Adab-adab berdo’a BETAPA INDAHNYA KETIKA MEMOHON KEPADANYA

“Sesungguhnya perintahNya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya, ‘Jadilah’ Maka terjadilah ia.” QS Yasin: 82 4 Menghadirkan hati sewaktu berdo’a dan khusyu’, penuh keinginan akan ganjaran pahala dari Allah dan disertai rasa takut kepada azabNya. Dalam Musnad Imam At-Tirmidzi, Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda: نم ء۵عܐ بيجتسي ا ه ڰ݌أ ۴ݕ݋݇ع۴ݔ ،ۻب۵جإ۵ب ݌ݕݏقݕم متنأݔ ه ۴ݕعܐأ ݐا لف۵غ ب݇ق “Berdo’alah kamu kepada Allah sedang kamu yakin akan terkabul do’amu tersebut, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan do’a orang yang hatinya lalai dan tidak serius.” 14 5 Adanya keinginan yang kuat, tekad, dan kesungguhan dalam berdo’a. Apabila seseorang memohon kepada Allah Ta’ala hendaklah ia pastikan permohonan tersebut diiringi dengan keinginan yang kuat. Dan Rasulullah melarang istitsna’ mengecualikan dengan mengatakan “jika Engkau menghendaki”. Dari Anas Radhi yallahu‘anhu, beliau berkata, Rasulullah bersabda: ل ݐر݃تسم ا ه ڰ݌إف ،يݏܫعأف ت۳ش ݌إ ڰمݓڰ݇ل۴ : لقياݔ ،ء۵عڱܑل۴ يف ݈زعي݇ف مكܑحأ ۵عܐ ۴ܒإ ه “Apabila salah seorang dari kalian berdo’a, maka hendaklah ia memiliki keinginan yang kuat dalam berdo’a, janganlah ia berdo’a, ‘Ya Allah, jika Engkau kehendaki, berikanlah kepadaku’, sesungguhnya Allah tidak ada yang dapat menuntut paksa terhadapNya.” 15

2.6 Adab-adab berdo’a

Adapun adab- adab dalam berdo’a diantaranya : 1. Memulainya dengan pujian dan sanjungan kepada Allah, lalu diikuti dengan bershalawat kepada Rasulullah dan diakhiri dengan hal yang sama. Dari Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu’anhu berkata: آݔ م݇سݔ هي݇ع ه ݗ݇ص ܑڰ݋حم ݗ݇ع ݗڰ݇صي ݗڰتح ۶ݕجحم ء۵عܐ ڱلك . ܑڰ݋حم ݄ “Setiap do’a terhalang hingga diucapkan shalawat kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad. ” 16 14 Ibid, hal. 37. 15 Sa’id bin Ali bin Wahf Al-Qahthani, Agar Do’a Dikabulkan, Jakarta, Darul Haq, Cet. Keempat, 2012, hal. 38. 16 Ibid, hal. 49. Fadhalah bin Ubaid Radhiyallahu’anhu berkata, “Rasulullah mendengar seorang lelaki berdo’a dalam shalatnya dengan tidak bershalawat kepada Nabi, lantas beliau bersabda, ‘Orang ini terburu-buru,’ kemudian Rasulullah memanggilnya dan berkata kepadanya atau orang lain, ݔ هي݇ع ه ݗ݇ص ي۹ڰݏل۴ ݗ݇ع لصيل ڰمث هي݇ع ء۵ݏڰثل۴ݔ هبܔ ܑي݋حتب أܑ۹ي݇ف مكܑحأ ݗڰ݇ص ۴ܒإ يل ڰمث م݇س ء۵ش ۵݋ب ܑعب ُܑ “Apabila salah seorang kalian berdo’a, maka hendaklah ia mulai dengan memuji dan menyanjung RabbNya, kemudian bershalawat kepada Nabi, kemudian berdo’a sesudah itu dengan apa yang dia inginkan.” 17 2. Berdo’a dikala senang maupun susah Dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, beliau berkata, Rasulullah bersabda: ء۵خ ڰرل۴ يف ء۵عڱܑل۴ رث݃ي݇ف ،۶ر݃ل۴ݔ ܑئ۴ܑڰشل۴ ܑݏع هل ه بيجتسي ݌أ ݐ ڰرس نم “Barangsiapa senang bahwa Allah mengabulkan do’anya ketika ia sedang kesusahan dan kesempitan hidup, maka hendaklah ia perbanyak do’a diwaktu lapang senang.” 18 Tidak berdo’a meminta keburukan menimpa keluarga, harta, anak, dan diri sendiri. 3. Mendo’akan diri sendiri sebelum orang lain 4. Merendahkan suara ketika berdo’a, yaitu antara samar dan keras. QS. Al- A’raaf: 55, 205 5. Tadharru’ merendahkan diri, khusyu’, raghbah berharap untuk dikabulkan, rahbah rasa takut tidak dikabulkan. QS. Al- Anbiyaa’: 90 6. Mengakui dosa yang telah diperbuat, lalu memohon ampunan atasnya, serta mengakui nikmat yang telah diterima dan bersyukur kepada Allah atas nikmat tersebut. 7. Tidak membebani diri dengan membuat sajak dalam berdo’a. 8. Memanjatkan mengulangi do’a tiga kali. 9. Menghadap kiblat. 10. Mengangkat kedua tangan ketika berdo’a. Cara mengangkat tangan ketika berdo’a: 17 Sa’id bin Ali bin Wahf Al-Qahthani, Agar Do’a Dikabulkan, Jakarta, Darul Haq, Cet. Keempat, 2012, hal. 50. 18 Ibid, hal. 51. a Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu’anhuma berpendapat bahwa cara mengangkat tangan dalam berdo’a adalah dengan mengangkat kedua tangan hingga sejajar dengan kedua pundak dan beristighfar dengan berisyarat satu jari. 19 Adapun ibtihal yaitu istighatsah mengangkat kedua tangan tinggi-tinggi. 20 b Imam Al-Qasim bin Muhammad berkata: “Aku melihat Ibnu ‘Umar berdo’a di Al-Qashi, beliau mengangkat kedua tangannya hingga sejajar dengan kedua pundaknya dan kedua telapak tangannya dihadapkan ke arah wajahnya. 21 c Adapun do’a istisqa’ minta hujan dengan mengangkat tangan tinggi-tinggi dan mengarahkan punggung telapak tangan ke langit. Dari Anas Radhiyallahu’anhu bahwa beliau melihat Nabi berdo’a saat istisqa’ dengan mengangkat tangan tinggi- tinggi, mengarahkan tangan sebelah dalam ke arah bumi hingga terlihat putih kedua ketiak beliau. 22 11. Mengembalikan hak orang lain yang dizhalimi disertai dengan taubat 12. Tidak berlebihan melampaui batas dalam berdo’a Contohnya: Dari Ibn u Sa’ad bin Abi Waqqash Radhiyallahu’anhu, beliau berkata, “Ayah saya mendengar saya sedang berdo’a, “Ya Allah, saya memohon surga kepadaMu, dan nikmat-nikmatnya, keindahannya, begini dan begini, dan saya memohon perlindungan kepadaMu dari api neraka, rantai besinya, belenggunya, dan begini, dan begini’. Ayahku berkata, ‘Wahai anakku, sesungguhnya aku mendengar Rasulullah bersabda, ء۵عڱܑل۴ يف ݌ݔܑتعي ݈ݕق ݌ݕ݃يس ‘Akan datang suatu kaum yang melampaui batas dalam berdo’a.’ 19 Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Do’a dan Wirid, Jakarta, Pustaka Imam Asy-Syafi’i, 2005, hal. 71. 20 Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Do’a dan Wirid, Jakarta, Pustaka Imam Asy-Syafi’i, 2005, hal. 71. 21 Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Do’a dan Wirid, Jakarta, Pustaka Imam Asy-Syafi’i, 2005, hal. 72. 22 Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Do’a dan Wirid, Jakarta, Pustaka Imam Asy-Syafi’i, 2005, hal. 72. Jangan sampai kamu termasuk dari mereka itu, jika kamu diberi surga, maka kamu akan diberikan surga dan segala kenikmatannya, jika kamu dihindarkan dari azab neraka, maka kamu akan dihindarkan dari neraka dan segala azabnya.” 23 13. Berwudhu sebelum berdo’a bila memungkinkan. 24

2.7 Waktu, kondisi, dan tempat terkabulnya do’a