Analisis Kadar Air Metode Oven SNI 01-2891-1992 Analisis pH SNI 01-2891-1992 Analisis Total Gula Metode Luff Schoorl SNI 01-2892-1992

b = slope Vasp = Volume akhir contoh Wsp = bobot contoh Vi st = volume inject standar Vi sp = volume injek contoh

1.2 Analisis warna Metode Hunter Hutching 1999

Pengukuran dilakukan dengan chromameter CR-200 Minolta. Sampel yang sudah diparut diletakkan pada wadah kaca berbentuk plate. Sebelum dilakukan pengukuran terhadap zat warna, chromameter CR-200 dikalibrasi terlebih dahulu dengan menggunakan calibration plate yang berwarna jingga dengan Y = 40,7 x = 0,426 dan y = 0,373. Setelah dikalibrasi zat warna diukur tingkat kecerahannya serta intensitas warna merah dan kuning. Pengukuran menghasilkan nilai L, a,b, dan Hue. a dan b adalah koordinat – koordinat kromatis. Nilai a menunjukan warna hijau a negatif ke merah a positif, dan b untuk warna biru b negatiif ke kuning b positif. Derajat Hue menunjukan warna yang terlihat. Nilai Hue dikelompokkan sebagai berikut : Hue 18-54 : Red; Hue 54-90 : Yellow Red; Hue 90-126 : Yellow; Hue 126-162 : Yellow Green; Hue 162-198 : Green ; Hue 198-234 : Blue Green; Hue 234-270 : Blue ; Hue 270-306 : Blue Purple; Hue 306-342 : Purple; dan Hue 342-18 : Red Purple.

1.3 Analisis Tekstur

Pada pengukuran tekstur atau kekerasan menggunakan alat Penetrometer Controller. Pada prinsipnya pengukuran ini mengukur panjang jarum yang dapat menembus kulit wortel selama beberapa waktu tertentu. Semakin panjang pengukuran menunjukan semakin mudah permukaan untuk ditembus jarum yang berarti semakin lunak permukaan wortel. Sebelumnya ditentukan terlebih dahulu waktu yaitu 10 detik. Kemudian beban 100 g diletakkan pada alat penembak. Lalu wortel diletakkan pada precision untuk diukur, posisi jarum diatur agar turun tepat pada permukaan wortel. Lalu tombol run ditekan untuk mengukur sampai 10 detik. Lalu kunci clutch dibuka untuk melepaskan wortel, kemudian dikunci lagi dengan menekan clutch lagi. Selanjutnya hasil dapat dibaca pada monitor . Wortel yang sudah diukur diambil, dan wortel lain yang akan diukur diletakan.

1.4 Analisis Kadar Air Metode Oven SNI 01-2891-1992

Cawan dikeringkan dalam oven bersuhu 100-105 C selama 30 menit lalu didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Kira-kira 2 gram sampel dimasukkan lalu tutup dengan cepat. Cawan diletakkan dalam oven. Dikeringkan pada suhu 105 C sampai berat tetap tercapai 3 jam. Kemudian dinginkan dalam desikator, lalu timbang. Perhitungan Kadar air = B1-B2 x 100 --------- B Keterangan = B = berat contoh g B1= berat sampel+cawan sebelum dikeringkan B2= berat sampel+cawan setelah dikeringkan

1.5 Analisis pH SNI 01-2891-1992

pH meter dikalibrasi dengan larutan buffer pH. Kemudian dicelupkan elektroda yang telah dibersihkan dengan air suling ke dalam contoh yang akan diukur. Lalu nilai pH dibaca dan dicatat pada skala pH meter yang ditunjukan jarum.

1.6 Analisis Total Gula Metode Luff Schoorl SNI 01-2892-1992

Sampel ditimbang sebanyak 7-8 g di dalam gelas piala 100 ml, ditambah air suling secukupnya sampai larut. Kemudian dipindahkan ke dalam labu ukur 250 ml, lalu air suling ditambahkan sampai tanda garis, kemudian disaring. 50 ml larutan dipipet ke dalam labu ukur 100 ml. Lalu 25 ml HCl 25 ditambahkan, lalu termometer dipasang dan hidrolisis dilakukan di atas penangas air. Apabila suhu mencapai 68-70 C suhu dipertahankan selama 10 menit. Kemudian diangkat dan didinginkan. Kemudian NaOH 30 ditambahkan sampai netral warna merah jambu dengan indikator fenolftalin. Dan ditepatkan sampai tanda tera dengan air suling. 10 ml larutan dipipet dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 500 ml. Kemudian ditambahkan 25 ml air suling dan 25 ml larutan Luff . Selanjutnya dihubungkan dengan pendingin tegak dan dipanaskan di atas pemanas listrik sampai 10 menit. Kemudian diangkat dan didinginkan dalam bak berisi es. Setelah dingin 10 ml larutan KI 20 dan 25 ml H 2 SO 4 25 ditambahkan. Lalu dititrasi dengan larutan tio 0,1 N dan dengan larutan kanji 0,5 sebagai indikator. Kemudian dibuat blanko dengan 25 ml larutan Luff dengan langkah seperti diatas. Perhitungan gula sesudah inversi = V 2 x fp ---------- x 100 W Keterangan : V 2 = glukosa berdasarkan banyaknya volume tio yang dipergunakan Fp = faktor pengencer W = bobot sampel gula total = 0,95 x gula sesudah inversi

1.7 Analisis Protein Metode Semimikro Kjeldhal SNI 01-2891-1992