D. Skrining Fitokimia dan Ekstraksi
Skrining fitokimia merupakan suatu tahap pemeriksaan awal yang digunakan untuk mendeteksi kandungan kimia suatu bahan alam. Uji ini antara
lain dilakukan pada golongan alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, steroid dan triterpenoid. Pengujian tersebut dilakukan dengan metode pereaksi warna
Mustikasari dan Ariyani, 2010; Susmiati, 2010. Ekstrak merupakan sediaan pekat yang didapatkan dengan cara
mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut yang sesuai dan diuapkan hingga seluruh atau hampir seluruh pelarut menguap
serta massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan Anonim, 1995. Ekstraksi adalah proses penyarian zat-zat dari
suatu tubuh makhluk hidup Yatim, 2007. Ekstraksi dilakukan berdasarkan tekstur, kandungan air simplisia, dan jenis senyawa yang akan diisolasi. Alkohol
seperti etanol merupakan pelarut serba guna yang baik untuk ekstraksi pendahuluan karena dapat menarik semua senyawa berbobot molekul rendah baik
polar maupun non-polar Harborne, 1987. Teknik-teknik ekstraksi yang dapat dilakukan digolongkan menjadi
ekstraksi panas dan ekstraksi dingin. Ekstraksi dingin termasuk: 1. Maserasi
Maserasi merupakan proses ekstraksi simplisia menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada suhu ruang. Maserasi
termasuk ekstraksi dengan prinsip pencapaian kesetimbangan konsentrasi Anonim, 2000.
2. Perkolasi Perkolasi merupakan proses ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru
hingga ekstraksi sempurna pada suhu ruang. Proses perkolasi terdiri atas tahapan pengembangan bahan, tahapan maserasi antara, tahapan perkolasi sebenarnya
penetesan atau penampungan ekstrak, dan terus-menurus hingga terbentuk perkolat Anonim, 2000.
Teknik-teknik ekstraksi panas termasuk: 1. Refluks
Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada suhu titik didih zat selama waktu tertentu dan dalam jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan
adanya pendingin balik Anonim, 2000. 2. Digesti
Digesti adalah maserasi dengan pengadukan kontinu pada suhu yang lebih tinggi dari suhu ruang, yakni 40 – 50°C Anonim, 2000.
3. Infundasi Infundasi merupakan teknik ekstraksi menggunakan pelarut air pada
penangas air mendidih selama 15 menit Anonim, 2000. 4. Dekoksi
Dekoksi merupakan teknik ekstraksi yang memiliki prinsip yang sama dengan infundasi dalam waktu 30 menit Anonim, 2000.
5. Sokletasi Sokletasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru yang
dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik Anonim, 2000.
E. Landasan Teori