18
logis, sering menggunakan trial and error dalam memecahkan masalah, kurang sabar dan ingin segera bertindak. Bila ada teori yang tidak sesuai
dengan fakta cenderung untuk mengabaikannya. Mata pelajaran yang disukainya yaitu berkaitan dengan lapangan usaha bisnis dan teknik. Mereka
biasanya lebih banyak bertanya “
What if
?”. Peran dan fungsi guru dalam berhadapan dengan siswa tipe ini adalah berusaha menghadapkan siswa pada
“
open-ended questions
”, memaksimalkan kesempatan siswa untuk mempelajari dan menggali sesuatu sesuai pilihannya. Penggunaan Metode
Problem-Based Learning
tampaknya sangat cocok untuk siswa tipe yang keempat ini.
b. Gaya Belajar Visual, Auditori, dan Kinestetik
Agar proses belajar dapat efektif penggunaan media pembelajaran juga perlu disesuaikan dengan tipe atau gaya belajar peserta didik. Gaya belajar adalah
kecenderungan orang untuk menggunakan cara tertentu dalam belajar dan ketertarikan siswa dalam menggunakan media pembelajaran. Secara umum ada
tiga macam gaya belajar, yaitu:
Gambar 5. Macam-Macam Gaya Belajar 1
Gaya Belajar Visual
Gaya belajar ini menitikberatkan melalui apa yang dilihat. Bagi siswa yang bergaya belajar visual, yang memegang peranan penting adalah mata
atau penglihatan visual, dalam hal ini metode pengajaran yang digunakan guru sebaiknya lebih banyak atau dititikberatkan pada peragaan atau media,
19
ajak mereka ke obyek-obyek yang berkaitan dengan pelajaran tersebut, atau dengan cara menunjukkan alat peraganya langsung pada siswa atau
menggambarkannya di papan tulis. Dengan demikian gaya belajar visual yang sifatnya eksternal, ia menggunakan materi atau media yang bisa dilihat atau
mengeluarkan tanggapan indera penglihatan. Materi atau media pembelajaran yang digunakan adalah buku, poster, majalah, rangka tubuh manusia, alat peta
kit. Sedangkan gaya belajar visual yang bersifat internal adalah menggunakan imajinasi sebagai sumber informasi.
Anak yang mempunyai gaya belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka gurunya untuk mengerti materi pelajaran. Mereka
cenderung untuk duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas. Mereka berpikir menggunakan gambar-gambar di otak mereka dan belajar lebih cepat
dengan menggunakan tampilan-tampilan visual, seperti diagram, buku pelajaran bergambar, dan video. Di dalam kelas, anak visual lebih suka
mencatat sampai detil-detilnya untuk mendapatkan informasi. Ciri-ciri gaya visual adalah teliti terhadap yang detail, mengingat
dengan mudah apa yang dilihat, mempunyai masalah dengan instruksi lisan, tidak mudah terganggu dengan suara gaduh, pembaca cepat dan tekun, lebih
suka membaca dari pada dibacakan, lebih suka metode demonstrasi dari pada ceramah, bila menyampaikan gagasan sulit memilih kata, rapih dan teratur,
dan penampilan sangat penting.
2 Gaya Belajar Auditori
Gaya belajar ini cenderung menggunakan pendengaran atau audio sebagai sarana dalam melakukan pembelajaran. Gaya belajar auditori yang
bersifat eksternal adalah dengan mengeluarkan suara atau memerlukan suara. Mereka dapat membaca dengan keras, mendengarkan rekaman kuliah, diskusi
dengan teman, mendengarkan musik. Gaya belajar auditori yang bersidat internal adalah memerlukan suasana yang tenang atau hening sebelum
mempelajari sesuatu. Setelah itu diperlukan perenungan beberapa saat terhadap materi apa saj yang telah dikuasai dan yang belum.
Siswa yang bertipe auditori mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga alat pendengarannya, untuk itu maka guru sebaiknya harus
memperhatikan siswanya hingga ke alat pendengarannya. Anak yang mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan
20
menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakan. Anak auditori dapat mencerna makna yang disampaikan melalui tone suara, pitch
tinggi rendahnya, kecepatan berbicara dan hal-hal auditori lainnya. Informasi tertulis terkadang mempunyai makna yang minim bagi anak auditori
mendengarkannya. Anak-anak seperi ini biasanya dapat menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengan keras dan mendengarkan kaset.
Ciri-ciri gaya belajar auditorial adalah bicara pada diri sendiri saat bekerja, konsentrasi mudah terganggu oleh suara ribut, senang bersuara keras
ketika membaca, sulit menulis tapi mudah bercerita, pembicara yang fasih, sulit belajar dalam suasana bising, lebih suka musik dari pada lukisan, bicara
dalam irama yang terpola, lebih suka gurauan lisan dari pada membaca buku humor, dan mudah menirukan nada, irama dan warna suara.
3 Gaya Belajar Kinestetik
Orang yang bergaya belajar kinestetik belajar melalui gerakan-gerakan sebagai sarana memasukkan informasi ke dalam otaknya. Penyentuhan dengan
bidang objek sangat disukai karena mereka dapat memahami sesuatu dengan sendiri. Gaya belajar jeis ini yang bersifat eksternal adalah melibatkna
kegiatan fisik, membuat model, memainkan peran, berjalan dan sebaginya. Sedangkan gaya belajar jenis ini yang bersifat internal lebih menekankan pada
kejelasan makna dan tujuan sebelum mempelajari sesuatu hal. Anak yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajar melalui
bergerak, menyentuh, dan melakukan. Anak seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi
sangatlah kuat. Siswa yang bergaya belajar ini belajarnya melalui gerak dan sentuhan.Ciri-ciri gaya belajar kinestetik adalah berbicara dengan perlahan,
menanggapi perhatian fisik, menyentuh orang untuk mendapat perhatian, banyak bergerak dan selalu berorientasi pada fisik, menggunakan jari sebagai
penunjuk dalam membaca, banyak menggunakan isyarat tubuh, tidak bisa diam dalam waktu lama, menyukai permainan yang menyibukkan, selalu ingin
melakukan sesuatu, dan tidak mudah mengingat letak geografis.
5. Prinsip Penggunaan Media