51
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Deskripsi Objek Penelitian Data penelitian ini menggunakan populasi perusahaan Manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI tahun 2010, 2011, 2012, 2013 dan 2014. Sampel perusahaan yang berhasil diperoleh dalam penelitian ini
adalah sebanyak 15 perusahaan manufaktur dengan total data 75 laporan keuangan perusahaan. Perusahaan manufaktur tersebut telah terdaftar di BEI
dan selama periode penelitian tidak mengalami delisting. Fokus penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh tax avoidance terhadap nilai perusahaan,
dengan mengikutsertakan variabel efektivitas komite audit sebagai variabel yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel tax
avoidance dan nilai perusahaan. 2. Proses Seleksi Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian saat ini dipilih secara purposive sampling, sehingga sampel dalam penelitian ini dapat
merepresentasikan tujuan penelitian. Berdasarkan kriteria yang ditentukan didapatkan total 23 perusahaan yang memenuhi kriteria sampel, namun
hanya 15 perusahaan yang dapat diolah. Berikut rincian penentuan sampel dengan menggunakan kriteria yang
telah ditentukan, dapat dilihat dalam Tabel 4.4:
52
Tabel 4.4 Kriteria Penentuan Sampel
No. Kriteria Penentuan Sampel
Jumlah 1.
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 150
2. Data tersedia dengan lengkap
106 3.
Periode laporan keuangan 1 jan-31 des -
4. Disajikan dalam mata uang rupiah
14 5.
Memiliki pre-income yang positif selama 5 tahun 7
Total Sampel 23
Sumber: Data sekunder yang diolah
B. Analisis dan Pembahasan
1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran suatu data yang dapat
dilihat dari nilai rata-rata mean, standar deviasi, nilai maksimum dan minimum. Variable-variabel yang digunakan dalam penelitian ini antara lain
tax avoidance sebagai variabel independen, efektivitas komite audit sebagai variabel moderating, sedangkan variabel dependen yaitu nilai perusahaan.
Tabel 4.5 Statistik Deskriptif
Sumber: data sekunder yang diolah 2015
N Minimum Maximum
Mean Std.
Deviation Nilai_Perusahaan
75 .77
2.69 1.3583
.45696 TaxAvoidance
75 .55
.99 .7273
.08184 EKA_
75 .90
1.00 .9571
.02766 Valid N listwise
75
53
Pada tabel statistik deskriptif diperoleh sebanyak 75 data observasi yang berasal dari perkalian periode penelitian 5 tahun, yaitu dari tahun
2010 sampai dengan tahun 2014 dengan jumlah sampel sebanyak 15 perusahaan. Tabel 4.5 menunjukkan statistik deskriptif untuk variable
independen TaxAvoidance
dan EKA_
dan variabel
dependen Nilai_Perusahaan
Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap variabel Nilai Perusahaan Nilai_Perusahaan dihasilkan nilai minimum
0,77 yaitu dari perusahaan PT. Nipress NIPS, Tbk, nilai maksimum sebesar 2,69 yaitu dari perusahaan PT. Delta Djakarta Tbk DLTA dengan
nilai rata-rata sebesar 1,3583 serta standar deviasi sebesar 0,45696, pada variabel tax avoidance TaxAvoidance menunjukkan nilai minimum
sebesar 0,55 yaitu dari perusahaan PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk INTP, nilai maksimum sebesar 0.99 dengan rata-rata sebesar 0,7273 dan
standar deviasi sebesar 0,08184 sedangkan pada variabel Efektivitas komite audit EKA_ menunjukkan nilai minimum sebesar 0,90 yaitu dari
perusahaan PT. Astra Autoparts, Tbk AUTO dan PT. Charoen Pokphand Indonesia, Tbk CPIN, nilai maksimum sebesar 1,00 yaitu dari perusahaan
PT. Surya Toto Indonesia, Tbk TOTO dan PT. Charoen Pokphand Indonesia, Tbk CPIN dengan rata-rata sebesar 0.9571 serta standar deviasi
sebesar 0.02766. Seluruh variabel memiliki nilai rata-rata yang lebih besar dibandingkan dengan nilai standar deviasinya. Hal ini menunjukkan bahwa
kualitas dari data tersebut cukup baik, karena nilai rata-rata yang lebih besar
54
dari nilai standar deviasinya mengidentifikasikan bahwa standar error dari variabel tersebut kecil.
2. Uji Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui dan menguji
kelayakan atas model regresi yang digunakan dalam penelitian ini. Berikut ini uji asumsi klasik yang dilakukan dalam penelitian ini.
a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengukur apakah di dalam model
regresi variable independen dan variable dependen keduanya mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Untuk menguji normalitas data,
peneliti menggunakan one sample Kolmorogov-Smirnov test. Uji ini digunakan untuk menghasilkan angka yang lebih detail, apakah suatu
persamaan regresi yang akan dipakai lolos normalitas. Apabila uji one sample Kolmorogov-Smirnov lebih besar dari 0,05 maka suatu persamaan
regresi dikatakan terdistribusi dengan normal Ilmiani dan Sutrisno, 2012. Berikut hasil uji one sample Kolmorogov-Smirnov ditampilkan
dalam Tabel 4.6.
55
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas
One sample Kolmorogov-Smirnov Test
Nilai_Perusahaan TaxAvoidance TaxEka N
75 75
75 Normal Parameters
a,,b
Mean 1.3583
.7273 .6133
Std. Deviation .45696
.08184 .09703
Most Extreme Differences Absolute .128
.149 .092
Positive .128
.149 .092
Negative -.099
-.062 -.050
Kolmogorov-Smirnov Z 1.109
1.288 .801
Asymp. Sig. 2-tailed .171
.073 .543
Sumber: data yang diolah 2015
Hasil dari uji One sample Kolmorogov-Smirnov menunjukkan bahwa nilai uji One sample Kolmorogov-Smirnov dari variabel nilai perusahaan
sebesar 0,171, untuk variabel tax avoidance menunjukkan nilai sebesar 0,073 sedangkan untuk variable efektivitas komite audit TaxEka
menujukkan nilai sebesar 0,543. Seluruh variabel menghasilkan nilai signifikan lebih besar dari pada 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa data
terdistribusi secara normal, karena nilai signifikan yang didapatkan lebih besar dari 0,05 sehingga menunjukkan bahwa data terdistribusi secara
normal. b. Uji Multikolinearitas
Pengujian multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable bebas
independen.
56
Untuk menguji ada tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance inflation factor VIF dari tiap-tiap variabel independen.
Jika nilai tolerance ≥ 0,10 dan nilai VIF ≤ 10 maka dapat disimpulkan
bahwa model regresi bebas dari multikolinearitas. Berikut ini adalah hasil dari uji multikolinearitas yang terjadi pada
Tabel 4.7. Tabel 4.7
Hasil Uji Multikolinearitas
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Constant
TaxAvoidance .547
1.828 TaxEka
.547 1.828
Sumber: data yang diolah 2015
Dari hasil uji multikolinearitas menunjukkan bahwa nilai tolerance variable tax avoidance dan variabel moderating efektivitas komite audit
TaxEka menunjukkan tidak terjadinya multikolinearitas karena nilai tolerance lebih dari dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari 10.
c. Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
homoskedastisitas Imam Ghozali, 2013:125
57
Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat dengan ada tidaknya pola tertentu pada grafik sceterplot. Jika ada pola tertentu
maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas. Tetapi jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0
pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas Imam Ghozali, 2013:125-126.
Berikut hasil uji heterokedastisitas dapat dilihat dalam Gambar 4.2. Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber: data yang diolah 2015
Dari grafik scatterplots diatas dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0
58
pada sumbu Y. Hal ini dapat menyimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak
dipakai untuk memprediksi hubungan antara tax avoidance dan nilai perusahaan.
Analisis dengan grafik plots memiliki kelemahan yang cukup signifikan oleh karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting.
Semakin sedikit jumlah pengamatan semakin sulit menginterprestasikan hasil grafik plot. Oleh karena itu diperlukan uji statistik lain yang lebih
dapat menjamin keakuratan hasil Ghazali, 2011:127. Salah satu uji yang dapat digunakan adalah uji Park. Jika hasil
signifikasi uji Park dibawah atau sama dengan 0,05 maka model regresi mengalami heterokedastisitas. Hasil uji Park dapat dilihat pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas Uji Park
Sumber: data yang diolah 2015
Berdasarkan uji Park, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas dalam model regresi, karena koefisien parameter
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
B Std. Error
Beta 1
Constant .005
.519 .009
TaxAvoidance -.955
1.110 -.271
-.860 TaxEka
.585 .768
.240 .762
59
untuk variabel independen tidak ada yang signifikan, atau nilai signifikan dari setiap variable berada diatas 0,05.
d. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi
linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Untuk menguji
adanya autokorelasi dapat digunakan Run Test dalam Ghazali, 2011. Tabel 4.9
Hasil Uji Autokorelasi
Sumber: data yang diolah 2015
Hasil output SPSS menunjukkan bahwa Nilai Test Test Value adalah -0,03950 dengan probabilitas 0,640 signifikan pada 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa Hipotesis nol gagal ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa residual random atau tidak terjadi autokorelasi antar
nilai residual. Unstandardized Residual
Test Value
a
-.03950 Cases Test Value
37 Cases = Test Value
37 Total Cases
74 Number of Runs
40 Z
.468 Asymp. Sig. 2-
tailed .640
60
3. Hasil Uji Hipotesis
a. Pengujian Hipotesis dengan analisis regresi moderate Moderated Regression Analysis-MRA
Interaksi antara Tax Avoidance dan efektivitas komite audit sebagai variabel moderating terhadap Nilai Perusahaan.
1 Uji Koefisien Determinasi R
2
Berikut ini adalah hasil uji koefisien determinasi R
2
untuk variabel X
1
, X
2
dan Y. Tabel 4.10
Hasil Uji Koefisien Determinasi R
2
variabel X
1
, X
2
dan Y Moderate
Sumber: Data sekunder yang diolah 2015
Dari Tabel 4.10 diketahui bahwa nilai Adjusted R Square adalah sebesar 0,217. Hal ini berarti bahwa sebesar 21,7 variabel dependen
atau nilai perusahaan dapat dijelaskan oleh tax avoidance dan interaksi antara tax avoidance dan efektivitas komite audit. Sedangkan
sisanya yaitu 78,3 dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.
2 Hasil Uji Regresi secara Parsial Uji t Hasil uji regresi secara parsial uji t dapat dilihat pada Tabel
4.11 dibawah ini: Model
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .488
a
.238 .217
.40429
61
Tabel 4.11 Hasil Uji Regresi Parsial t variabel X
1
, X
2
dan Y moderate
Sumber: data sekunder yang diolah 2015
Tabel 4.11 menunjukkan hasil uji statistik t pada tingkat signifikansi 5 persen 5. Model regresi yang diperoleh dari
pengujian persamaan regresi diatas adalah sebagai berikut:
Tobin’s Q
it
= 1,184 – 2,380 TaxAvoidance + 3,107 TaxEka + ε
Keterangan: Torbin’s Q
it
: Nilai Perusahaan i pada tahun t TA
it
: Tax avoidance perusahaan i pada tahun t EKA
it
: Efektivitas Komite Audit perusahaan i pada tahun t ε
: error term, yaitu tingkat kesalahan penduga dalam penelitian
Berdasarkan Tabel 4.11 diatas dapat dilihat bahwa variabel tax avoidance memiliki tingkat signifikansi 0,003 dengan nilai
signifikansi 0,05. Hal ini menandakan bahwa variabel tax avoidance berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu nilai
perusahaan karena tingkat signifikansi variabel tax avoidance berada Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 1.184
.421 2.814
.006 TaxAvoidance
-2.380 .776
-.426 -3.066
.003 TaxEka
3.107 .655
.660 4.744
.000
62
dibawah nilai signifikan 0,05. Ini menandakan bahwa hipotesis 1 diterima atau hipotesis nul tertolak. Nilai koefisien sebesar -2,380
menunjukkan bahwa semakin tinggi aktivitas tax avoidance yang dilakukan oleh perusahaan maka akan semakin rendah nilai
perusahaan. Variabel TaxEka merupakan interaksi antara tax avoidance dan
efektivitas komite audit memiliki tingkat signifikan sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan tingkat signifikan untuk variabel moderating
efektivitas komite audit lebih kecil dari tingkat signifikan 0,05 yang berarti H
1
diterima dan H ditolak.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa interaksi antara tax avoidance dengan efektivitas komite audit berpengaruh secara
individual terhadap nilai perusahaan. b. Hasil Uji Regresi Berganda
1. Uji Koefisien Determinasi R
2
Hasil uji koefisien determinasi antara tax avoidance dan efektivitas komite audit terhadap nilai perusahaan dapat dilihat pada
tabel 4.12 dibawah ini. Tabel 4.12
Hasil Uji Koefisien Determinasi R
2
Variabel X
1
, X
2
dan Y
Sumber: data sekunder yang diolah 2015
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate 1
.478
a
.229 .207
.40681
63
Tabel 4.12 diatas menunjukkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,207. Hal ini menandakan bahwa variabel Tax Avoidance dan
Efektivitas Komite Audit hanya dapat menjelaskan 20,7 variasi variabel Nilai Perusahaan, sedangkan 79,3 lainnya dijelaskan oleh
sebab-sebab lain diluar model penelitian. Seperti faktor transparansi yang pernah diteliti oleh Ilmiani dan Sutrisno 2013, atau faktor
lainnya yang belum diteliti. 2. Uji Signifikansi Simultan Uji Statistik F
Tabel 4.13 menyajikan hasil uji simultan uji statistik F untuk variabel X
1
, X
2
dan Y. Tabel 4.13
Hasil Uji Statistik F Variabel X
1
, X
2
dan Y
Sumber: Data sekunder yang diolah 2015
Tabel diatas menunjukkan nilai F hitung sebesar 10,685 dengan tingkat signifikasi 0,000. Karena probabilitas signifikansinya jauh
lebih kecil dari 0,05, maka dapat dikatakan bahwa variabel tax avoidance dan efektivitas komite audit secara bersama-sama
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Model
Sum of Squares
Df Mean
Square F
Sig. 1
Regression 3.537
2 1.768 10.685 .000
a
Residual 11.915
72 .165
Total 15.452
74 a. Predictors: Constant, EKA_, TaxAvoidance
b. Dependent Variable: Nilai_Perusahaan
64
C. Interpretasi Hasil
1. Tax avoidance berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan hasil uji statistik t, variabel tax avoidance memiliki
tingkat signifikansi 0,003 dengan nilai signifikansi 0,05. Hal ini menandakan bahwa variabel tax avoidance berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen yaitu nilai perusahaan karena tingkat signifikansi variabel tax avoidance berada dibawah nilai signifikan 0,05. Ini menandakan bahwa
hipotesis 1 diterima atau hipotesis nul tertolak. Nilai koefisien sebesar - 2,380 menunjukkan bahwa semakin tinggi aktivitas tax avoidance yang
dilakukan oleh perusahaan maka akan semakin rendah nilai perusahaan. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa pasar bereaksi negatif terhadap
aktivitas tax avoidance yang dilakukan oleh perusahaan, hal ini dikarenakan ditakutkan dengan dalih melakukan penghindaran pajak yang memang
masih diperbolehkan dalam hukum, manajemen akan terdorong untuk melakukan manajemen laba, dimana dengan dilakukannya manajemen laba
akan memberikan informasi yang menyesatkan kepada investor karna laporan keuangan perusahaan tidak disajikan dengan sebenar-benarnya,
sehingga tidak dapat memberikan gambaran sebenarnya dari keadaan perusahaan, hal ini yang menyebabkan pasar cenderung bereaksi negatif atas
aktivitas penghindaran pajak. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ilmiani dan
Sutrisno 2013 yang mendapatkan hasil bahwa variabel tax avoidance berpengaruh signifikan negatif terhadap nilai perusahaan, yang berarti
65
bahwa semakin tinggi tax avoidance maka semakin rendah nilai perusahaan. Hal ini juga selaras dengan penelitian dari Wilson 2009, Wang 2010 dan
Martani et al 2009. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Desai
dan Dharmalapa 2009 yang menemukan pengaruh namun tidak signifikan antara penghindaran pajak dengan nilai perusahaan Torbin’s Q dalam
konteks pada perusahaan di Amerika. 2. Efektivitas komite audit akan mempengaruhi hubungan antara tax avoidance
dengan nilai perusahaan. Variabel efektivitas komite audit diukur menggunakan tiga proksi
pengukuran yaitu kompetensi, ukuran dan aktivitas. Dari hasil regresi yang ditunjukkan oleh Tabel 4.11, variabel moderating yaitu efektivitas komite
audit menunjukkan koefisien sebesar 3,107 pada signifikansi 0,000. Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel moderating terbukti berpengaruh
signifikan mampu memoderasi hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Dengan kata lain, variabel efektivitas komite audit
terbukti berpengaruh signifikan mampu memoderasi hubungan antara tax avoidance dengan nilai perusahaan. Hal ini dapat diartikan bahwa semakin
efektifnya komite audit di perusahaan-perusahaan manufaktur yang melakukan aktivitas tax avoidance, maka akan semakin meningkatkan nilai
perusahaan dimata investor. Sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Annisa dan
Kurniasih 2012 mengenai pengaruh dewan komisaris dan komite audit
66
terhadap penghindaran pajak, didapatkan kesimpulan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara dewan komisaris dan penghindaran pajak,
berbeda dengan variabel komite audit yang ternyata memiliki pengaruh terhadap aktivitas penghindaran pajak. Hal ini mungkin disebabkan karena
ukuran dewan komisaris tidak dapat mempengaruhi keputusan manajemen dalam menentukan tindakan penghindaran pajak karena anggota dewan
komisaris hanya sebagai formalitas untuk memenuhi peraturan yang dibuat oleh Badan Pengawas Pasar Modal Simanjuntak dan Sari, 2014. Berbeda
dengan komite audit yang tugasnya memang mengawasi jalannya perusahaan dan memiliki peran dalam mempengaruhi keputusan
manajemen. Adanya pengawasan ini akan memastikan pencapaian kinerja perusahaan dan mampu meningkatkan nilai perusahaan Chan dan Li,
2008. Dengan adanya komite audit yang mengawasi kinerja dari
manajemen, ditambah dengan kriteria bahwa komite audit harus bersikap independen, hal ini dilansir dapat menjadi variabel kontrol antara
manajemen dan para pemegang saham. Asimetri informasi yang terkadang terjadi diantara manajemen dan para pemegang saham, diduga dapat
diminimalisir, dan dengan adanya komite audit didalam suatu perusahaan, hal ini membuat manajemen tidak dapat melakukan manajemen laba
sesukanya, sehingga perusahaan cenderung memberikan laporan sebenar- benarnya, sehingga para investor akan lebih percaya dengan laporan
keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan. Hal ini dengan sendirinya akan
67
meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan dan meningkatkan nilai perusahaan di mata investor.
Jadi dapat disimpulkan bahwa efektifnya komite audit didalam suatu perusahaan, dapat meningkatkan nilai perusahaan meskipun perusahaan
tersebut terbukti melakukan penghindaran pajak, hal ini dikarenakan adanya peran dari komite audit yang akan membatasi perilaku manajemen dalam
melakukan perilaku penghindaran pajak, aktivitas penghindaran pajak dilakukan hanya sebagai sebagai perilaku efisiensi pajak bukan sebagai
tindakan non compliance. Seperti yang diungkapkan oleh Harlon dan Slemord 2009 dalam Ilmiani dan Sutrisno 2013 bahwa tindakan tax
aggressiveness dipandang sebagai upaya untuk melakukan tax planning dan efisiensi pajak, maka pengaruhnya positif terhadap nilai perusahaan, namun
jika dipandang sebagai tindakan non compliance, hal tersebut akan meningkatkan risiko sehingga mengurangi nilai perusahaan.
3. Tax Avoidance dan efektivitas komite audit berpengaruh secara simultan terhadap nilai perusahaan
Hasil uji statistik F pada Tabel 4.13 menunjukkan nilai F hitung sebesar 10,685 dengan signifikansi sebesar 0,000. Karena probabilitas
signifikansinya jauh lebih kecil dari 0,05, maka dapat dikatakan bahwa variabel tax avoidance dan efektivitas komite audit secara bersama-sama
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini menandakan bahwa jika perusahaan melakukan tindakan tax
avoidance dan memiliki komite audit yang tidak efektif, maka hal tersebut
68
sangat mengancam bagi nilai perusahaan dimata investor atau pihak eksternal lainnya. Nilai perusahaan akan terus menurun dimata investor
apabila perusahaan terus melakukan tindakan tax avoidance tanpa benar- benar memperhatikan Good Corporate Governance yang dimiliki oleh
perusahaan, seperti yang dikatakan oleh Desai dan Dharmapala 2009 dalam Lestari 2014, tax planning melalui tax avoidance dengan nilai
perusahaan firm value dipengaruhi oleh penerapan corporate governance. Jika kualitas corporate governance yang masih buruk dapat mendorong
manajer untuk bertindak lebih agresif dalam pengelolaan pajak untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan memaksimalkan pengembalian
kepada pemegang saham. Sedangkan perencanaan pajak akan bermanfaat bagi perusahaan jika perusahaan memiliki corporate governance yang baik.
Efektivitas komite audit merupakan salah satu proksi dari pengukuran Good Corporate Governance. Komite audit sendiri dibentuk untuk
membantu dewan komisaris dalam melakukan monitoring terhadap proses pelaporan keuangan, selain itu komite audit juga berfungsi untuk melakukan
pengawasan terhadap pengendalian internal. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ilmiani dan
Sutrisno 2013 yang mendapatkan hasil bahwa variabel tax avoidance berpengaruh signifikan negatif terhadap nilai perusahaan, yang berarti
bahwa semakin tinggi tax avoidance maka semakin rendah nilai perusahaan. Begitu pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Chan dan Li, yang
mengatakan bahwa dengan adanya pengawasan dari komite audit akan
69
memastikan pencapaian kinerja perusahaan dan mampu meningkatkan nilai perusahaan Chan dan Li, 2008.
70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap permasalahan, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut: 1. Variabel tax avoidance berpengaruh terhadap variabel nilai
perusahaan, yang menunjukkan bahwa semakin tinggi aktivitas tax avoidance yang dilakukan oleh perusahaan maka akan menurunkan
nilai perusahaan di mata investor. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ilmiani dan Sutrisno 2013, Wilson 2009,
Wang 2010 dan Martani et al 2009. Namun tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Desai dan Dharmapala 2009.
2. Interaksi antara tax avoidance dan efektivitas komite audit terbukti berpengaruh terhadap nilai perusahaan, hal ini dikarenakan dengan
efektifnya komite audit didalam suatu perusahaan, akan membatas perilaku manajerial dalam melakukan manajemen laba atau dalam
kasus ini tax avoidance. 3. Tax avoidance dan efektivitas komite audit secara simultan
berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
B. Saran
Hasil penelitian ini sangat diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu akuntansi yang khususnya berada pada bidang