39
4.3. Pembahasan Umum
Berdasarkan hasil pengamatan di lokasi penelitian dan analisis tanah, terdapat enam sifat tanah yang mempengaruhi tipe mangrove serta membentuk
zona mangrove di Desa Blanakan. Berikut ini sifat-sifat tanah yang mempengaruhi perbedaan vegetasi mangrove di Desa Blanakan, Kabupaten
Subang. Tabel 4. Sifat Kimia Tanah yang Mempengaruhi Perbedaan Tipe Vegetasi
Mangrove di Desa Blanakan, Kabupaten Subang.
Kode DHL
mScm KA
lapang Kejenuhan
Kation-kation
KB ESP
SAR n-value
NaMgKCa BSR1.1
7.63 95,15
474721 97
47 3,3
1,6 BSR1.5
11,13 93,29
565221 111
56 4,4
2,7 BSR1.10
13,70 88,86
887121 162
88 5,5
2,3 BSR2.1
4,12 120,23
294321 75
29 2,8
3,2 BSR2.5
7,30 104,33
524931 104
52 4,0
2,3 BSR2.10
8,12 101,22
534631 103
53 4,5
3,0 BSR3.1
4,90 124,42
405131 95
40 3,0
3,0 BSR3.5
6,05 121,18
354831 88
35 2,8
2,8 BSR3.10
6,96 110,12
454832 99
45 3,4
4,0 BSR4.1
3,11 182,91
194112 64
19 1,8
4,8 BSR4.5
3,65 117,32
264012 70
26 2,0
3,4 BSR4.10
5,62 137,16
353912 77
35 2,9
4,0
Zona Avicennia marina merupakan zona dengan nilai daya hantar listrik tertinggi dibandingkan dengan ketiga zona lainnya, hal ini menunjukkan bahwa
kandungan garam tertinggi terdapat pada zona 1, sedangkan kandungan garam terendah berdasarkan nilai daya hantar listrik adalah zona Sonneratia acida.
Sebaliknya persentase kadar air lapang pada zona 1 paling rendah dibandingkan dengan ketiga zona lainnya, persentase kadar air lapang juga dapat mempengaruhi
kematangan tanah. Nilai kematangan tanah di pengaruhi oleh air yang diikat oleh klei. Tanah sangat mentah ditunjukkan oleh zona 4 vegetasi Sonneratia acida,
kemudian seiring dengan penurunan kadar air, kematangan tanah semakin meningkat yang ditandai dengan nilai n-value yang semakin kecil.
Susunan kation-kation
pada tanah
masing-masing zona
sangat mempengaruhi tipe atau jenis vegetasi mangrove. Selain nilai daya hantar listrik,
pengaruh air laut yang ditandai dengan adanya garam-garam bebas juga terlihat
40
dalam susunan kation tanah. Pada zona Avicennia marina memiliki kejenuhan basa yang didominasi oleh natrium artinya banyak ditemukan garam-garam bebas
pada tanah di zona ini, dan garam-garam bebas ini semakin meningkat dari lapisan atas ke lapisan bawah. Pengaruh air laut terhadap tanah zona 1 dapat juga
terlihat dari nilai persentase ESP dan nilai SAR tertinggi dibandingkan dengan ketiga zona lainnya. Persentase kadar air lapang pada zona 2 lebih besar
dibandingkan dengan zona 1, selain itu n-value juga semakin besar, hal ini menunjukkan tanah di zona 2 semakin mentah.
Kandungan garam bebas masih terlihat pada zona dengan vegetasi Rhizophora mucronata, meskipun dalam jumlah yang sedikit. Hal ini ditunjukkan
dengan persentase kejenuhan natrium lebih kecil dibandingkan dengan persentase kejenuhan magnesium pada lapisan atas tanah zona 2. Kemudian pada lapisan
tengah dan lapisan bawah, kejenuhan natrium lebih besar dibandingkan dengan kejenuhan magnesium. Persentase ESP dan nilai SAR pada zona ini lebih kecil
dibandingkan dengan zona 1. Persentase kadar air lapang pada zona 3 mengalami peningkatan dibandingkan dengan zona 2, diikuti dengan peningkatan n-value
tanah, sehingga kematangan tanah pada zona 3 lebih mentah dibandingkan denagn zona 2.
Tanah pada zona yang ditumbuhi oleh Jeruju, sudah tidak mengandung garam-garam bebas. Hal ini ditunjukkan dengan nilai persentase kejenuhan
natrium yang lebih kecil dibandingkan dengan persentase kejenuhan magnesium dari lapisan atas tanah hingga lapisan bawah tanah. Pada lapisan bawah tanah
terlihat peningkatan persentase kejenuhan kalsium. Hal ini menunjukkan mulai adanya pengaruh aliran sungai pada zona 3.
Pada zona yang bervegetasi Sonneratia acida, memiliki persentase kejenuhan magnesium lebih tinggi dibandingkan dengan persentase kejenuhan
natrium, selain itu persentase kejenuhan kalsium mengalami peningkatan. Sehingga pada zona ini terlihat pengaruh air laut semakin berkurang dengan tidak
terdapat garam-garam bebas dan pengaruh air sungai semakin besar. Hal tersebut juga terlihat dari nilai persentase ESP dan nilai SAR, dimana pada zona ini
memiliki nilai persentase ESP dan nilai SAR terkecil dibandingkan dengan ketiga
41
zona lainnya. kematangan tanah terendah terdapat pada zona 4, dimana n-value pada zona ini paling tinggi dibandingkan ketiga zona lainnya.
Ciri dan sifat khas masing-masing zona menyebabkan perbedaan penamaan jenis tanah pada kategori Sub Group berdasarkan Soil Taxonomy 2006, seperti
yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini. Tabel 5. Jenis Tanah Blanakan Kategori Sub Group Berdasarkan Soil Taxonomy
2006
No Zona
Order Suborder
Great Group Sub Group
Keterangan
1. Avicennia
marina Entisol Aquent
Hydraquent Halic
Hydraquent Banyak
mengandung garam-garam bebas
2. Rhizophora
mucronata Entisol Aquent
Hydraquent Halic
Hydraquent Banyak
mengandung garam-garam bebas
3. Jeruju
Entisol Aquent Hydraquent
Sodic Hydraquent
Memiliki nilai ESP di atas 15
4. Sonneratia
acida Entisol Aquent
Hydraquent Sodic
Hydraquent Memiliki nilai ESP
di atas 15
42
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN