Jumlah konsumsi sayuran dan buah serta kacang-kacangan
dikurangi dengan penggunaan pangan dalam satuan kgkaptahun. grkaphari, energikkalhari.
Ketersediaan untuk dikonsumsi on trend sayur dan buah serta kacang-kacangan
ialah produksi sayur dan buah serta kacang-kacangan dengan memperhatikan impor dikurangi dengan penggunaan dalam satuan kgkaptahun, grkaphari,
energikkalhari.
Konsumsi sayur dan buah serta kacang-kacangan
ialah jenis dan jumlah sayur, buah serta kacang-kacangan yang membentuk pola konsumsi penduduk untuk
memenuhi kebutuhan gizi.
Kontribusi energi sayur dan buah serta kacang-kacangan ialah besarnya kandungan
energi yang diperoleh dari sayur, buah dan kacang-kacangan penduduk Indonesia dibandingkan dengan angka kecukupan energi berdasarkan
WKNPG 2008 sebesar 2000 kkalkaphari.
Kontribusi protein sayur dan buah serta kacang-kacangan ialah besarnya
kandungan protein yang diperoleh dari sayur, buah dan kacang-kacangan penduduk Indonesia dibandingkan dengan angka kecukupan protein
berdasarkan WKNPG 2008 sebesar 52 gramkaphari.
Pola ketersediaan sayur dan buah serta kacang-kacangan ialah jenis sayur dan buah
serta kacang-kacangan yang ketersediaannya paling banyak dan menyumbang
energi ≥ 5 persen dari total sayur dan buah serta kacang-kacangan. Pola konsumsi sayur dan buah serta kacang-kacangan
ialah jenis pangan yang paling banyak dikonsumsi dan menyumbang energi ≥ 5 persen dari total sayur
dan buah serta kacang-kacangan.
Produks i ialah jumlah sayur, buah serta kacang-kacangan yang diperoleh dari data
Neraca Bahan Makanan kolom 3.
Sayuran ialah kelompok bahan makanan yang menurut Neraca Bahan Makanan terdiri
dari bawang merah, ketimun, kacang merah, kacang panjang, kentang, kubis, tomat, wortel, cabe, terong, sawi petsai, bawang daun, kangkung, lobak, labu
siam, buncis, bayam, bawang putih, kembang kol, jamur, melinjo, petai, jengkol dan sayur lainnya sedangkan menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional
SUSENAS terdiri dari bayam, kangkung, kolkubis, sawi putih, buncis, kacang panjang, tomat sayur, wortel, mentimun, daun ketela pohon, terong,
tauge, labu, jagung muda kecil, sayur sopcapcay, sayur asamlodeh, nangka muda, papaya muda, jamur, petai, jengkol, bawang merah, bawang putih, cabe
merah, cabe hijau, cabe rawit, sayur dalam kaleng dan sayur lainnya.
Tren ketersediaan sayur dan buah serta kacang-kacangan ialah perkembangan jenis
dan jumlah sayur, buah serta kacang-kacangan yang dilihat dari laju kontribusi energi sayur, buah serta kacang-kacangan yang tersedia.
Tren konsumsi sayur dan buah serta kacang-kacangan ialah perkembangan jenis
dan jumlah sayur, buah serta kacang-kacangan penduduk Indonesia yang dilihat dari nilai laju kontribusi energi dan protein yang dikonsumsi.
Wilayah
ialah daerah tempat tinggal penduduk yang dibagi dalam dua kelompok yaitu desa dan kota
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pola Ketersediaan Sayur, Buah dan Kacang-kacangan Jumlah ketersediaan sayur dan buah serta kacang-kacangan
Jumlah ketersediaan sayur dan buah serta kacang-kacangan terdiri dari ketersediaan absolut dan ketersediaan untuk dikonsumsi on trend. Ketersediaan absolut ialah
ketersediaan yang berasal dari produksi domestik tanpa memperhatikan impor setelah dikoreksi dengan penggunaan sedangkan ketersediaan untuk dikonsumsi on trend ialah
ketersediaan untuk dikonsumsi dengan memperhatikan impor setelah dikoreksi dengan penggunaan. Perkembangan ketersediaan absolut dan ketersediaan untuk dikonsumsi on
trend sayur dan buah serta kacang-kacangan dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3.
Selama tahun 2002-2011 ketersediaan sayur dan buah serta kacang-kacangan di Indonesia mengalami peningkatan, hal ini terlihat dari persentase laju dari masing-
masing jenis pangan tersebut yang bernilai positif sebesar 5.29 persen, 5.60 persen dan 8.25 persen. Rata-rata ketersediaan sayur sebesar 40.12 kgkapitath atau sebesar
9095.09 ribu ton sedangkan rata-rata ketersediaan buah sebesar 69.80 kgkapitath atau sebesar 15813.04 ribu ton. Rata-rata ketersediaan kacang-kacangan sebesar 58.86
kgkapitath atau sebesar 13390.02 ribu ton.
Hal ini sesuai dengan data statistik pertanian hortikultura tahun 2011 dalam Roadmap Diversifisikasi Pengan 2012 yang melaporkan bahwa selama tahun 2007-
2009 produksi sayuran dan buah-buahan nasional meningkat dengan laju kenaikan sebesar 6.02 persen dan 4.40 persen. Semakin bertambahnya jumlah penduduk di setiap
tahunnya diduga menjadi penyebab peningkatan ketersediaan sayur dan buah serta kacang-kacangan di Indonesia. Ketersediaan sayur dan buah serta kacang-kacangan
yang menunjukkan tren positif juga dapat disebabkan oleh meningkatnya kesejahteraan dan semakin meningkatnya tingkat kesadaran penduduk terhadap manfaat sayur dan
buah serta kacang-kacangan.
Perkembangan ketersediaan untuk dikonsumsi on trend sayur dan buah dapat dilihat pada Tabel 3. Selama tahun 2002-2011 ketersediaan sayur dan buah serta
kacang-kacangan untuk dikonsumsi mengalami peningkatan, hal ini terlihat dari persentase laju yang bernilai positif sebesar 5.70 persen, 5.61 persen dan 7.99 persen.
Rata-rata ketersediaan sayur sebesar 41.64 kgkapitath atau sebesar 9443.72 ribu ton sedangkan rata-rata ketersediaan buah sebesar 70.86 kgkapitath atau sebesar 16057.08
ribu ton ribu ton. Rata-rata ketersediaan kacang-kacangan sebesar 64.63 kgkapitath atau sebesar 14701.95 ribu ton ribu ton.
Selain itu, pada lampiran 4-5 ditampilkan tabel produksi sayur dan buah dari tahun 2002-2011 yang bersumber dari website Badan Pusat Statistik sebagai
perbandingan data jumlah ketersediaan untuk sayur dan buah. Hasil perbandingan menunjukkan jumlah ketersediaan sayur dan buah yang diterbitkan oleh Badan Pusat
Statistik lebih besar dibandingkan jumlah ketersediaan sayur dan buah pada penelitian ini. Hal ini diduga disebabkan karena jumlah ketersediaan sayur dan buah yang
diterbitkan Badan Pusat Statistik belum dikurangi dengan penggunaan untuk bibit, pakan, pangannonpangan dan tercecer.