44
karakteristik tersebut perlu dinilai untuk tiap media pembelajaran yang akan dikembangkan karena ketertarikan siswa sering kali berbeda-beda sesuai dengan
subjeknya. Jika sebuah mata pelajaran dirasakan membosankan bagi siswa pertimbangkanlah untuk menggunakan media pembelajaran sehingga dapat
mengembalikan keinginan siswa untuk belajar. Bila peserta didik sangat beragam dalam kemampuan konseptualnya serta
pengetahuan awal yang berbeda-beda akan lebih baik jika peserta didik diajak untuk melakukan studi lapangan atau kunjungan ke pusat-pusat sumber belajar yang relevan
dengan materi pelajaran yang sedang diajarkan atau bermain peran. Selain itu menggunakan media pembelajaran dapat memancing siswa untuk ikut berpartisipasi
dalam proses pembelajaran. Seperti yang telah disebutkan analisis awal atau karakteristik umum peserta
didik akan memberikan pemahaman kepada guru tentang latar belakang dan dipadukan dengan pengamatan guru itu sendiri dan ketertarikan para siswa untuk
merancang dan menggunakan media pembelajaran yang bermakna serta memperhatikan kebutuhan unik setiap peserta didik.
2. Kecakapan Dasar Spesifik
Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa pengetahuan sebelumnya yang dimiliki oleh siswa tentang suatu konsep akan mempengaruhi bagaimana pemahaman
siswa terhadap suatu pelajaran. Oleh karena itu komponen penting dalam penggunaan media dalam proses pembelajaran adalah mengidentifikasi kecakapan dasar spesifik
siswa. Kemampuan awal siswa menunjuk pada pengetahuan dan keterampilan yang telah dan belum dimiliki siswa. Anggapan bahwa siswa pasti belum memiliki
pengetahuan atau keterampilan yang akan diajarkan adalah salah. Diantara para siswa tentunya ada yang telah memiliki pengetahuan atau keterampilan awal. Pengajar harus
menguji atau memeriksa anggapan tentang kemampuan awal siswa dengan dua cara. Informal dengan cara wawancara di luar kelas dan formal dengan cara tes yang telah
terstandar atau tes buatan pengajar sendiri. Entry test baik formal maupun informal merupakan cara untuk mengetahui apakah siswa telah memiliki kemampuan prasyarat
prerequisites
.
Prerequisites
merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa untuk mengikuti proses pembelajaran yang akan dilakukan. Prerequisites harus
dijabarkan dalam tujuan. Jika siswa telah menguasai apa yang akan diajarkan, maka akan sangat membuang waktu jika kita mengajarkan kembali. Maka pre-test berfungsi
45
untuk menghindari hal tersebut. Dengan menganalisa apa yang telah diketahui oleh siswa, maka kita akan dapat memilih metode dan media yang sesuai.
3. Gaya Belajar
Faktor ketiga adalah gaya belajar yang mengacu pada aspek ciri psikologi dari siswa yang menjelaskan tentang bagaimana siswa berinteraksi dan merespon secara
emosional pada lingkungan belajar. Gaya belajar sendiri terdiri dari kecerdasan
majemuk, preferensi dan kekuatan konseptual, kebiasaan memproses informasi, motivasi dan faktor-faktor psikologis.
a. Kecerdasan Majemuk
Dapat dikatakan bahwa sifat-sifat tertentu dapat mempengaruhi kemampuan kita untuk belajar secara efektif dari berbagai macam teknologi dan media. Peserta
didik belajar dengan cara yang beragam, Gardner 1999 mengidentifikasi 9 aspek intelegensi manusia. 1 Verballinguistik bahasa, 2 logikamatematika sains,
3 visualspasial, 4 musikalritmik, 5 kinestesis menariatletik, 6 interpersonal memahami orang lain, 7 intrapersonal memahami diri sendiri,
8 naturalist, dan 9 eksistensialist. b.
Kebiasaan Memproses Informasi Sebagai seorang guru dalam mengajar biasanya menemukan perbedaan dalam
cara siswa belajar atau memproses informasi. Terdapat macam-macam kebiasaan siswa dalam belajar atau memproses informasi yaitu :
1 Berurutan Konkret. Siswa dengan kebiasaan seperti ini menyukai pengalaman
lansgung dan langsung dikerjakan serta penyajian dalam susunan yang logis. Siswa seperti ini paling baik belajar dengan buku kerja, pengajaran yang
berdasarkan komputer, demonstrasi, dan praktek laboratorium terstruktur. 2
Acak Konkret. Siswa dengan kebiasaan seperti ini cenderung pada pendekatan
trial and error,
yaitu dengan cepat membuat kesimpulan dari pengalaman eksplorasi. Mereka lebih menyukai strategi-strategi seperti permainan ,
simulasi, proyek belajar mandiri, dan belajar penemuan. 3
Berurutan Abstrak. Siswa dengan kebiasaan seperti ini menguraikan pesan- pesan simbolik dan verbal dengan mahirnya, terutama saat disajikan dalam
urutan yang logis. Membaca dan meyimak presentasi merupakan strategi yang lebih disukai .
4 Acak Abstrak. Siswa dengan kebiasaan seperti ini dibedakan lewat
kemampuan mereka menentukan makna dari presentasi yang dimediasi oleh
46
orang lain.. mereka merespon nada dan gaya guru dalam menjelaskan materi. Siswa seperti ini biasanya baik dalam diskusi kelompok, ceramah dengan sesi
bertanya dan menjawab dan pengalaman belajar auido visual. c.
Motivasi Motivasi merupakan keadaan internal yang mendefinisikan apa yang orang-orang
akan lakukan ketimbang apa yang dapat mereka lakukan. Dengan kata lain faktor motivasi mempengaruhi apa yang diperhatikan siswa, berapa lama mereka
memperhatikan, dan berapa banyak usaha yang mereka kerahkan dalam belajar. Salah satu pendekatan yang membantu memahami motivasi siswa adalah model
ARCS dari Keller. Keller menjelaskan empat aspek dasar dari motivasi yang bisa dipertimbangkan para guru ketika merencakaan proses pembelajaran :
1
Attention
Perhatian. Kembangkan media pembelajaran yang para siswa anggap menarik dan berharga untuk diperhatikan.
2
Relevance
Relevansi. Pastikan bahwa media pembelajaran yang digunakan bermakna dan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar siswa.
3
Confidence
Kepercayaan Diri. Rancanglah media pembelajaran yang membangun ekspektasi siswa untuk berhasil melalui usaha mereka sendiri.
4
Satisfaction
Kepuasan. Sertakan pula ganjaran intrinsik dan ekstrinsik yang siswa terima dari sebuah proses pembelajaran.
4. Faktor-Faktor Fisiologis