Akibat Kekurangan Protein Akibat Kelebihan Protein

7. Bagian struktural yang memberikan sifat karakteristik kuat, keras seperti kolagen yang merupakan penyusun tulang, tendon, maupun ligamen.

2.4 Akibat Kekurangan dan Kelebihan Protein

2.4.1 Akibat Kekurangan Protein

1. Kwashiorkor Istilah “kwashiorkor” pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Cecily Wiliams pada tahun 1993 di Ghana, Afrika. Penyakit ini lebih banyak terdapat pada usia dua hingga tiga tahun yang komposisi gizi makanannya tidak seimbang, terutama dalam hal protein Yuniastuti, 2008. Menurut Widodo, 2009 dan Ellya, 2010, gejala penyakit kwashiorkor adalah sebagai berikut: a. Pertumbuhan terhambat b. Otot-otot berkurang dan lemah c. Pembengkakan edema terutama pada perut pembesaran hati, kaki dan tangan d. Muka bulat seperti bulan moonface e. Gangguan psikomotorik f. Nafsu makan berkurang g. Rambut halus, jarang dan pirang kemerahan kusam h. Kulit tampak kering xerosis dan memberi kesan kasar dengan garis- garis permukaan yang jelas i. Di daerah tungkai dan sikut terdapat kulit yang menunjukkan hiperpigmentasi dan kulit dapat mengelupas dalam lembar yang besar, meninggalkan dasar yang licin berwarna putih mengkilat. Universitas Sumatera Utara 2. Marasmus Marasmus berasal dari kata Yunani yang berarti wasting merusak. Marasmus umumnya merupakan penyakit pada bayi 12 bulan pertama karena terlambat diberi makanan tambahan. Merasmus adalah penyakit kelaparan, banyak terdapat diantara kelompok sosial ekonomi rendah di sebagian besar negara sedang berkembang dan lebih banyak dari kwashiorkor Yuniastuti, 2008. Menurut Widodo, 2009, gejala penyakit kwashiorkor adalah sebagai berikut: a. Pertumbuhan yang terhambat b. Lemak dibawah kulit berkurang c. Otot-otot berkurang dan melemah d. Muka seperti orang tua Oldman’s face

2.4.2 Akibat Kelebihan Protein

Jika terlalu berlebihan mengkonsumsi protein, maka dapat memberatkan ginjal dan hati yang harus memetabolisme dan mengeluarkan kelebihan nitrogen dan juga dapat menyebabkan asidosis, dehidrasi, diare, kenaikan amonia darah, kenaikan ureum darah, dan demam. Makanan yang tinggi proteinnya biasanya tinggi lemak sehingga menyebabkan obesitas, maka diet protein tinggi dianjurkan untuk menurunkan berat badan Ellya, 2010. 2.5 Analisis Protein 2.5.1 Analisis Kualitatif