60
xiii dan Sehat PHBS dengan kepuasan pernikahan. Oleh karena itu,
semakin meningkat frekuensi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS yang dilakukan, maka tingkat kepuasan pernikahannya juga semakin
tinggi.
E. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan teknik Pearson product moment, diperoleh koefisien korelasi sebesar 0.351. Korelasi ini
signifikan dengan taraf signifikansi 0.000 p 0.01. Hal ini menegaskan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara kecenderungan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat PHBS dengan kepuasan pernikahan. Hal ini dapat diartikan bahwa subjek yang melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
PHBS akan mempunyai tingkat kepuasan pernikahan yang tinggi. Sebaliknya, subjek yang tidak pernah melaksanakan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat PHBS akan mempunyai tingkat kepuasan pernikahan yang rendah. Maka hipotesis penelitian yaitu ada hubungan yang positif antara
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS dengan kepuasan pernikahan dapat diterima.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS pada penelitian ini adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh wanita menikah dalam rumah
tangga atas dasar kesadaran sehingga tahu, mau dan mampu untuk menolong dirinya sendiri dan keluarga. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui
bahwa hampir seluruh subjek telah melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS. Hal ini tampak dari mean empiris yang lebih tinggi dari mean
61
xiii teoritik. Melalui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS, wanita akan
merasakan manfaat psikologis seperti rasa aman, nyaman dan mantap saat akan melakukan persalinan karena ditolong oleh tenaga kesehatan yang
berkompeten menggunakan peralatan yang steril dan bersih serta mampu mengatasi masalah yang mungkin muncul sehingga keselamatan ibu dan bayi
terjamin. Selain itu, pemberian ASI eksklusif yang diberikan setelah bayi lahir juga memberi manfaat psikologis bagi ibu berupa rasa bangga karena
dapat memberikan ASI secara eksklusif kepada bayinya. Di sisi lain, wanita akan menjadi lebih peka terhadap bayinya sehingga kelekatan dengan bayi
juga meningkat saat menyusui. Tidak hanya itu, wanita akan menjadi lebih percaya diri karena telah mampu menjalankan peran sebagai ibu.
Kepuasan pernikahan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai evaluasi subjektif berupa perasaan bahagia yang dirasakan wanita yang
didapat dalam segala aspek pernikahan sehingga pernikahan dapat terus bertahan. Pemilihan tenaga penolong kesehatan yang dipilih bersama
pasangan melalui komunikasi akan membawa pada rasa aman. Selain itu, biaya persalinan dapat disesuaikan dengan kemampuan sehingga wanita akan
merasa nyaman. Hal ini akan membuat wanita mantap untuk melakukan persalinan dengan pertolongan tenaga kesehatan. Kemudian, pemilihan ASI
eksklusif untuk asupan gizi dan menimbang bayi tiap bulan akan membuat wanita merasa bangga dan percaya diri karena dapat menjalankan peran
sebagai ibu untuk mengasuh anak. Tidak hanya itu, aktivitas fisik melalui rekreasi sekaligus berolahraga yang dilakukan bersama keluarga akan
62
xiii membuat wanita merasa aman dan nyaman karena kesehatan keluarga terjaga
sehingga dapat menghemat anggaran kesehatan yang dikeluarkan. Lalu, rasa aman akan dirasakan wanita ketika pasangan bersedia untuk tidak merokok di
dalam rumah sehingga keluarga terhindar dari bahaya rokok. Di samping itu, wanita akan merasa nyaman saat mampu mengatur belanja rokok untuk
menghemat anggaran melalui persetujuan pasangan. Melalui pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS,
manfaat psikologis berupa rasa aman, nyaman, mantap, bangga, kepekaan, kelekatan dan percaya diri yang dirasakan wanita menikah akan membawa
pada kebahagiaan karena kesehatan keluarga dapat terjaga. Di sisi lain, manfaat psikologis berupa rasa aman, nyaman, mantap bangga dan percaya
diri karena keterlibatan pasangan dalam upaya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS seperti pemilihan tenaga penolong persalinan, pemilihan
asupan gizi bagi bayi, kesediaan melakukan aktivitas fisik dan tidak merokok di rumah juga akan membuat wanita merasa bahagia terhadap pernikahan
yang dijalani. Hal ini tampak pada hasil penelitian dimana mean empiris kepuasan pernikahan lebih tinggi daripada mean teoritik. Hal ini sejalan
dengan penelitian yang mengungkapkan bahwa wanita yang telah menikah relatif merasakan manfaat kesehatan yang dikarenakan adanya pengaruh
positif dan keterlibatan pasangan yang mampu mendorong perilaku sehat pasangannya Berkman, 1995; Rook, 1990; Umberson 1992; dalam Gallo,
Matthews, Troxel Kuller, 2003. Maka evaluasi subjektif berupa rasa bahagia yang dirasakan wanita menikah akan membawa pada kepuasan
63
xiii terhadap pernikahan yang dijalani. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
hampir keseluruhan subjek penelitian mengalami kepuasan pernikahan yang diperoleh melalui upaya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS yang
dilakukan dalam rumah tangga. Tidak hanya itu, analisis tambahan menemukan bahwa koefisien
determinasi R mempunyai nilai sebesar 0.123. Hal ini menunjukkan bahwa Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS memberikan sumbangan efektif
sebesar 12.3 terhadap tingkat kepuasan pernikahan. Di sisi lain, sumbangan sebesar 87.7 pada kepuasan pernikahan diperoleh dari faktor lain yaitu usia,
pendidikan, pekerjaan, usia perkawinan, jumlah dan usia anak, keberadaan anggota keluarga lain dan kepemilikan pembantu. Selain itu, menurut
Bradbury, Fincham Beach 2000; dalam Prasetya, 2007, faktor – faktor
lain yang dapat digunakan untuk memprediksi kepuasan pernikahan pada wanita adalah fungsi kognitif, fungsi afektif, sertaan fisiologis dari interaksi
antara suami-istri, pola perilaku suami-istri, faktor sosiodemografis seperti umur, jumlah anak, status sosioekonomis, life stressor, masa transisi dalam
kehidupan serta macrocontext seperti ekonomi nasional dan budaya. Pada penelitian Zaahara yang dilakukan di Bekasi 2001, dalam
Amalia, 2009, menunjukkan bahwa status sosial ekonomi yang meliputi jenis pekerjaan, pendidikan, kepemilikan aset dan prestis berupa
penghormatan masyarakat dilihat dari kedudukan formal, informal maupun lembaga adat dan agama mempunyai hubungan positif yang signifikan
dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS wanita dalam keluarga.
64
xiii Makin tinggi status sosial ekonomi seorang wanita, maka makin tinggi pula
tingkat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS yang dilakukan, sebaliknya semakin rendah tingkat sosial ekonomi wanita, maka makin rendah pula
tingkat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS yang dilaksanakan. Pada faktor pekerjaan yang menyumbang kepuasan pernikahan dapat ditemui pada
Hurlock 1996 yang menjelaskan dimana wanita akan merasakan kepuasan pernikahan ketika mendapat kesempatan untuk mengaktualisasikan
potensinya sehingga ia tidak akan merasa bersalah karena dapat memanfaatkan kemampuan yang dimiliki Hurlock, 1996. Pada penelitian ini
sebanyak 65 orang berprofesi sebagai PNS, karyawan swasta serta wiraswasta. Melalui hasil penelitian dapat diketahui bahwa hampir
keseluruhan subjek penelitian mengalami kepuasan pernikahan. Hal ini dikarenakan suami memberikan kesempatan subjek untuk mengaktualisasikan
diri melalui bekerja meskipun kebanyakan suami juga bekerja. Selain itu, kemandirian yang diperoleh melalui proses aktualisasi diri membuat wanita
mempunyai kepuasan terhadap dirinya dan hal ini menjadi pendorong dalam kepuasan pernikahan Nurrachman Bachtiar, 2011.
65
xiii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Melalui hasil penelitian dan pembahasan mengenai hubungan antara Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS dengan kepuasan pernikahan pada
wanita menikah, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Ada hubungan positif yang signifikan antara Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat PHBS dengan kepuasan pernikahan pada wanita menikah. Hal ini tampak dari koefisien korelasi antara Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
PHBS dengan kepuasan pernikahan sebesar 0.351 dengan signifikansi sebesar 0.00 p 0.01. Semakin tinggi frekuensi wanita menikah
melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS, maka tingkat kepuasan pernikahan pada wanita menikah juga semakin tinggi.
2. Berdasarkan koefisien determinasi R antara variabel Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS dan kepuasan pernikahan menunjukkan sebesar
0.123 dengan probabilitas 0.00 p 0.01. Hal ini berarti bahwa Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS mempunyai sumbangan efektif sebesar
12.3 terhadap kepuasan pernikahan. Hal ini membuktikan bahwa Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS merupakan faktor yang perlu
diperhatikan walaupun bukan faktor utama yang mempengaruhi kepuasan pernikahan pada wanita menikah. Hal ini dikarenakan
65