27
2.1.13. Tipografi
Tipografi didefinisikan sebagai suatu proses seni untuk menyusun bahan publikasi menggunakan huruf cetak. Oleh karena itu, menyusun meliputi
merancang bentuk huruf cetak hingga merangkainya dalam sebuah komposisiyang tepatuntuk memperoleh suatu efek tampilan yang dikehendaki.
Huruf cetak memang huruf yang yang akan dicetakkan pada suatu media tertentu, baik menggunakan mesin cetak offset, mesin cetak desktop, cetak
sablon pada body pesawat terbang, border pada kostum pemain sepak bola, maupun publikasi dihalaman web.
Pemilihan huruf tidak semudah yang dibayangkan, ribuan bahkan jutaan jumlah huruf menyebabkan desainer harus cermat dalam memilih
tipografi yang tepatuntuk karyanya. Rangkaian huruf dalam sebuah kata atau kalimat bukan saja bisa berarti suatu makna yang mengacu kepada sebuah
objek ataupun gagasan, tetapi juga memiliki kemampuan untuk menyuarakan suatu citra ataupun kesan secara visual. Hal ini dikarenakan terdapatnya nilai
fungsional dan nilai estetika dalam suatu huruf. Pemilihan jenis huruf disesuaikan dengan citra yang ingin diungkapkan.
Ada berbagai cara pendekatan untuk memperdalam ilmu maupun wawasan mengenai ilmu tentang huruf :
1. Melalui pengenalan sejarah huruf
2. Mengenali anatomi bentuk huruf
3. Membandingkan cirri masing – masing bentuk huruf
4. Mempelajari tata letak huruf
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
28
5. Mempelajari komposisi penggabungan huruf
6. Mempelajari ilmu warna
7. Mempelajari cirri bentuk huruf dengan emosi pesan yang hendak
disampaikan Kusrianto, 2007:190.
2.1.14. Pendekatan Semiotika
Kata “semiotika” berasal dari bahasa yunani, semeion yang berarti tanda, atau seme yang berarti penafsir tanda. Semiotika sendiri berakar dari
studi klasik dan skolastik atas seni logika, retorika, poetika. Semiotika adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang tanda. Tanda terdapat
dimana-mana “kata” adalah tanda, demikian pula gerak isyarat, lampu lalu lintas, bendera, dan sebagainya.
Struktur karya sastra, struktur film, bangunan arsitektur atau nyanyian burung dapat dianggap sebagai tanda. Segala sesuatu dapat menjadi
tanda, tanda-tanda tersebut menyampaikan suatu informasi atau pesan baik secara verbal maupun non verbal sehingga bersifat komunikatif. Hal tersebut
memunculkan suatu proses pemaknaan oleh penerima tanda akan makna informasi atau pesan dari pengirim pesan.
Semiotika merupakan cabang ilmu yang semula berkembang dalam bidang bahasa. Dalam perkembangannya kemudian semiotika bahkan masuk
pada semua segi kehidupan manusia. Sehingga Derrida dalam kurniawan, 2008: 34, mengikrarkan bahwa tidak ada sesuatu pun di dunia ini sepenting
bahasa. “there is nothing outside languange”. Bahasa dalam hal ini dibaca
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
29
sebagai “teks” atau “tanda”. Dalam konteks ini tanda memegang peranan penting dalam kehidupan umat manusia sehingga : “manusia yang tak mampu
mengenal tanda, tak akan bertahan hidup” Widagdo dalam Kurniawan, 2008. Charles Sanders Peirce merupakan ahli filsafat dan tokoh terkemuka
dalam semiotika modern Amerika menegaskan bahwa, manusia hanya dapat berfikir dengan sarana tanda dan manusia hanya dapat berkomunikasi dengan
tanda. Tanda yang dapat dimanfaatan dalam senirupa berupa tanda visual ang bersifat non verbal, terdiri dari unsur dasar berupa seperti grafis, warna, bentuk,
tekstur, komposisi, dan sebagainya. Tanda-tanda yang bersifat verbal adalah objek yang dilukiskan, seperti
objek, manusia, bintang, alam, imajinasi atau hal hal lainnya yang abstrak. Apapun alasan senirupawan, designer untuk berkarya, karyanya adalah
sesuatu yang kasat mata. Karena itu secara umum bahasa digunakan untuk merangkul segala yang kasat mata dan merupakan media atara perupa dengan
pemerhati atau penonton. Seniman dan designer membatasi bahasa rupa pada segitiga, estetis-simbolis-bercerita story telling. Bahasa merupakan imaji dan
tata ungkapan. Imaji mencakup makna yang luas, baik imaji yang kasat mata maupun imaji yang ada khayalnya.
Menurut John Fiske pada intinya semua model yang membahas mengenai makna dalam studi semiotik memiliki bentuk yang sama, yaitu
membahas tiga elemen antara lain:
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
30
1. Sign atau tanda itu sendiri
Pada wilayah ini akan dipelajari tentang macam-macam tanda. Cara seseorang dalam memproduksi tanda, macam-macam makna
yang terkandung di dalamnya dan juga bagaimana mereka saling berhubung dengan orang-orang yang menggunakannya. Dalam hal
ini tanda dipahami sebagai komunikasi makna dan hanya bisa dimaknai oleh orang-orang yang telah mempersiapkannya.
2. Codesi atau kode
Sebuah sistem yang terdiri dari berbagai macam tanda yang terorganisasikan dalam usaha memenuhi kebutuhan masyarakat
atau budaya untuk mengeksploitasi media komunikasi yang sesuai dengan transmisi pesan mereka.
3. Budaya
Lingkungan dimana tanda atau kode itu berada. Kode dan lambang tersebut segala sesuatunya tidak dapat lepas dari latar belakang
budaya dimana tanda dan lambang itu digunakan.
Dalam semiotik model yang digunakan dapat berasal dari berbagai ahli, seperti Saussure, Peirce, dan sebagainya. Pada penelitian ini yang akan
digunakan adalah model semiotik milik Peirce karena adanya kelebihan yang dimiliki yaitu tidak mengkhususkan analisisnya pada studi linguistik.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
31
2.1.15. Model Semiotika Charles S. Pierce