Uji Multikolinieritas Uji Heteroskedastisitas

4.3.2.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas dan model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebas Ghozali, 2012:105. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan tolerance value dan variance inflation factor VIF. Criteria umum yang dipakai untuk mendeteksi adanya multikolinieritas adalah jika tolerance value 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10 maka terjadi multikolinieritas dan jika tolerance value 0,10 atau sama dengan nilai VIF10 maka tidak terjadi multikolinieritas. Hasil output SPSS uji multikolinieritas dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut ini. Tabel 4.15 Uji Multikolinieritas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistiks B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 15.881 2.107 7.537 .000 total_asset -7.273E-008 .000 -.468 -3.660 .001 .889 1.125 Debt_to_equity 8.421 2.254 .507 3.737 .001 .792 1.263 dividend_payout .008 .032 .033 .255 .800 .852 1.173 a. Dependent Variabel: price_earning Sumber: Hasil Penelitian,2015 Data Diolah Hasil output SPSS uji multikolinieritas pada tabel 4.15 diatas menunjukkan bahwa nilai tolerance untuk semua variabel dalam tiap-tiap model regresi lebih besar dari 0,10 dan variance inflation factor VIF untuk semua variabel dalam tiap-tiap model regresi lebih kecil dari 10. Hasil penelitian ini mengidentifikasi bahwa dalam model-model regresi yang digunakan dalam penelitian ini tidak terjadi gejala multikolinieritas. Universitas Sumatera Utara

4.3.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain Ghozali, 2012:139. Heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan melihat garfik scatterplots antara nilai prediksi variabel terkait dependen yaitu Price Earning Ratio. Hasil output SPSS uji heteroskedastisitas dalam bentuk grafik scatterplots dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut ini. Sumber: Hasil Penelitian,2015 Data Diolah Gambar 4.3 Grafik Scatterplot Hasil output grafik scatterplot pada gambar 4.3 diatas menunjukkan titik- titik data menyebar di atas dan dibawah. Titik-titik data tidak mengumpul hanya diatas atau dibawah angka 0 saja. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi berganda terbebas dari asumsi klasik heteroskedastisitas dan layak digunakan dalam penelitian. Universitas Sumatera Utara Terdapat beberpa uji statistik yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas yaitu uji park, uji glejser dan uji white. Uji statistik untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedasitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji gleser. Model regresi bebas dari heteroskedastisitas apabila probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5 atau 0,05. Hasil uji SPSS statistik glejser ditunjukan pada tabel 4.16 dibawah ini. Tabel 4.16 Uji Glejser Transformasi Logaritma Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta Constant 4.145 1.237 3.350 .002 total_asset -1.286E-008 .000 -.164 -1.102 .276 Debt_to_equity -1.551 1.323 -.185 -1.172 .248 dividend_payout .036 .019 .292 1.922 .061 a. Dependent Variabel: absout Sumber: Hasil Penelitian,2015 Data Diolah Hasil output SPSS uji glejser pada tabel 4.16 diatas menunjukkan bahwa variabel Total assets, Debt to equity, Dividend Payout memiliki tingkat signifikansi masing-masing 0.276, 0.248, 0.061 lebih besar dari tingkat kepercayaan 5 atau 0.05 sehingga dapat disimpulkan model regresi penelitian ini bebas dari heteroskedastisitas. Universitas Sumatera Utara

4.3.2.4 Uji Autokorelasi