7
1. Rumus Empiris Berdasarkan Kelas Jalan dan Keadaan Tanah Dasar
Rumus ini dibuat berdasarkan pengalaman-pengalaman, dan disusun secara sederhana sebagai berikut :
h = k
1
P ........................................................................................................ 2 dimana :
h = tebal perkerasan, cm P = Kelas jalan, ton Tabel 1
k
1
= koefisien yang tergantung tanah dasar, cmton Tabel 2
Tabel 1 Kelas jalan Kelas jalan
Tekanan gandar tunggal ton I
II III
IIIa IV
V 7.0
5.0 3.5
2.75 2.0
1.5 Sumber : Soedarsono, 1979
Tabel 2 Nilai koefisien k
1
Klasifikasi Tanah Dasar Jenis Tanah Dasar
Nilai k
1
cmton Tanah bagus
Tanah baik Tanah sedang
Tanah jelek Tanah jelek sekali
-Tanah pasir berkerikil -Tanah pasir berbatu
-Tanah pasir -Tanah liat atau silt
-Tanah liat atau silt mengandung tanah
organik. -Tanah rawa.
-Tanah lumpur 2.5
2.5 5.0
7.5
10
- Sumber : Soedarsono, 1979
2. Rumus Empiris Berdasarkan Jumlah Tonase Kendaraan yang Lewat dan Keadaan Tanah Dasar
Pertimbangan lain adalah bahwa tebal perkerasan tergantung dari total berat tonase kendaraan yang lewat dalam satu hari satu malam 24 jam. Tebal
perkerasan dihitung dengan rumus : h = k
2
Σ P .....................................................................................................3 dimana :
h = tebal konstruksi perkerasan, cm Σ P = P
1
+P
2
+P
3
+.......P = jumlah berat tonase kendaraan yang lewat, ton k
2
= koefisien, cm100ton Tabel 3
8 Tabel 3 Nilai koefisien k
2
Klasifikasi Tanah Dasar Nilai k
2
cm100 ton Tebal minimum perkerasan cm
Tanah bagus Tanah baik
Tanah sedang Tanah jelek
Tanah jelek sekali 1
2 3
4
- 10
20 30
40
- Sumber : Soedarsono, 1979
3. Tebal Perkerasan dengan Metode tanpa Bahan Pengikat
Pada metode ini dianggap bahwa seluruh konstruksi perkerasan terdiri dari butiran-butiran lepas yang mempunyai sifat seperti pasir yaitu meneruskan setiap
gaya tekan ke segala arah penjuru dengan sudut rata-rata 45 terhadap garis
vertikal, sehingga penyebaran gaya tersebut merupakan bentuk kerucut dengan sudut puncak 90
, seperti terlihat pada Gambar 3. Pada Gambar 3 terlihat bagian perkerasan atas akan menerima tekanan penyebaran beban yang paling besar, dan
semakin bawah semakin kecil karena penyebaran gaya semakin meluas, sehingga pada tebal perkerasan tertentu h tekanan dari atas sudah kecil atau sama dengan
daya dukung tanah dasar subgrade yang diijinkan atau
σ
α
≤
σ
tnh
...................................................................................................... 4 dimana :
σ
α
= tekanan dari atas akibat beban kendaraan σ
tnh =
daya dukung tanah dasar yang diijinkan
Gambar 3 Penyebaran beban roda kendaraan
4. Rumus-rumus Dasar Tebal Perkerasan Jalan