12
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan  pada  Bulan Agustus-September Tahun 2011.  Lokasi penelitian  dilaksanakan  di  kawasan  hutan  mangrove  Wanawisata  Penangkaran
Buaya yang terletak di Desa Blanakan, Kecamatan Blanakan, Kabupaten Subang. Lokasi penelitian dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1. Lokasi Desa Blanakan, Kabupaten Subang Berdasarkan  Peta  Tanah,  Desa  Blanakan  memiliki  empat  jenis  tanah  yaitu
Tanah  Aluvial  Hidromorf,  Tanah  Aluvial  Kelabu  Tua,  Tanah  Asosiasi  Glei Humus  Rendah  dan  Aluvial  Kelabu,  dan  Regosol  Coklat.  Namun,  lokasi
penelitian  yang  berada  di  ujung  desa  Blanakan,  memiliki  jenis  tanah  Aluvial Hidromorf.
12 12
13
Berdasarkan  penggunaan  lahan,  daerah  penelitian  didominasi  oleh  tumpang sari hutan mangrove dengan tambak masyarakat. Sehingga apabila kita lihat pada
gambar  2.  terdapat  petakan-petakan  yang  ditumbuhi  oleh  mangrove  dan dikelilingi oleh parit yang telah dijadikan tambak. Berikut ini kondisi penggunaan
lahan lokasi penelitian.
Gambar 2. Penggunaan Lahan Daerah Penelitian
3.2. Metode Penelitian
Penelitian  dilakukan  secara  survei  langsung  ke  lokasi  penelitian  dan melakukan analisis tanah di Laboratorium Tanah IPB Bogor.
Survei  langsung  ke  lokasi  penelitian  untuk  mengamati  sifat-sifat  tanah, mengamati  kondisi  air  tanah,  identifikasi  vegetasi  mangrove,  dan  mengambil
sampel tanah untuk dilakukan analisis laboratorium. Penelitian ini dilakukan pada petakan asli yang belum dijadikan tambak oleh
penduduk  sekitar.  Petakan  asli  umumnya  hanya  dimanfaatkan  oleh  penduduk sekitar untuk mencari kayu bakar.
Petakan  asli  ditumbuhi  oleh  beberapa  jenis  mangrove  seperti  Avicennia, Rhizophora,  Bruguiera,  dan  Sonneratia.  Pengambilan  sampel  tanah  dilakukan
14
berdasarkan  perbedaan  vegetasi  mangrove  yang  tumbuh  pada  petakan  asli tersebut.  Namun,  untuk  zona  Bruguiera  tidak  dilakukan  penelitian  disebabkan
zona tersebut tidak dapat dijangkau karena tergenang air yang cukup tinggi. Selain itu, pada ekosistem mangrove juga terdapat  jeruju. Jeruju pada daerah penelitian
relatif  tidak  terganggu  sehingga  pengambilan  sampel  tanah  juga  dilakukan  pada zona bervegetasi jeruju.
Pertama  dilakukan  adalah  penentuan  zona  untuk  pengambilan  sampel. Penentuan zona ini dilakukan pada survei  pertama dengan melakukan penentuan
titik-titik GPS pada daerah penelitian track dengan interval per 200-500 m. Hasil track pada lokasi penelitian dapat dilihat pada gambar 3 yang ditandai dengan titik
merah beserta penomoran track GPS.
Gambar 3. Peta Lokasi Penelitian, Blanakan, Subang.
15
Kemudian  dilakukan  identifikasi  vegetasi  mangrove  yang  tumbuh  di  daerah tersebut.  Setelah  itu,  dilakukan  pengambilan  sampel  tanah  yang  dipisahkan
menjadi  10  lapisan  per  10  cm.  Pengambilan  sampel  tersebut  dilakukan  secara komposit.  Lokasi  pengambilan  sampel  dapat  dilihat  pada  gambar  3  di  atas  yang
ditandai  dengan  titik  hijau.  Rata-rata  tanah  mangrove  di  daerah  ini  memiliki  2 lapisan,  yaitu  lapisan  atas  dengan  warna  yang  lebih  kelam  0-10  cm  dan  lapisan
kedua 10-100 cm.  Berdasarkan horisonisasinya maka penelitian ini mengambil 3 sampel tanah pada masing-masing zona vegetasi mangrove. Sampel pertama pada
tanah dengan kedalaman 0-10  cm,  sampel kedua dengan kedalaman tanah 40-50 cm, dan sampel ketiga dengan kedalaman 90-100 cm.
Sifat  tanah  yang  diamati  secara  langsung  yaitu  Sifat  Morfologi  Tanah  yang meliputi:  horisonisasi  dengan  ketebalan  masing-masing  lapisanhorizon,  warna
masing-masing  lapisan,  tekstur  masing-masing  lapisan,  struktur  tanah  di  lapang, konsistensi  tanah,  kedalaman  solum  dan  air  tanah,  sifat  perakaran,  dan  Daya
Hantar Listrik DHLEC lapang. Analisis laboratorium  yang dilakukan  yaitu untuk mengetahui sifat  fisik  dan
kimia tanah, serta sifat air tanah. Berikut ini analisis laboratorium yang dilakukan untuk meneliti sifat tanah mangrove berdasarkan Petunjuk Teknis Analisis Kimia
Tanah, Tanaman, Air, dan Pupuk oleh Balai Penelitian Tanah. Tabel 3. Metode Pengukuran Sifat Kimia Tanah
No Sifat Kimia Tanah
Metode Pengukuran 1
Kemasaman pH Pengukuran dengan pH meter
2 C-organik
Walkey and Black 3
N-Total Kjeldhal
4 P-Tersedia
P  Molibdat-Vanadat,  Pengukuran Sprektrofoto meter
5 Ca-dd dan Mg-dd
Ekstraksi NH
4
OAc, pH
7.0, Pengukuran AAS
6 K-dd dan Na-dd
Ekstraksi NH
4
OAc, pH
7.0, Pengukuran Flamefoto Meter
7 KTK
Ekstraksi  NH
4
OAc,  pH  7.0,  Titrasi HCL
8 Al-dd
Ekstraksi  KCl,  titrasi  NaOH  dan titrasi HCl
9 H-dd
Ekstraksi KCl, titrasi HCl 10
Fe Ekstraksi
NH
4
OAc, pH
4.8, Pengukuran AAS
11 S
Ekstraksi NH
4
OAc, pH
4.8,
16
No Sifat Kimia Tanah
Metode Pengukuran Pengkuran Spektrofoto meter
12 Tekstur
Pipet 13
SAR Perhitungan
14 ESP
Perhitungan 15
n-value Perhitungan
16 Kadar air lapang
Oven 17
DHL Larutan Tanah dengan EC meter
Kondisi vegetasi mangrove diamati secara langsung di lapang dengan melihat katerkaitannnya  dengan  lingkungan  sekitarnya  khususnya  kondisi  tanah  lokasi
penelitian.
17
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN