Produktivitas Hydrodictyon 1. Laju pertumbuhan relatif relative growth rate RGR Amonium NH

19 penurunan hingga hari ke-21. Keadaan ini diperkirakan terjadi karena alga sudah mengalami siklus akhir dari pertumbuhannya. Hal ini sesuai dengan pernyataan IACR 1999 bahwa pada suhu di atas 20 C alga akan tumbuh selama 1-2 minggu. Pertumbuhan biomassa alga pada perlakuan PO mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Nilai berat basah tertinggi terjadi pada hari ke-14 sebesar 14,51 gram, tetapi setelah itu menurun menjadi 12,12 gram. Pada perlakuan POA juga terjadi peningkatan yang cukup signifikan. Nilai berat basah tertinggi terdapat pada hari ke-14 sebesar 10,23 gram, tetapi setelah itu menurun menjadi sebesar 6,60 gram. Demikian pula halnya dengan perlakuan PA. Pada perlakuan ini juga terjadi peningkatan yang cukup signifikan dengan nilai berat basah yang paling tinggi terdapat pada hari ke-14 sebesar 8,52 gram, tetapi pada hari ke-21 menurun menjadi sebesar 6,98 gram. Menurut hasil pengujian,statistik dapat disimpulkan bahwa ada sedikitnya satu pemberian komposisi pupuk pada medium pertumbuhan Hydrodictyon yang memberikan nilai biomassa yang berbeda P0,05 . Selanjutnya, berdasarkan hasil uji lanjut beda nyata terkecil BNT didapatkan bahwa biomassa Hydrodictyon yang ditumbuhkan pada media dengan komposisi pupuk PO, POA, dan PA berbeda nyata satu dengan yang lainnya Lampiran 4.

b. Produktivitas Hydrodictyon

Produktivitas adalah jumlah bahan organik yang dihasilkan per satuan luas per unit waktu Odum 1993. Produktivitas Hydrodictyon dapat dilihat dari laju pertumbuhan dan waktu penggandaan doubling time.

b.1. Laju pertumbuhan relatif relative growth rate RGR

Laju pertumbuhan relatif RGR menunjukkan peningkatan materi per unit materi yang ada per unit waktu Mitchell 1974. Laju pertumbuhan dapat menunjukkan tingkat produktivitas Hydrodictyon. Nilai RGR didapat dari selisih pertumbuhan pada hari ke-0 dan hari ke-14 selama 14 hari karena biomassa maksimum terjadi pada hari ke-14 Lampiran 5. Laju pertumbuhan Hydrodictyon pada ketiga perlakuan dapat dilihat pada Tabel 3. 20

b.2. Waktu penggandaan doubling time

Waktu penggandaan doubling time merupakan waktu yang dibutuhkan oleh alga untuk menggandakan biomassanya menjadi dua kali lipat Mitchell 1974. Penentuan waktu penggandaan doubling time dapat dilakukan dengan pendekatan laju pertumbuhan relatif relative growth rate RGR. Waktu penggandaan doubling time yang kecil terjadi jika laju pertumbuhan besar sehingga tingkat produktivitas alga tinggi. Sebaliknya, waktu penggandaan doubling time yang besar terjadi jika laju pertumbuhan kecil sehingga tingkat produktivitas alga rendah. Waktu penggandaan doubling time pada Hydrodictyon dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Laju pertumbuhan relatif RGR dan waktu penggandaan doubling time Perlakuan W0 gram Wt gram RGR DT Hari PO 5.000 14,507 0.076 9 POA 5.000 10,261 0.051 13 PA 5.000 8,525 0.038 14 Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa biomassa Hydrodictyon tiap perlakuan mempunyai laju pertumbuhan relatif RGR dan waktu penggandaan doubling time yang berbeda. Nilai RGR tertinggi terdapat pada perlakuan PO dan terendah terdapat pada perlakuan PA Tabel 3. Nilai RGR yang besar dapat memperlihatkan waktu penggandaan doubling time yang kecil, sedangkan nilai RGR yang kecil dapat memperlihatkan waktu penggandaan yang besar. Hydrodictyon yang ditumbuhkan pada perlakuan PO memiliki waktu penggandaan doubling time lebih kecil dibandingkan dengan menggunakan perlakuan PA. Oleh karena itu, produktivitas Hydrodictyon tertinggi terjadi pada perlakuan PO dengan waktu penggandaan doubling time kecil dan produktivitas terendah terjadi pada perlakuan PA dengan waktu penggandaan besar.

4.1.2. Kualitas Air

Hasil pengukuran suhu air, cahaya, dan pH pada saat percobaan sesuai untuk pertumbuhan Hydrodictyon. Nilai suhu air dan cahaya yang sesuai untuk pertumbuhan Hydrodictyon berturut-turut berkisar antara 23,5 C-28 C dan 1.045 21 Lux-1.884 Lux Lampiran 7a. Hal ini sesuai dengan pernyataan Wells et al. 1999 bahwa Hydrodictyon dapat tumbuh dari suhu 6 C sampai 40 C dengan laju pertumbuhan tertinggi pada suhu 25 C. Nilai pH yang sesuai untuk pertumbuhan Hydrodictyon berkisar antara 6,71-8,39 Lampiran 7a. Menurut Goldman and Horne 1983, fitoplankton dapat berkembang pada kisaran pH 6,5 sampai dengan 8.

4.1.3. Nutrien

Kandungan nutrien seperti nitrit NO 2 -N, amonium NH 4 -N, nitrat NO 3 - N, dan ortofosfat PO 4 -P merupakan faktor yang mengalami perubahan karena adanya penambahan pupuk. Perubahan kandungan nutrien pada ketiga perlakuan dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Kisaran pengukuran kandungan nutrien Parameter Unit Perlakuan PO POA PA Amonium NH 4 -N mgL 0,15-0,40 0,12-0,45 0,11-0,56 Nitrit NO 2 -N mgL 0,00-0,01 0,00-0,01 0,00-0,02 Nitrat NO 3 -N mgL 0,12-0,15 0,08-0,14 0,08-0,19 Orto-P mgL 0,03-0,07 0,04-0,12 0,09-0,11 Pada Tabel 4 dapat dilihat kisaran kondisi perubahan kandungan nutrien mempunyai nilai yang sangat beragam. Kandungan nutrien pada ketiga perlakuan mengalami perubahan yang fluktuatif dari waktu ke waktu Lampiran 7b.

a. Amonium NH

4 -N Amonia bersifat toksik dan tidak dimanfaatkan oleh plankton tetapi amonia dapat dimanfaatkan oleh plankton apabila mengalami perubahan bentuk transisi dari amonia yaitu menjadi ion amonium. Kandungan amonium merupakan salah satu sumber nitrogen yang dapat dimanfaatkan secara langsung oleh alga Sulastri 2005. Hasil pengukuran konsentrasi amonium pada ketiga perlakuan dapat dilihat pada Gambar 4. 22 Gambar 4. Konsentrasi amonium NH 4 -N terhadap waktu hari. Pada Gambar 4 terlihat perubahan konsentrasi amonium di perairan mengalami fluktuasi tiap waktu dan perlakuan. Pada ketiga perlakuan tersebut, kandungan amonium NH 4 -N mengalami peningkatan yang sangat drastis hingga hari ke-7. Hal ini diperkirakan karena pada hari ke-7, pH dan suhu mengalami peningkatan Lampiran 7a, sehingga diduga amonium menjadi meningkat. Menurut Goldman Horne 1983, amonium dapat terjadi jika pH tinggi mencapai 7 dengan suhu 25 C. Setelah itu, amonium mengalami penurunan hingga hari ke-14. Hal ini diduga Hydrodictyon mengkonsumsi dan mengasimilasi kandungan amonium untuk pertumbuhannya. Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa kandungan amonium pada perlakuan PO, POA, dan PA tidak memperlihatkan perbedaan yang nyata Lampiran 8.

b. Nitrit NO