Dampak Ekonomi Tidak Langsung

apabila pemanfaatan wisata bahari di Pulau Pari akan ditingkatkan sampai dengan nilai daya dukung fisiknya maka jumlah kebutuhan tenaga memasak untuk melayani wisatawan juga meningkat. Kebutuhan sumberdaya manusia untuk unit usaha sejauh ini masih dapat dipenuhi oleh penduduk lokal Pulau Pari. Tidak seperti sumberdaya manusia yang masih dapat dipenuhi dari dalam Pulau, kebutuhan akan inputbahan baku unit- unit usaha wisata bahari di Pulau masih dipenuhi dari luar Pulau yakni daratan. Bahan pangan utamanya dibeli oleh penduduk Pulau Pari di Tangerang. Pemilik unit usaha di Pulau Pari umumnya berbelanja kebutuhan-kebutuhan usahanya di Pasar Sepatan Tangerang. Bukan hanya bahan pangan, bahkan untuk ikan saat ini juga sulit dipenuhi dari Pulau Pari. Sulitnya ikan ini disebabkan oleh jarangnya ikan yang diperoleh oleh nelayan dan sebagian nelayan lebih memilih untuk beralih profesi sebagai tenaga pendamping atau guide yang sudah pasti menghasilkan dibandingkan harus menangkap ikan yang kadang tak menentu hasilnya. Jika nelayan mendapatkan tangkapan ikan biasanya sudah dipesan langsung oleh pemilik usaha catering.

8.3. Dampak Ekonomi Induced

Kegiatan wisata bahari di Pulau Pari selain memberikan dampak ekonomi langsung dan tidak langsung, juga memberikan dampak ekonomi induced. Dampak ekonomi induced merupakan dampak lanjutan dari pendapatan yang diterima oleh tenaga kerja lokal dari unit usaha dimana mereka bekerja. Dampak ini berasal dari pengeluaran sehari-hari tenaga kerja lokal. Penghasilan yang diterima oleh tenaga kerja lokal pada unit-unit usaha tersebut umunya sebagian besar habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-sehari yakni utamanya pangan. Sebagai tenaga pendamping atau guide upah yang diterima sebesar Rp. 150.000,- dan jika setiap akhir pekan menerima pekerjaan sebagai guide maka tenaga kerja lokal tersebut akan mendapatkan penghasilan sebanyak Rp. 600.000,- per bulan. Ibu-ibu rumah tangga yang bekerja sebagai tenaga memasak jika diasumsikan upah yang didapat minimal Rp. 100.000,- dan setiap akhir pekan menerima pekerjaan sebagai tenaga pemasak maka akan mendapatkan penghasilan sebesar Rp. 400.000,-. Penghasilan sebagai tenaga kerja lokal tersebut terkadang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan harian apalagi kebutuhan lainnya sehingga terkadang bergantung kepada keluarga maupun suami. Tabel 18 menunjukkan proporsi rata-rata pengeluaran tenaga kerja lokal dari penghasilannya sebagai tenaga kerja pada unit-unit usaha di Pulau Pari. Tabel 18 Proporsi Rata-Rata Pengeluaran Tenaga Kerja Lokal Komponen Proporsi Pengeluaran Kebutuhan Pangan 16 Listrik 7 Transport lokal 3 Lainnya 74 Proposi rata-rata pengeluaran tenaga kerja lokal seperti yang terlihat pada Tabel 18 menunjukkan bahwa proporsi pengeluaran terbesar tenaga kerja lokal dari penghasilannya sebagai tenaga kerja pada unit-unit usaha di Pulau Pari adalah utamanya untuk kebutuhan lain yang mencapai 74 persen seperti untuk membantu biaya anak sekolah. Proporsi pengeluaran untuk kebutuhan pangan harian mencapai 16 persen dan sisanya untuk membantu biaya listrik dan transport lokal.

8.4. Nilai Efek Pengganda atau Multiplier

Wisata Bahari di Pulau Pari menunjukkan memberikan kontribusi ekonomi terhadap penduduk lokal. Dampak ekonomi dari kegiatan wisata bahari ini berupa dampak ekonomi langsung, tidak langsung dan induced. Dampak ekonomi langsung berupa terbukanya kesempatan usaha dengan berdirinya berbagai unit-unit usaha untuk memenuhi kebutuhan wisatawan selama di Pulau Pari seperti homestay, penyewaan alat snorkeling, catering, penyewaan kapal snorkeling, water sport, penyewaan sepeda, warung makankelontongsouvenir, dan operator wisata. Tabel 19 memperlihatkan perkiraan jumlah unit usaha wisata bahari di Pulau Pari. Tabel 19 Perkiraan Jumlah Unit Usaha Wisata Bahari di Pulau Pari Unit Usaha Jumlah orang Homestay 46 Pemilik Alat Snorkeling 15 Catering 7 Kapal Snorkeling 20 Water sport 2 Pemilik Sepeda 20 Warung a 30 Operator wisata 20 Total 160 Sumber : Wawancara dengan pengurus FORSIR dan pengamatan lapangan a termasuk warung makan, kelontong, souvenir Hadirnya unit-unit usaha di Pulau Pari berdampak pada terciptanya lapangan pekerjaan bagi penduduk lokal Pulau Pari sebagai tenaga pendamping guide dan tenaga memasak. Penyerapan tenaga kerja pada unit-unit usaha ini sebagai dampak ekonomi tidak langsung dari kegiatan wisata bahari di Pulau Pari. Selain dampak ekonomi langsung dan tidak langsung, kegiatan wisata bahari juga menghasilkan dampak ekonomi induced. Dampak ekonomi induced merupakan dampak lanjut dari pendapatan yang diterima oleh tenaga kerja lokal dari unit usaha tempat mereka bekerja. Dampak ini berasal dari pengeluaran sehari-hari tenaga kerja lokal. Tabel 20 memperlihatkan perkiraan jumlah tenaga kerja lokal dari adanya kegiatan wisata bahari di Pulau Pari. Tabel 20 Perkiraan Jumlah Tenaga Kerja Lokal pada Unit Usaha Wisata Bahari di Pulau Pari Pekerjaan Jumlah Guide 50 Tenaga masak 14 a Total 64 Sumber : Wawancara dengan pengurus FORSIR a perkiraan per 1 unit catering mempekerjakan 2 orang Dampak ekonomi dari pengeluaran wisatawan yang terjadi di Pulau Pari dapat diukur dengan menggunakan nilai efek pengganda atau multiplier dari aliran