6
2.2.2 Analisis Kimia
Analisis proksimat dilakukan terhadap bahan, pakan dan ikan perlakuan. Analisis proksimat yang dilakukan meliputi kadar protein, lemak, serat kasar, abu,
air, dan bahan ekstrak tanpa nitrogen BETN. Analisis proksimat dilakukan di Laboratorium Nutrisi Ikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut
Pertanian Bogor. Analisis proksimat untuk protein dilakukan dengan metode Kjeldahl,
lemak dengan metode Soxchlet dan metode Folch, abu dengan pemanasan sampel dalam tanur bersuhu 600
o
C, serat kasar menggunakan metode pelarutan sampel dengan asam dan basa kuat serta pemanasan, dan kadar air dengan metode
pemanasan dalam oven bersuhu 105-110
o
C Watanabe, 1988. Prosedur analisis proksimat pakan dan ikan dapat dilihat pada Lampiran 3.
2.3 Ikan Uji 2.3.1 Persiapan Ikan Uji
Ikan yang digunakan dalam penelitian ini berukuran 7,61±0,07 g. Ikan diperoleh dari petani ikan di Desa Situdaun, Bogor. Ikan ditebar dalam akuarium
ukuran 50x40x35 cm dengan kepadatan 15 ekor per akuarium. Seluruh akuarium beserta sebuah tandon dirangkai menjadi satu sistem resirkulasi. Di dalam tandon
air ukuran 1 ton disimpan 3 buah heater 350 watt, sehingga suhu di setiap akuarium ada di kisaran 28-31 ºC. Pemeliharaan ikan uji pada penelitian
dilakukan selama 40 hari dengan diberi pakan uji. Pada hari ke-40 masa pemeliharaan, seluruh ikan ditimbang untuk evaluasi pertumbuhan. Selanjutnya
pada hari ke-48 dilakukan uji tantang dengan cara injeksi bakteri A. hydrophila. Selama pemeliharaan, ikan diberi pakan dengan metode at satiation
pemberian pakan sekenyangnya dengan frekuensi pemberian tiga kali sehari,
yaitu pukul 08.00 WIB, 12.00 WIB, dan 16.00 WIB.
Kondisi kualitas air yang diukur selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Data kualitas air selama pemeliharaan ikan mas Cyprinus carpio
Parameter Satuan
Nilai Optimum Boyd, 1982
Suhu ⁰C
28-31 25-30
Disolved oksigen mgℓ
4,6-6,2 5
pH -
7,11-7,28 6,5-9
Alkalinitas mgℓ
64-80 30-500
TAN mgℓ
0,14-0,27 2,4
7
2.3.2 Uji LD
50
Letal Dosis 50 LD
50
adalah suatu besaran yang diturunkan secara statistik, guna menyatakan dosis tunggal suatu senyawa yang diperkirakan dapat
mematikan atau menimbulkan efek toksik yang berarti pada 50 hewan coba setelah perlakuan Sulastry, 2009. Hal ini penting untuk mengetahui konsentrasi
bakteri yang digunakan untuk melakukan uji tantang. Uji tantang dengan menggunakan bakteri A. hydrophila yang diperoleh dari Laboratorium Kesehatan
Ikan Departemen Budidaya Perairan, Institut Pertanian Bogor. Bakteri yang diujikan diregenerasi terlebih dahulu sebelum digunakan. Bakteri stok dari kultur
primer digores ulang pada cawan petri dengan goresan kuadran. Koloni tunggal dan homogen yang terbentuk diambil sebanyak satu ose, lalu diinokulasikan ke
dalam tabung yang berisi 10 ml media Trypticase Soy Broth TSB. Selanjutnya bakteri diinkubasi selama 24 jam pada suhu 29
o
C dalam inkubator bergoyang shaker.
Ikan uji yang digunakan dalam LD
50
ini berukuran 12,71±1,59 g, setiap akuarium diisi sebanyak 8 ekor ikan. Ikan dipelihara dalam 8 buah akuarium
berukuran 50x40x35 cm, dengan ulangan sebanyak 2 kali. Pada uji LD
50
, A. hydrophila yang digunakan dikultur pada media Trypticase Soy Broth TSB,
kemudian dicuci dengan menggunakan Posphat Buffer Saline PBS sebanyak 2 kali. Bakteri disuntikkan ke ikan dengan kepadatan 10
5
sampai 10
8
cfuml secara intraperitonial sebanyak 0,1 mℓekor ikan. Pengamatan dilakukan dengan
menghitung jumlah ikan yang masih hidup dan yang mati sampai hari ke sepuluh. Kemudian dilakukan penghitungan untuk mengetahui LD
50
, yaitu konsentrasi pada waktu ikan mati sebanyak 50 dari populasi EHSC, 2001. Berdasarkan uji
patogenitas dengan menghitung LD
50
didapatkan konsentrasi bakteri yang mendekati kematian 50 dari populasi ikan mas selama sepuluh hari adalah
bakteri dengan kepadatan 10
6
cfumℓ Lampiran 2.
2.3.3 Uji Tantang
Uji tantang dilakukan untuk mengetahui tingkat ketahanan tubuh ikan setelah diberi pakan perlakuan ragi bir selama 47 hari dengan melihat
kelangsungan hidup ikan mas setelah diinfeksi A. hydrophila. Perlakuan pada saat uji tantang yaitu :
8 1. K+ kontrol positif : perlakuan ragi bir 0, diinjeksi A. hydrophila
2. K- kontrol negatif : perlakuan ragi bir 0, diinjeksi PBS 3. 3 RB : perlakuan ragi bir 3, diinjeksi A. hydrophila
4. 6 RB : perlakuan ragi bir 6, diinjeksi A. hydrophila 5. 3 BY : perlakuan bioyeast 3, diinjeksi A. hydrophila
Ikan yang digunakan yaitu berukuran 13,20±1,43 g sebanyak 10 ekor ikan per akuarium yang dipelihara pada akuarium berukuran 50x40x35 cm. Setiap
perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Ikan diinfeksi dengan A. hydrophila pada hari ke-48 dengan dosis LD
50
. Selama uji tantang berlangsung resirkulasi dihentikan, namun ikan tetap diberi pakan sesuai perlakuan. Gejala klinis diamati setiap hari
setelah ikan diinfeksi dengan A. hydrophila.
2.4 Parameter Uji 2.4.1 Jumlah Konsumsi Pakan JKP