Memilih Strategi, Teknologi, Media, dan Material

48 4. Tingkat Persyaratan terakhir dari sebuah tujuan pembelajaran yang dinyatakan dengan baik adalah bahwa tujuan itu mengindikasikan standar dan kriteria untuk menilai kinerja bisa diterima atau dengan kata lain tingkat akurasi atau kefasihan seperti apa yang peserta didik harus tunjukkan. Tujuan pembelajaran bisa diklasifikasikan menurut jenis tujuan yang ingin dicapai. Ada empat kategori atau domain belajar yang lazim diterima: 1 ketrampilan kognitif, yang melibatkan sejumlah kemampuan intelektual yang bisa diklasifikasikan sebagai informasi verbalvisual atau sebagai ketrampilan intelektual; 2 ketrampilan afektif yang mencakup perasaan dan nilai; 3 ketrampilan psiko- motorik yang meliputi ketrampilan fisik. Dan 4 ketrampilan interpersonal agar mempunyai kemampuan untuk menjalin hubungan dengan orang lain secara efektif. Tujuan pembelajaran dalam domain manapun bisa diadaptasikan dengan kemampuan pebelajar individu. Di sini tujuan pembelajaran tidak ditujukan untuk membatasi apa yang dipelajari siswa namun memberikan tingkat minimal pencapaian yang diinginkan.

C. Memilih Strategi, Teknologi, Media, dan Material

Suatu rencana yang sistematik dalam penggunaan media dan teknologi tentu menuntut agar metode, media dan materinya dipilih secara sistematis pula. Proses pemilihannya melibatkan tiga langkah. 1. Memilih Strategi Ketika mengidentifikasi strategi pembelajaran untuk kegiatan belajar siswa, terdapat dua jenis strategi yaitu : strategi yang berpusat pada guru dan strategi yang berpusat pada siswa. a. Strategi yang Berpusat pada Guru. Jika dilihat dari jalur modus penyampaian pesan pembelajaran, penyelenggaraan pembelajaran berfokus pada guru lebih sering menggunakan modus telling pemberian informasi, ketimbang modus demonstrating memperagakan dan doing direct performance memberikan kesempatan untuk menampilkan unjuk kerja secara langsung. Dalam perkataan lain, guru lebih sering menggunakan strategi atau metode ceramah dan atau drill dengan mengikuti urutan materi dalam kurikulum secara ketat. Guru berasumsi bahwa keberhasilan program pembelajaran dilihat dari ketuntasannya menyampaikan seluruh materi yag ada dalam kurikulum. Penekanan aktivitas 49 belajar lebih banyak pada buku teks dan kemampuan mengungkapkan kembali isi buku teks tersebut. Penyelenggaraan pembelajaran berfokus pada guru merupakan sebuah praktik yang mekanistik dan diredusir menjadi pemberian informasi. Dalam kondisi ini, guru memainkan peran yang sangat penting karena mengajar dianggap memindahkan pengetahuan ke orang yang belajar pebelajar. Dengan kata lain, penyelenggaraan pembelajaran dianggap sebagai model transmisi pengetahuan Tishman, et al., 1993. Dalam model ini, peran guru adalah menyiapkan dan mentransmisi pengetahuan atau informasi kepada siswa. Sedangkan peran para siswa adalah menerima, menyimpan, dan melakukan aktivitas-aktivitas lain yang sesuai dengan informasi yang diberikan. Beberapa metode pembelajaran yang berpusat pada guru antara lain : metode ceramah, metode demonstrasi, dan metode tanya jawab. Adapun ciri –ciri model pembelajaran yang berfokus pada guru, antara lain: 1 Guru yang harus menjadi pusat dalam kegiatan belajar mengajar. Ada tiga peran utama yang harus dilakukan guru, yaitu: guru sebagai perencana; sebagai penyampai informasi; dan sebagai evaluator. 2 Siswa ditempatkan sebagai objek belajar. Siswa dianggap sebagai organisme yang pasif, yang belum memahami apa yang harus dipahami, sehingga dalam proses pembelajaran siswa dituntut untuk memahami segala sesuatu yang disampaikan guru. Peran siswa adalah sebagai penerima informasi yang diberikan guru. Jenis pengetahuan dan keterampilan kadang tidak mempertimbangkan kebutuhan siswa, akan tetapi berangkat dari pandangan yang menurut guru dianggap baik dan bermanfaat. Sebagai objek belajar, kesempatan siswa untuk mengembangkan kemampuan sesuai dengan bakat dan minatnya, bahkan untuk belajar sesuai dengan gaya belajarnya menjadi terbatas. Sebab dan proses pembelajaran segalanya diatur dan ditentukan oleh guru. 3 Kegiatan pembelajaran terjadi pada tempat dan waktu tertentu. Misalnya dengan penjadwalan yang ketat, siswa hanya belajar manakala ada kelas yang telah didesain sedemikian rupa sebagai tempat belajar. Adanya tempat yang telah ditentukan, sering pengajaran terjadi sangat formal, siswa duduk di bangku berjejer, dan guru didepan kelas. Demikian juga hanya dalam waktu yang diatur sangat ketat. Misalnya manakala waktu belajar satu materi tertentu 50 telah habis, maka segera siswa akan belajar materi lain sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Cara mengajarinya pun seperti bagian-bagian yang terpisah, seakan-akan tak ada kaitannya antara materi pelajaran yang satu dengan lainnya. 4 Tujuan utama pengajaran adalah penguasaan materi pelajaran. Keberhasilan suatu proses pengajaran diukur dari sejuah mana siswa dapat menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru. Materi pelajaran itu sendiri adalah pengetahuan yang bersumber dari materi pelajaran yang disampaikan di sekolah. Sedangkan mata pelajaran itu sendiri merupakan pengelaman- pengalaman manusia masa lalu yang disusun secara sistematis dan logis, kemudian diuraikan dalam buku-buku pelajaran dan selanjutnya isi buku itu harus dikuasai siswa. Kadang-kadang siswa tidak perlu memahami apa gunanya mempelajari bahan tersebut. Oleh karena kriteria keberhasilan ditentukan oleh penguasaan materi pelajaran, maka alat evaluasi yang digunakan biasanya adalah tes hasil belajar tertulis paper and pencil test yang dilaksanakan secara periodik. b. Strategi yang Berpusat pada Siswa. Pengaruh teori pembelajaran kognitif yang cukup luas, penelitian-penelitian yang mengkaji pemikiran para pakar, dan kritik- kritik terhadap pembelajaran yang terlalu berpusat pada guru pada akhirnya melahirkan upaya-upaya untuk menekankan peran siswa dalam pembelajaran. Penekanan ini mengharuskan guru untuk merancang aktivitas-aktivitas pembelajaran di mana siswa memiliki tanggungjawab yang lebih besar terhadap pembelajaran mereka sendiri dan berinteraksi dengan yang lain selama mempelajari konten baru Cornelus-White dalam Jacobsen, 2009: 229. Pembelajaran yang berpusat pada siswa menggambarkan strategi-strategi pembelajaran di mana guru lebih memfasilitas daripada harus mengajar langsung McCombs Miller, 2007. Dalam pembelajaran yang berpusat pada siswa, guru secara sadar menempatkan perhatian yang lebih banyak pada keterlibatan, inisiatif, dan interaksi sosial siswa Jacobsen et al., 2009: 227 1. Metode pembelajaran yang berpusat pada siswa antara lain : metode kerja kelompok, metode karya wisata, metode penemuan, metode eksperimen, metode pengajaran unit, metode pengajaran dengan modul. Tujuan strategi-strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa mencakup hal-hal berikut ini Jacobsen, 2009: 228: 51 1 Pengembangan proses-proses kemampuan berkomunikasi, seperti sikap toleran terhadap pandangan-pandangan yang tidak sependapat dengannya, mampu bekerja dalam kelompok, dan sikap kritis terhadap pendapatnya dan pedapat orang lain. 2 Pengembangan pemahaman yang mendalam tentang topik, seperti mengidentifikasi hubungan antara satu faktakonsep dengan faktakonsep lainnya. 3 Pengembangan kemampuan penelitian dan pemecahan masalah. Pembelajaran yang berpusat pada siswa menyertakan karakteristik-karakteristik berikut ini Jacobsen, 2009: 228-229: 1 Siswa-siswa berada dalam pusat proses pembelajaran; sedangkan guru mendorong mereka untuk bertanggungjawab terhadap pembelajaran mereka sendiri. 2 Guru membimbing pembelajaran siswa dan mengintervensi hanya jika diperlukan untuk mencegah mereka melakukan miskonsepsi. 3 Guru menekankan pemahaman yang mendalam tentang konten dan proses- proses yang terlibat di dalamnya. Inti dari semuanya adalah bahwa pertimbangan dalam memilih strategi pembelajaran adalah bahwa strategi pembelajaran tersebut sebaiknya dapat membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Salah satu cara untuk melihat apakah strategi yang digunakan cocok adalah dengan model ARCS yaitu dengan melihat apakah strategi yang digunakan dapat menarik perhatian Attention siswa, dianggap relevan Relevant bagi kebutuhan mereka, berada pa tingkat yang sesuai untuk membangun rasa percaya diri Confidence mereka, dan menghasilkan kepuasan Satisfaction dari apa yang peserta didik pelajari. 2. Memilih Format Media Setelah metode ditetapkan, langkah berikutnya adalah penetapan format media. Yang dimaksud format media adalah bentuk fisik dari media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran, misalnya torso, alat peraga kit, slide, video, dan komputer multimedia, media tiga dimensi dll. Dalam menentukan pemilihan format media perlu dipertimbangkan sejumlah media dan teknologi yang tersedia, ragam peserta didik dan tujuan yang ingin dicapai. Terdapat beberapa kriteria dalam menentukan format media yaitu antara lain: a. Media harus selaras dengan standar, hasil, dan tujuan pembelajaran. 52 b. Media harus memberikan informasi yang akurat. c. Bahasa yang sesuai dengan usia peserta didik d. Media harus memperhatikan tingkat ketertarikan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. e. Memiliki kualitas teknis yang baik. f. Media pembelajaran harus mudah digunakan pengguna media adalah guru atau siswa g. Media pembelajaran tidak menimbulkan bias dan menyampaikan pesan atau materi. h. Media pembelajaran harus disertai atau memiliki pandunan dan arahan. 3. Memilih, Mengubah atau Merancang Media Ketika guru hendak atau akan menggunakan media dalam proses pembelajaran. Terdapat beberapa pilihan atau kemungkinan yang terjadi : 1 memilih media pembelajaran yang tersedia, 2 mengubah atau memodifikasi media yang telah ada, atau 3 merancang atau membuat media baru. Bila media yang sudah tersedia cocok dengan tujuan pembelajaran dan hasil yang diharapakan, maka guru dapat langsung menggunakan media tersebut dalam proses pembelajaran dikelas. Bila media pembelajaran yang sudah tersedia dirasakan tidak cocok dengan tujuan pembelajaran dan tidak dapat memenuhi kebutuhan belajar siswa, maka guru hendaknya mengubah atau memodifikasi media yang sudah ada sedemikian rupa sehingga media tersebut dapat sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Ada hal yang perlu diperhatikan guru dalam memodifikasi media yaitu pastikan dalam memodifikasi media pembelajaran tidak melanggar hak cipta dari media tersebut. Hal terakhir adalah apabila media yang diharapkan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran tidak atau belum tersedia atau media yang sudah ada tidak dapat dimodifikasi maka guru hendaknya dapat membuat atau merancang media pembelajaran yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan siswa dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

D. Menyiapkan atau Menggunakan Teknologi, Media dan Materi