14
3.3 METODE PENELITIAN
Kegiatan penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan, yakni ; tahap pengumpulan data yang terdiri dari data primer dan data sekunder, tahap pengolahan data hasil pengukuran di lapangan, dan
tahap analisis data primer dan sekunder yang dikorelasikan dengan tabel tahanan jenis batuan. Setelah itu dilakukan penyusunan laporan dan presentasi hasil penelitian.
3.3.1 Pengumpulan Data
Data yang dipergunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data hasil dari pengukuran menggunakan geolistrik dengan seperangkat perlengkapannya,
sedangkan data sekunder berupa informasi-informasi yang terdapat pada peta topografi, geologi, dan hidrogeologi. Untuk melakukan pembahasan diperlukan pengumpulan data melalui studi literatur baik
melalui buku-buku, laporan-laporan hasil penelitian sebelumnya serta melalui internet. Pengukuran menggunakan geolistrik dimulai dengan penentuan titik-titik pengukuran. Untuk
mendapatkan gambaran sebaran akuifer di Kota Tanggerang Selatan, Provinsi Banten maka pengukuran dilakukan disetiap Kecamatan yang berada di Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten
yang terdiri dari Kecamatan Setu, Kecamatan Serpong, Kecamatan Serpong Utara, Kecamatan Pondok Aren, Kecamatan Pamulang, Kecamatan Ciputat dan Kecamatan Ciputat Timur. Masing-
masing kecamatan diwakili oleh dua titik pengukuran geolistrik. Pengukuran menggunakan geolistrik pada prinsipnya adalah dengan cara menginjeksikan arus ke
dalam tanah melalui dua elektroda arus A dan B, dan mengukur hasil beda potensial yang ditimbulkan pada dua elektroda potensial M dan N. Dari pengukuran tersebut diperoleh data harga
arus I dan beda potensial V. Dengan menggunakan persamaan konfigurasi Schlumberger maka diperoleh nilai tahanan jenis litologi batuan penyusun di lokasi penelitian. Contoh data hasil
pengukuran geolistrik dapat dilihat pada Lampiran 1 dan Lampiran 2.
3.3.2 Pengolahan dan Analisis Data
Nilai tahanan jenis yang dihitung bukanlah nilai tahanan jenis bawah permukaan yang sebenarnya, namun merupakan nilai semu apparent yang merupakan tahanan jenis dari bumi yang
dianggap homogen dan memberikan nilai resistensi yang sama untuk susunan elektroda yang sama. Untuk menentukan nilai tahanan jenis bawah permukaan yang sebenarnya diperlukan proses
perhitungan secara inversi maupun forward dengan menggunakan bantuan komputer Software progress Version 3.0. Proses pengolahan data terdiri dari beberapa tahap yaitu tahap pemasukkan
data, tahap estimasi model parameter, tahap iterasi, dan tahap interpretasi data. Pada tahap pemasukkan data, data yang dimasukkan berupa data jarak spasing AB2 dan nilai
tahanan jenis yang diperoleh dari hasil pengukuran geolistrik, perhitungan dilakukan dengan persamaan konfigurasi Schlumberger.
Tahap estimasi model parameter dilakukan untuk menduga lapisan batuan beserta ketebalannya. Hal ini dilakukan dengan memperkirakan kedalaman batuan dan nilai tahanan jenis dari hasil
pengukuran geolistrik. Estimasi ini dilakukan pada lembar forward modelling pada Software Progress 3.0. Cara melakukan estimasi adalah dengan memasukkan kedalaman batuan dalam kolom depth dan
nilai tahanan jenisnya dalam kolom resistivity. Nilai kedalaman batuan dan resistivitasnya dimasukkan dengan cara mendekati titik-titik yang terplotkan pada input data pada lembar observed data. Banyak
lapisan dipilih sebanyak enam lapisan. Setelah data dimasukkan, tombol panah di samping tombol
15 forward modelling diklik, kemudian nilai RMS akan terlihat. Nilai kedalaman dan tahanan jenis
dirubah sampai didapatkan nilai RMS yang terkecil. Pada tahap iterasi dengan menggunakan Software Progress Version 3.0, dari hasil pengolahan
data akan diperoleh kurva Vertical Electrical Sounding beserta kedalaman litologi batuan dan nilai tahanan jenisnya, yang disajikan pada lembar interpretasi data. Proses iterasi Dikerjakan pada lembar
invers modelling pada Software Progress Version 3.0. Cara melakukan proses iterasi dengan mengubah nilai max.iteration dan RMS cut off sampai didapatkan nilai RMS terkecil. Nilai
max.iteration dan RMS cut off dapat diatur dengan cara mengklik tanda panah kebawah di samping tombol max.iteration maupun melalui tombol Option, kemudian mengatur kolom pada max.iteration
dan RMS cut off. Interpretasi data atau penerjemaahan data dan hasil pengukuran dilakukan pada lembar
interpreted data pada Software Progress Version 3.0. Setelah data diiterasi dalam lembar invers modelling, interpretasi data ditampilkan pada kurva hubungan resistivity dan spacing, tabel hasil
interpretasi data, dan legenda yang berisi titik pengukuran, konfigurasi yang digunakan, nilai RMS, deskripsi simbol dalam grafik dan penampang vertikal titik pengukuranresistivity log. Pengolahan
data menggunakan Software Progress Version 3.0 dapat dilihat pada Lampiran 7 dan Lampiran 8. Setelah data hasil pengukuran geolistrik diolah menggunakan Software Progress Version 3.0
maka dapat diketahui jenis tanah penyusun lapisan tersebut beserta kedalaman lapisan batuan. Analisis dilakukan berdasarkan Gambar 5 dan Tabel 4.
Sumber : Anonim 2012
Gambar 5. Nilai tahanan jenis batuan Airtanah terdapat pada lapisan akuifer yang memiliki ciri-ciri tersusun atas batuan pasir. Dengan
mengetahui litologi lapisan tanah maka dapat diduga posisi akuifer, ketebalan lapisan akuifer dan penyebarannya di lokasi penelitian.
16 Tabel 4. Nilai tahanan jenis batuan
Jenis Batuan Nilai Resistivitas
ohmmeter Batuan Beku
100 - 1.000.000 Batuan Ubahan
15 - 1.000.000 Lempung
1 - 11 Serpih Lunak
0,8 - 12 Serpih Keras
2 - 500 Pasir
13 - 1.000 Batupasir
50 - 2.000 Gamping Poros
50 - 2000 Gamping Padat
5.500 - 1.000.000
Sumber : Anonim 2012
Gambar 6. Diagram alir penelitian
17
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN