Suhu Cahaya pH Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Alga

dengan aktivitas fitoplankton dan mengukur langsung laju fotosintesis terhadap populasi yang terjadi di perairan Basmi 1999.

2.5. Analisis Pertumbuhan

Analisis pertumbuhan yang biasanya digunakan untuk mengestimasi pertumbuhan tumbuhan air dan alga yaitu dengan menggunakan konsep laju pertumbuhan dan waktu penggandaan doubling time. Doubling time merupakan suatu konsep yang dapat mengaplikasikan pertumbuhan kinetik mikrobiologi pada kultur bakteri dan alga yang sering mengalami perubahan tiap waktu Mitchell 1974. Waktu penggandaan doubling time adalah waktu yang dibutuhkan oleh alga untuk menggandakan biomassanya menjadi dua kali lipat. Penentuan doubling time dapat dicari dengan mengetahui terlebih dahulu nilai laju pertumbuhan relatif atau Relative Growth Rate RGR. Laju pertumbuhan relatif RGR merupakan peningkatan materi per unit materi yang ada per unit waktu. Laju pertumbuhan relatif dapat juga dikatakan sebagai peningkatan bahan organik per hari Mitchell 1974. Laju pertumbuhan merupakan bagian dari produktivitas. Laju pertumbuhan yang besar dan waktu penggandaan yang cepat dapat menunjukkan produktivitas alga yang tinggi dan sebaliknya.

2.6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Alga

Pertumbuhan alga dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti faktor lingkungan. Faktor lingkungan yang mempengaruhi laju pertumbuhan alga diantaranya adalah suhu, cahaya, pH, dan konsentrasi elemen-elemen esensial atau nutrien yang dipakai untuk fotosintesis.

2.6.1. Suhu

Suhu juga sangat berperan mengendalikan kondisi ekosistem perairan. Organisme akuatik memilki kisaran suhu tertentu batas atas dan batas bawah yang disukai bagi pertumbuhannya. misalnya alga dari filum Chlorophyta akan tumbuh dengan baik pada kisaran suhu 20 C-30 C Goldman Horne 1983. Skala suhu untuk pertumbuhan alga Cladophora antara 15 C-25 C Harris 2005 in Summers 2008. Tidak terlalu signifikan pertumbuhan filamentus alga lainnya yang ditemukan pada beberapa sungai dengan air yang dingin suhu maksimum 20 C di Virginia Barat Summers 2008.

2.6.2. Cahaya

Cahaya sangat mempengaruhi tingkah laku organisme akuatik. Alga planktonik menunjukkan respon yang berbeda terhadap perubahan intensitas cahaya. Pigmen klorofil menyerap cahaya biru dan merah, karoten menyerap cahaya biru dan hijau, fikoeritrin menyerap warna hijau, dan fikosianin menyerap cahaya kuning. Menurut Wells et al. 1999, di perairan cahaya memiliki dua fungsi utama yaitu memanasi air sehingga terjadi perubahan suhu dan berat jenis densitas dan selanjutnya menyebabkan terjadinya pencampuran massa dan kimia air, dan merupakan sumber energi bagi proses fotosintesis alga dan tumbuhan air. Beberapa filamen alga mulai tumbuh kurang dari satu meter dengan penetrasi cahaya yang sampai ke dasar kolam Pennstate 2006.

2.6.3. pH

pH juga mempengaruhi toksisitas suatu senyawa kimia. Senyawa amonium yang dapat terionisasi banyak ditemukan pada perairan yang memiliki pH rendah. Amonium bersifat tidak toksik. Namun, pada suasana alkalis pH tinggi lebih banyak ditemukan amonia yang tak terionisasi dan berifat toksik Tebbut 1992. Pada pH kurang dari 4, sebagian besar tumbuhan air mati karena tidak dapat bertoleransi terhadap pH rendah Haslam 1995. Fitoplankton dapat berkembang pada kisaran pH 6,5 sampai dengan 8 Goldman Horne 1983.

2.6.4. Nutrien