KEINDAHAN KETIKA MEMOHON KEPADA ALLAH
2.9 Definisi kata “Indah”
Indah adalah keadaan enak dipandang; cantik; elok. Keindahan atau keelokan merupakan sifat dan ciri dari orang, hewan, tempat, objek, atau gagasan yang
memberikan pengalaman persepsi kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
, keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok.
2.10 Maksud dari keindahan ketika berdo’a kepadaNya
Makna dari kata “Indah” yang dimaksud disini adalah merasakan nikmatnya
ketika menjalin hubungan dengan Sang Pencipta lewat berdo’a, karena dengan berdo’a itu menunjukkan betapa lemahnya kita dihadapan Allah, betapa butuhnya
kita akan rahmat dan kasih sayang Allah, betapa nikmatnya ketika kita mengadukan segala keluh kesah kita kepadaNya, dan hanya kepada Allah kita bisa menjamin
tertutupnya aib dan rahasia kita, dan betapa indahnya cara Allah mengabulkan do’a kita.
2.11 Segi keindahan ketika berdo’a kepadaNya
1. Segi cara Allah mengabulkan do’a kita.
Bagaimana cara Allah mengabulkan do’a kita?. Mungkin banyak diantara kita telah berdo’a, dan kita berharap agar do’a tersebut segera dikabulkan. Namun,
mengapa hingga saat ini Allah belum mengabulkan do’a kita? Padalah sebab-sebab dikabulkannya do’a telah kita lakukan. Mengapa ini bisa terjadi? Bukankah Allah
Maha Kuasa dan mengabulkan do’a-do’a hamba yang berdo’a kepadaNya? Apakah Allah tidak sayang kepada kita? Apakah do’a yang kita panjatkan itu sia-sia?
Pada hakikatn ya, semua do’a yang kita panjatkan insya Allah dikabulkan oleh
Allah Ta’ala. Bukankah Allah mengatakan: {م݃ل بجتسأ ينݕعܐ۴{
“Berdoalah kepada-Ku, Aku akan mengabulkannya untuk kalian.” QS Ghafir: 60. Namun, hanya sedikit dari kita menyadari betapa indahnya cara Allah
mengabulkan do’a kita. Mengapa dikatakan indah, karena sesungguhnya ketika do’a yang kita panjatkan belum dikabulkan ternyata, tanpa kita sadari Allah telah
mengabulkan do’a yang kita panjatkan, dengan cara memberikan sesuatu yang jauh lebih baik dari apa yang kita harapkan dalam do’a kita.
Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: م هݏع ڰفك ݔأ ݄أس ۵م ڰّ۴ ݐ۵تآ ڰاإ ء۵عܑب ݕعܑي ܑحأ نم ۵م
. محܔ ۻعيܫق ݔأ مثإب ُܑي مل ۵م ،ه݇ثم ءݕڱسل۴ ن “Tidak ada seorang pun yang berdoa dengan sebuah doa kecuali Allah akan
mengabulkan apa yang dimintanya atau memalingkannya dari keburukan yang semisalnya, selama dia tidak berdoa yang mengandung dosa atau pemutusan
silaturahmi
.” {HR At-Tirmidzi no. 3381. Dihasankan oleh Syaikh Al-Albani.} ث ݖܑحإ ۵ݓب ڰّ۴ ݐ۵ܫعأ ڰاإ ، محܔ ۻعيܫق اݔ ، مثإ ۵ݓيف سيل ۺݕعܑب ݕعܑي م݇سم نم ۵م
عت أ ۵ڰمإ : ٍا هل لڰج
: ۴ݕل۵ق ۵ݓ݇ثم ءݕڱسل۴ نم هݏع فرصي أ ۵ڰمإݔ ، ۺرخآ۴ يف هل ۵هرخڰܑي أ ۵ڰمإݔ ، هتݕعܐ ڰّ۴ : ݄۵ق ، رث݃ن ۴ܒإ
.رثكأ “Tidak ada seorang muslim pun yang berdoa dengan sebuah doa yang tidak
terkandung di dalamnya dosa dan pemutusan silaturahmi, kecuali Allah akan memberikannya salah satu dari ketiga hal berikut: Allah akan mengabulkannya
dengan segera, mengakhirkan untuknya di akhirat atau memalingkannya dari keburukan yang semisalnya.
Para sahabat berkata, “Kalau begitu kami akan
memperbanyak doa kami.” Beliau berkata, “Allah lebih banyak lagi”. {HR Ahmad no. HR Ahmad 11133 dari Abu Said Al-Khudri. Sanad-nya dinyatakan jayyid oleh
Syaikh Syu’aib Al-Arnauth} Maka dapat disimpulkan bahwa, seseorang yang telah benar-benar
melaksanakan sebab- sebab dikabulkannya do’a, insya Allah do’anya akan
dikabulkan oleh Allah. Jika tidak dikabulkan, maka akan diakhirkan atau diberikan kebaikan oleh Allah di hari kiamat, atau Allah sengaja tidak mengabulkan doanya
di dunia agar dia terhindar dari akibat buruk apabila doa tersebut dikabulkan, dan Allah memalingkannya kepada sesuatu yang lebih baik dari apa yang dia minta.
Maka tentu, kita akan bertambah yakin bahwa Allah Maha Adil, Maha Bijaksana, Maha Mengetahui seluruh hikmah dan Maha Sayang kepada hamba-
hambanya. Mudah-mudahan kita bisa terus bersabar menghadapi kehidupan di dunia
ini dan mensyukuri segala sesuatu yang Allah berikan kepada kita, serta bisa selalu berbaik sangka kepada Allah
subhanahu wa ta’ala. Di dalam hadits qudsi Allah subhanahu wa ta’ala mengatakan
ء۵ش ۵م يب ڰنظي݇ف ، يب ݘܑ۹ع نܬ ܑݏع ۵نأ “Aku berdasarkan prasangka hamba-Ku terhadap-Ku. Oleh karena itu,
berprasangkalah terhadap-Ku sesuka hatinya .” {HR Al-Bukhari no. 7405 dan
Muslim no. 2675} Dan di dalam riwayat lain terdapat tambahan bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam berkata: ۴ريخ اإ ه۵ب ۴ݕڱݏظت اف
“Janganlah kalian berprasangka kepada Allah kecuali dengan prasangka yang baik
.” {HR Ibnu Abid-Dunya dalam ‘Kitab Husni Dzhanni Billah’ no. 84.}
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan