Buchner. Filtrat hasil penyaringan dievaporasi dengan vacuum rotary evaporator dan oven hingga didapatkan ekstrak kering etanolik daun sawo kecik.
4. Uji kualitatif DPPH dengan kromatografi lapis tipis KLT
Fase diam yang digunakan adalah silica gel 60 GF-254. Fase gerak dibuat 3 macam, yakni:
a. Etil asetat : metanol : akuades 40:5,4:4 [EMW] polarnetral b. Kloroform : etil asetat : formic acid 5:4:1 [CEF] semi-polarasam
c. Benzena : etanol : amonium hidroksida 90:10:1 [BEA] non-polarbasa Sebanyak 1 larutan uji dan asam askorbat baku dalam metanol p.a.
dibuat. Setelah 3 chamber dijenuhkan dengan fase gerak yang berbeda, dilakukan penotolan larutan uji dengan 3 replikasi dan larutan baku pada 3 pelat KLT
menggunakan pipa kapiler. Kemudian ketiga pelat tersebut dimasukkan ke dalam ketiga chamber yang telah dijenuhkan untuk dielusi setinggi 10 cm. Setelah elusi
selesai pelat-pelat tersebut diangkat, dibiarkan mengering, dan disemprot dengan larutan DPPH 0,2 pada lemari asam. Latar belakang pelat akan berwarna ungu
dan warna kuning pada bercak mencerminkan adanya aktivititas antioksidan. Intensitas warna diamati selama 10 menit yang menandakan besarnya aktivitas
antioksidan.
5. Penentuan operating time OT ekstrak etanolik daun sawo kecik
Sebanyak 25 mg ekstrak dimasukkan dalam labu ukur 50 mL dan ditambah metanol p.a. hingga tand
a batas sebagai larutan stok 500 µgmL. Kemudian sebanyak 10 mL larutan stok diambil, dimasukkan dalam labu ukur 50
mL, dan ditambah metanol p.a. hingga tanda batas sebagai larutan intermediet
100 µgmL. Kemudian sebanyak 4, 6, dan 8 mL diambil dari larutan intermediet, dimasukkan dalam labu ukur 100 mL, dan ditambah metanol p.a. hingga tanda
batas 4, 6, dan 8 µgmL. Selain itu, sebanyak 3,9 mg DPPH dimasukkan dalam
labu ukur 100 mL dan ditambah metanol p.a. hingga tanda batas DPPH 0,1 mM. Sebanyak 5 mL dari masing-masing konsentrasi 4, 6, dan 8
µgmL dimasukkan dalam tabung reaksi berbeda, ditambah larutan DPPH 0,1 mM
sebanyak 5 mL, di-vortex selama 30 detik, didiamkan selama 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40, 45, 50, 55, dan 60 menit, dan diukur dengan spektrofotometer visibel
dengan panjang gelombang teoretis 517 nm.
6. Penentuan operating time OT baku pembanding asam askorbat
Sebanyak 25 mg asam askorbat dimasukkan dalam labu ukur 50 mL dan ditambah metanol p.a. hingga tanda batas sebagai larutan stok 500 µgmL.
Kemudian sebanyak 10 mL larutan stok diambil, dimasukkan dalam labu ukur 50 mL, dan ditambah metanol p.a. hingga tanda batas sebagai larutan intermediet
100 µgmL. Kemudian sebanyak 2, 4, dan 6 mL diambil dari larutan intermediet, dimasukkan dalam labu ukur 100 mL, dan ditambah metanol p.a. hingga tanda
batas 2, 4, dan 6 µgmL. Selain itu, sebanyak 3,9 mg DPPH dimasukkan dalam
labu ukur 100 mL dan ditambah metanol p.a. hingga tanda batas DPPH 0,1 mM. Sebanyak 5 mL dari masing-masing konsentrasi 2, 4, dan 6
µgmL dimasukkan dalam tabung reaksi berbeda, ditambah larutan DPPH 0,1 mM
sebanyak 5 mL, di-vortex selama 30 detik, didiamkan selama 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40, 45, 50, 55, dan 60 menit, dan diukur dengan spektrofotometer visibel
dengan panjang gelombang teoretis 517 nm.
7. Penentuan panjang gelombang absorbansi maksimum λ