46
orang lain.. mereka merespon nada dan gaya guru dalam menjelaskan materi. Siswa seperti ini biasanya baik dalam diskusi kelompok, ceramah dengan sesi
bertanya dan menjawab dan pengalaman belajar auido visual. c.
Motivasi Motivasi merupakan keadaan internal yang mendefinisikan apa yang orang-orang
akan lakukan ketimbang apa yang dapat mereka lakukan. Dengan kata lain faktor motivasi mempengaruhi apa yang diperhatikan siswa, berapa lama mereka
memperhatikan, dan berapa banyak usaha yang mereka kerahkan dalam belajar. Salah satu pendekatan yang membantu memahami motivasi siswa adalah model
ARCS dari Keller. Keller menjelaskan empat aspek dasar dari motivasi yang bisa dipertimbangkan para guru ketika merencakaan proses pembelajaran :
1
Attention
Perhatian. Kembangkan media pembelajaran yang para siswa anggap menarik dan berharga untuk diperhatikan.
2
Relevance
Relevansi. Pastikan bahwa media pembelajaran yang digunakan bermakna dan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar siswa.
3
Confidence
Kepercayaan Diri. Rancanglah media pembelajaran yang membangun ekspektasi siswa untuk berhasil melalui usaha mereka sendiri.
4
Satisfaction
Kepuasan. Sertakan pula ganjaran intrinsik dan ekstrinsik yang siswa terima dari sebuah proses pembelajaran.
4. Faktor-Faktor Fisiologis
Faktor-faktor yang terkait dengan perbedaan jenis kelamin, kesehatan, dan kondisi lingkungan juga mempengaruhi proses pembelajaran. Siswa laki-laki dan
perempuan cenderung merespons secara berbeda terhadap berbagai pengalaman sekolah. Misalnya, siswa laki-laki cenderung lebih kompetitif dan agresif daripada
siswa perempuan dan akibatnya merespons lebih baik terhadap permaiana kompetitif, sementara siswa perempuan cenderung lebih menyukai aktivitas belajar yang
melibatkan keterlibatan siswa dalam diskusi dan berbagi gagasan.
B. Menetapkan Standar dan Tujuan Pembelajaran
Langkah kedua dari model ASSURE adalah menetapkan tujuan pembelajaran. Hasil belajar apa yang diharapkan dapat siswa capai? Lebih tepatnya, kemampuan baru
apakah yang harus dimiliki siswa setelah proses pembelajaran. Objectives adalah sebuah
pernyataan tentang apa yang akan dicapai, bukan bagaimana untuk mencapai. Pernyataan
tujuan harus se-spesifik mungkin. Mengapa tujuan pembelajaran harus ditetapkan? Pertama, tujuan pembelajaran berfungsi sebagai pedoman untuk mengurutkan aktivitas
47
belajar dan memilih media. Selain itu juga untuk memastikan dilakukannya evaluasi yang tepat. Selain itu dengan dengan standar dan tujuan yang jelas siswa akan lebig siap untuk
dan turut serta dalam kegiatan pembelajaran jika mereka mengetahui hasil-hasil yang diharapkan. Dengan kata lain jika standar dan tujuan belajar spesifik dinyatakan secara
jelas maka proses pembelajaran akan berorientasi pada tujuan. Standar dan tujuan pembelajaran dapat dikatakan sebagai kontrak antara guru dan peserta didik : “Tanggung
jawab saya adalah sebagai seorang guru adalah menyediakan aktivitas belajar yang sesuai untuk meraih tujuan anda. Dan tanggunh jawab anda sebagai peserta didi adalah turut
serta secara sadar dalam kegiatan belajar tersebut” Smaldino dkk, 2011:119 edisi terjemahan Bahasa Indonesia.
Tujuan pembelajaran hendaknya mengandung unsur ABCD. A singkatan dari
Audience
yang berarti harus menyebut
Audience
yang dijadikan sasaran tujuan pembelajaran. Kemudian, tujuan pembelajaran itu hendaknya menetapkan
Behavior
atau kemampuan yang harus diperlihatkan dan
Condition
tempat diamatinya
Behavior
tersebut. Terakhir adalah
Degree
yang merupakan derajat penguasaan keterampilan baru. Berikut penjelasan lebih lanjut:
1. Audiensi
Karena tujuan belajar yaitu fokus pada apa yang peserta didik akan ketahui dan bisa melakukannya setelah proses pembelajaran dan bukannya apa yang guru akan lakukan
untuk mengajar mereka, adalah penting untuk dengan jelas mengidntifikasi sasaran peserta didik.
2. Perilaku
Inti dari tujuan pembelajaran adalah kata kerja yang mendeskripsikan kemampuan baru yang peserta didik akan miliki setelah proses pembelajaran. Kata kerja ini adalah
yang paling mungkin untuk mengkomunikasikan tujuan anda dengan jelas jika dinyatakan sebagai perilaku yang bisa diamati. Istilah seperti mengetahui, mengerti
dan menapresiasi tidak mengkomunikasikan tujuan pembelajaran dengan jelas. Kata- kata yang lebih baik adalah mendefinisikan, mengkategorikan, dan menampilkan.
3. Kondisi
Sebuah pernyataan tujuan belajar sebaiknya menyertakan kondisi dimana kinerja akan dinilai. Dengan kata lain materi atau piranti apa yang diperbolehkan atau tidak
diperbolehkan untuk dipakai siswa dalam menampilkan penguasaan tujuan tersebut.
48
4. Tingkat
Persyaratan terakhir dari sebuah tujuan pembelajaran yang dinyatakan dengan baik adalah bahwa tujuan itu mengindikasikan standar dan kriteria untuk menilai kinerja
bisa diterima atau dengan kata lain tingkat akurasi atau kefasihan seperti apa yang peserta didik harus tunjukkan.
Tujuan pembelajaran bisa diklasifikasikan menurut jenis tujuan yang ingin dicapai. Ada empat kategori atau domain belajar yang lazim diterima: 1 ketrampilan
kognitif, yang melibatkan sejumlah kemampuan intelektual yang bisa diklasifikasikan sebagai informasi verbalvisual atau sebagai ketrampilan intelektual; 2 ketrampilan
afektif yang mencakup perasaan dan nilai; 3 ketrampilan psiko- motorik yang meliputi ketrampilan fisik. Dan 4 ketrampilan interpersonal agar mempunyai kemampuan untuk
menjalin hubungan dengan orang lain secara efektif. Tujuan pembelajaran dalam domain manapun bisa diadaptasikan dengan
kemampuan pebelajar individu. Di sini tujuan pembelajaran tidak ditujukan untuk membatasi apa yang dipelajari siswa namun memberikan tingkat minimal pencapaian
yang diinginkan.
C. Memilih Strategi, Teknologi, Media, dan Material