluruh dunia, dimana di dalamnya terdapat berbagai sumber daya informasi dari mulai yang statis hingga
yang dinamis dan interaktif. Selain memberikan keuntungan ekonomis dan efisiensi dalam memenuhi kebutuhan akan informasi, internet dapat juga menjadi
ancaman, terutama yang berkaitan dengan perlindungan Hak Kekayaan Intelektual HaKI, Pornografi. Teknologi internet kini telah memungkinkan siapa pun untuk
membajak ciptaan orang lain dengan waktu yang relatif lebih singkat dan dengan kualitas yang hampir sama dengan karya aslinya. Hanya dalam hitungan beberapa
detik saja, suatu ciptaan yang dilindungi dengan Hak Cipta dan pornografi lainnya dapat dengan mudah diperoleh, diperbanyak. Hak cipta dan pornografi tersebut
juga dengan mudahnya berpindah dari satu komputer ke komputer lainnya, maupun ke media lain, seperti kertas, disket maupun compact disk CD hanya
dengan men- download -nya yang cukup dilakukan dengan satu “klik” saja.
http:wilysteven.blogspot.com201212makalah-jasa-pengurusan-izin.html , diakses
tanggal 1 Juni 2014
Universitas Sumatera Utara
Salah satu permasalahan yang berkembang, sehubungan dengan pelanggaran Hak Cipta dan pornografi dalam media internet ini adalah apakah
Penyelenggara Jasa Internet”PJI” Internet Service Provider atau “ISP” dapat dianggap turut bertanggung jawab atas pelanggaran hak cipta dan pornografi yang
dilakukan oleh pengguna layanannya. Layanan utama sebuah ISP, yaitu menyediakan akses ke internet dinilai
potensial menyebabkan ISP untuk turut digugat. Hal ini dikarenakan sebagai penyedia akses, ISP dianggap mampu mengawasi setiap lalu lintas pertukaran
informasi yang terjadi di dalam jaringannya, serta untuk mengambil langkah- langkah pencegahan yang diperlukan. Selain itu, beberapa jasa layanan tambahan
yang diberikan oleh ISP dinilai juga memiliki potensi besar bagi ISP untuk dianggap turut membantu mengakibatkan terjadinya pelanggaran hak cipta dan
pornografi tersebut. Misalnya layanan web hosting dimana ISP menawarkan layanan untuk menempatkan file-file untuk suatu situs web di dalam server milik
ISP tersebut. Apabila content dari situs web yang ditempatkan di server ISP tersebut melanggar Hak Cipta dan pornografi, maka ada kemungkinan pihak yang
merasa Hak Cipta-nya telah dilanggar juga akan menuntut ISP, karena dianggap turut membantu terjadinya pelanggaran Hak Cipta tersebut.
Sampai dengan saat ini telah ada beberapa kasus yang dibawa kepengadilan khususnya gugatan terhadap ISP atas pelanggaran Hak Cipta yang
dilakukan pihak ketiga, seperti di Amerika Serikat, Perancis dan Cina. Di karenakan terbatasnya kemampuan untuk mengidentifikasikan serta mengetahui
keberadaan mereka yang sebenarnya melanggar suatu ciptaan di media internet,
Universitas Sumatera Utara
maka pemegang Hak Cipta mencari kemungkinan untuk meminta pertanggungjawaban dari ISP atas pelanggaran Hak Cipta yang dilakukan oleh
pengguna layanan mereka. Terlebih untuk layanan web hosting gratis, dimana biasanya pelanggannya anonim, maka akan sangat sulit untuk dapat mengetahui
siapa yang meng- up load karya cipta tersebut. Meskipun sampai dengan saat ini di Indonesia belum ada satu pun kasus
yang dibawa ke pengadilan baik secara pidana maupun perdata yang menggugat ISP atas pelanggaran Hak Cipta dan Pornografi yang dilakukan oleh pengguna
layanan ISP melalui media Internet, akan tetapi dengan diberlakukannya Undang- Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta untuk selanjutnya disebut
UUHC yang mengakui media internet sebagai salah satu media pengumuman, dan dengan semakin banyaknya penggunaan internet sebagai media komunikasi,
tidak menutup kemungkinan suatu saat nanti gugatan atau kasus semacam ini akan diajukan.
Dimulai pada dekade 90-an, Internet semakin berkembang pesat, di Indonesia sendiri bisnis Internet mulai dikenal sekitar tahun 95-an yang diawali
dengan munculnya Internet Service Provider ISP yang menyediakan akses ke Internet dengan bandwidth berkisar antara 14.4 kbps hingga 28.8 kbps.
Perkembangan tersebut juga telah menumbuhkan peningkatan jumlah perusahaan penyedia jasa layanan internet ISP Internet Service Provider, yang pada hingga
akhir tahun 1999 daftar ISP di Indonesia baik yang sudah beroperasi maupun belum beroperasi sekitar 55 ISP, tetapi pada tahun 2001 jumlah ISP secara
Universitas Sumatera Utara
keseluruhan yang tercatat di Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia APJII sudah menginjak angka 155 ISP.
Bisnis ISP memilik prospek yang bagus. Saat ini semua bisnis yang berbasis Internet tidak akan berkembang apabila infastruktur dan koneksi ke
Internet tidak dibangun terlebih dahulu, berdasarkan data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia APJII.
Awal mulanya internet adalah suatu penelitian yang dilakukan oleh Advanced Research Projects Agency APPA.
2
Suatu bagian dari United States Departement Of Defens. Jaringan ini akan berfungsi sebagai alat komunikasi yang
akan menghubungkan pihak militer, universitas dan para produsen peralatan militer. Fungsi internet sudah berbeda dari tujuan utamanya pada saat ini.
Fungsinya internet sekarang sudah sangat beragam dari tempat untuk mencari informasi, belanja online, mencari berita-berita di dalam dan di luar negeri,
perpustakan online yang berupa kumpulan-kumpulan website dari perpustakaan kelas dunia.
3
Izin merupakan suatu persetujuan dari penguasa berdasarkan Undang- undang atau Peraturan Pemerintah dalam keadaan tertentu menyimpang dari
ketentuan larangan perundangan dengan memberi izin, penguasa
memperkenankan orang yang memohonnya untuk dapat melakukan tindakan-
2
Peter Cane, Economic Loss and Products Liability, in Comparative Product Liability, The British Institute of International and Comparative Law, 1986, hal. 67
3
http;\\ education.feedfury.com, Internet dan Manfaatnya, 12 Juni 2014
Universitas Sumatera Utara
tindakan tertentu yang sebenarnya dilarang.
4
Pada dasarnya persetujuan prinsip izin usaha itu sendiri merupakan suatu persetujuan prinsip yang diberikan kepada pemohon untuk dapat melakukan
kegiatan persiapan fisik dan administrasi termasuk perizinan terkait antara lain izin lokasiHGU, izin mendirikan bangunan IMB, izin tempat usahaHO, izin
tenaga kerja asing, izin pemasangan instalasi peralatan yang diperlukan serta upaya kelestarian lingkungan, dan upaya pemantauan lingkungan UKLUPL.
Hukum perizinan merupakan bagian dari Hukum Administrasi Negara yang merupakan aktivitas pemerintah di
Indonesia. Untuk melaksanakan aktivitas dari pemerintah itu sendiri dasarnya adalah kewenangan.
Kewenangan administrasi negara perlu di atur dalam peraturan perundang- undangan, agar dalam melaksanakan aktivitasnya aparatur negara tidak menyalah
gunakan kekuasaannya. Hukum perizinan sangat erat sekali dengan kewenangan Administrasi Negara karena kewenangan merupakan dasar dari aktivitasnya.Hak
tidak ada tanpa adanya keputusan pemberian izin.
5
Berdasarakan uraian di atas peneliti merasa tertarik untuk lebih menulis
skripsi mengenai “Prosedur Perolehan Izin Prinsip Penyelenggaraan Internet Service Provider Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara“
4
Philipus M, Hadjon . Pengantar Hukum Perizinan. Surabaya: Yuridika, 2006 hal 2
5
Peraturan Walikota Medan Nomor:28 Tahun 2011 Tentang Perizinan Usaha Warung Internet
Universitas Sumatera Utara
B. Perumusan Masalah