Kemudian agar suatu kelompok dapat dipimpin dengan efektif, seorang pemimpin paling sedikit harus menjalankan 2 fungsi utama yaitu :
1. Fungsi pemecahan masalah : fungsi ini berhubungan dengan tugas atau pekerjaan
yaitu memberikan jalan keluar, pendapat dan informasiterhadap masalah yang dihadapi kelompok.
2. Fungsi sosial : fungsi ini berhubungan dengan kehidupan kelompok, yaitu
memberikan dorongan kepada anggota kelompok untuk mencapai tujuandan menciptakan suasana kerja bagi kelompoknya Kadarman, 2001 : 143.
Selain itu Pemimpin memiliki dua peran penting yaitu:
1. Menyelesaikan tugas adalah tujuan utama dibentuknya kelompok di bawah pemimpin.
Para pemimpin harus memastikan bahwa tujuan kelompok akan tercapai. 2.
Menjaga hubungan yang efektif, yaitu hubungan pemimpin dengan anggota kelompoknya maupun hubungan antara anggota kelompok. Suatu hubungan disebut
efektif apabila hubungan tersebut berkontribusi pada penyelesaian tugas. Dalam kaitannya dengan menjaga hubungan yang efektif, pemimpin dibagi dalam dua
ketegori: Pertama, golongan yang memberi perhatian pada semngat kerja dan pencapaian tujuan. Kedua, pemimpin yang memfokuskan perhatian pada individu dan
bagaimana memotivasinya Sunarto, 2007: 23. Sementara menurut Wadsworth 2005 karekteristik seorang pemimpin adalah:
1. Mempunyai kemauan untuk memimpin bukannya mengelola
Memelihara moral yang tinggi diantara pekerja mereka 2.
Menginspirasikan komitmen dan kerja sama tim 3.
Menunjukkan pada saat yang sama, energi,gairah, dan antusiasme 4.
Terfokuskan dan mampu memfokuskan orang yang mereka pimpin 5.
Memandang masa depan dengan harapan dan optimisme.
2.1.4. Disiplin kerja
Disiplin berasal dari bahasa latin yaitu disciplina, yang berarti atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat. Umumnya disiplin yang baik terdapat
apabila karyawan datang ke kantor dengan tepat waktu, apabila mereka mempergunakan peralatan dan perlengkapan dengan teratur dan baik, mereka menghasilkan jumlah dan
kualitas pekerja yang memuaskan dan mengikuti cara bekerja yang ditentukan oleh perusahaan. Karena setiap pekerjaan yang dilaksanakan atas dasar kebiasaan, dapat dikatakan
bahwa orang yang dilatih dalam kebiasaan yang baik adalah orang yang mempunyai disiplin yang baik Sulastri, 2004.
Disiplin kerja adalah suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan dari perusahaan, baik tertulis maupun tidak tertulis. Betapa perlunya menegakkan
disiplin kerja terhadap karyawan Nitisemito, 1981: 199 . Disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para pemimpin dalam berkomunikasi dengan karyawannya agar mereka
bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai upaya meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan organisasi dan norma-norma yang berlaku
Rivai, 2009: 825.
Kemudian Disiplin adalah kegiatan manajemen untuk menjalankan standar-standar organisasi. Menurut Wahjono 2008: 135 Ada dua tipe kegiatan pendisiplinan yaitu:
preventif dan korektif. 1.
Disiplin preventif adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk mendorong para karyawan agar mengikuti berbagai standar dan aturan sehingga penyelewengan-
penyelewengan dapat dicegah, tujuannya adalah mendorong dan menguatkan disiplin diri.
2. Disiplin korektif adalah kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran
terhadap aturan dan mencoba untuk menghindari pelanggaran lebih lanjut serta menjaga konsistensi standar kelompok Wahjono, 2008: 135.
Selanjutnya menurut Hasibuan 2007: 44 faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kerja seseorang karyawan adalah :
1. Seseorang karyawan harus mengerti tujuan dan kemampuannya dalam bekerja.
Tujuan pekerjaanyang dibebankan kepada karyawan yang bersangkutan, agar para karyawan bekerja sungguh – sungguh dan disiplin dalam mengerjakan suatu
pekerjaan. Akan tetapi jika pekerjaannya diluar kemampuan karyawan maka kesungguhan dan kedisiplinan karyawan akan rendah.
2. Teladan pemimpin
Pemimpin harus memberikan contoh yang baik, jujur,adil serta sesuai dengan kata dan perbuatan. Dengan pemimpin yang baik, kedisiplinan bawahan akan ikut baik.
3. Balas jasa
Balas jasa gaji dan kesejahteraan ikut mempengaruhi kedisiplinan karyawan karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap
pemimpinpekerjaannya. Jika kecintaan karyawan semakin baik terhadap pekerjaan, kedisiplinan karyawan akan semakin baik juga.
4. Keadilan
Keadilan mendorong terwujudnya kedisiplinan karyawan, karena ego dan sifat manusia selalu merasa dirinya penting dan minta diperlakukan sama dengan manusia
yang lainnya. Keadilan dijadikan dasar kebijaksanaan dalam pemberian balas jasaatau hukuman akan merangsang terciptanya kedisiplinan karyawan.
5. Waskat pengawasan melekat adalah tindakan nyata yang paling efektik untuk
mencegahmengetahui kesalahan, membetulkan kesalahan, memelihara kedisiplinan, meningkatkan pretasi kerja, mengaktifkan peranan atasan dan bawahan, menggali
sistem-sistem yang paling efekfif, serta menciptakan sistem internal control yang baik dalam mendukung terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.
6. Sanksi dan hukuman
Berat atau ringannya sanksi hukum yang diterapkan dalam suatu organisasi, berarti memelihara kedisiplinan karyawan. Karyawan akan takut untuk melanggar peraturan-
peraturan perusahaan dan perilaku indisipliner karyawan akan berkurang.
7. Ketegasan
Ketegasan pemimpin dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi kedisiplinan karyawan. Pemimpin harus berani dan tegas dalam bertindak untuk menghukum
setiap karyawan yang tidak disiplin sesuai dengan sanksi hukuman yang diterapkan.
8. Hubungan kemanusian
Pemimpin harus berusaha menciptakan suasana kemanusiaan yang serasi serta mengikat, vertikal maupun horizontal diantara semua karyawan.
Unsur-unsur Disiplin kerja anatara lain, menurut Dharma 2003: 397 unsur utama dalam pendisiplinan kerja karyawan yang efektif adalah:
1. Karyawan tahu adanya “ aturan main” disuatu perusahaan tempat ia bekerja dan
memahaminya dengan baik 2.
Pemimpin menerapkan pendekatan pemecahan masalah dalam pendisiplinan,bukan pendekatan yang menghukum
3. Tindakan pendisiplinan dilakukan sesegera mungkin
4. Tindakan pendisiplinan tidak memihak, fair, dan konsiten
5. Adanya tindak lanjut.
Ukuran disiplin kerja bagi karyawan menurut Simanjuntak 1998 dapat ditentukan melalui indikator- indikator berikut:
a. Kehadiharan karyawan sehari-hari kerja
b. Ketepatan jadwal masuk dan pulang kerja
c. Ketaatan karyawan terhadap peraturan yang telah ditentukan
d. Menaati peraturan prosedur kerjayang telah ditentukan.
e. Melaksanakan segala tugas dan kewajiban yang telah ditentukan
Purwoko, 2011.
Dengan adanya disiplin kerja dapat diharapkan bahwa pekerjaan akan dilakukan seefektif dan seefisien mungkin untuk menegakkan disiplin kerja. Untuk lebih
mengefektifkan peraturan yang dikeluarkan dalam rangka disiplin kerja perlu adanya teladan
pemimpin. Karena teladan pemimpin mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam menegakkan disiplin kerja, sebab pemimpin merupakan suatu anutan dan sorotan kepada
bawahan.
Adapun macam-macam disiplin kerja yaitu: a.
Disiplin diri Disiplin diri merupakan disiplin yang dikembangkan atau dikontrol oleh diri sendiri.
Hal ini merupakan manifestasi atau aktualisasi dari tanggung jawab pribadi, yang berarti mengakui dan menerima nilai-nilai yang ada di luar dirinya. Melalui disiplin
diri karyawan merasa bertanggung jawab dan dapat mengatur diri sendiri untuk kepentingan perusahaan atau organisasi. Disiplin diri ini merupakan proses belajar
dari keluarga dan masyarakat. b.
Disiplin kelompok Di dalam kelompok kerja memiliki standar ukuran prestasi yang telah ditentukan oleh