GAMBARAN UMUM KOTA MEDAN

GAMBARAN UMUM KOTA MEDAN

1. Gambaran Geografis Kota Medan

Sebagai salah satu daerah otonom dengan status kota, maka kedudukan, fungsi dan peranan Kota Medan cukup penting dan strategis baik secara regional maupun nasional. Bahkan sebagai ibukota Propinsi Sumatera Utara, Kota Medan sering digunakan sebagai barometer dan tolok ukur dalam pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa maka secara geografis, Kota Medan memiliki kedudukan strategis sebab berbatasan langsung dengan Selat Malaka di bagian Utara sehingga relatif dekat dengan kota- kota/ negara yang lebih maju seperti Pulau Penang, Kuala Lumpur Malaysia dan Singapura.

Berdasarkan pertimbangan dinamika pembangunan kota, luas wilayah administrasi Kota Medan telah melalui beberapa kali perubahan. Pada tahun 1951, Walikota Medan mengeluarkan Maklumat Nomor 21 Tanggal 29 September 1951 yang menetapkan luas Kota Medan menjadi 5.130 Ha yang meliputi 4 kecamatan dengan 59 kelurahan. Maklumat Walikota Medan dikeluarkan menyusul keluarnya Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 66/ I I I / PSU tanggal 21 September 1951 agar daerah Kota Medan diperluas menjadi 3 (tiga) kali lipat.

Gambar 4.1. Peta Kota Medan

Melalui Peraturan Pemerintah Republik I ndonesia Nomor 22 Tahun 1973, Kota Medan kemudian mengalami pemekaran wilayah menjadi 26.510 Ha yang terdiri dari 11 kecamatan dengan 116 kelurahan. Kemudian, berdasarkan luas administrasi yang sama maka melalui Surat Persetujuan Menteri Dalam Negeri Nomor 140/ 2271/ PUOD tanggal 5 Mei 1986 ditetapkan pemekaran kelurahan menjadi 144 kelurahan.

Selanjutnya, berdasarkan Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara Nomor 140.22/ 2772.K/ 1996 tanggal 30 September 1996 tentang pendefinitipan 7 kelurahan di Kotamadya Daerah Tingkat I I Medan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik I ndonesia Nomor 35

Tahun 1992 tentang Pembentukan Beberapa Kecamatan di Kotamadya Daerah Tingkat I I Medan dimekarkan kembali menjadi 21 kecamatan dengan 151 kelurahan dan 2.001 lingkungan.

Secara geografis Kota Medan terletak pada posisi 3° 30’ - 3° 43’ Lintang Utara dan 98° 35’ - 98°44’ Bujur Timur dengan luas wilayah 265,10 km2. Sebagian besar wilayah Kota Medan merupakan dataran rendah dengan topografi yang cenderung miring ke Utara dan menjadi tempat pertemuan 2 sungai penting, yaitu sungai Babura dan sungai Deli.

Di samping itu, Kota Medan berada pada ketinggian 2,5 – 37,5 meter di atas permukaan laut dan secara administratif mempunyai batas wilayah sebagai berikut :

ƒ Sebelah Utara : Kabupaten Deli Serdang dan Selat Malaka ƒ Sebelah Selatan : Kabupaten Deli Serdang ƒ Sebelah Barat : Kabupaten Deli Serdang ƒ Sebelah Timur : Kabupaten Deli Serdang Berdasarkan batas-batas administratif kota tersebut di atas maka

walaupun luas wilayah Kota Medan relatif kecil, tetapi Kota Medan dikelilingi lingkungan regional dengan basis ekonomi SDA yang relatif besar dan beragam.

Menurut Stasiun BMG Sampali, kondisi klimatologi Kota Medan

0 adalah sebagai berikut : suhu minimum berkisar antara 23,3 0 C – 24,1 C

0 dan suhu maksimum berkisar antara 31,0 0 C – 31,1 C; kelembaban udara rata-rata berkisar antara 84 dan 58 persen; kecepatan angin rata-rata

sebesar 0,48 m/ detik, sedangkan rata-rata total laju penguapan setiap bulannya sebesar 104,3 mm; total hari hujan pada tahun 2003 rata- rata per bulan adalah 19 hari dengan rata-rata curah hujan per bulannya adalah 299,5 mm.

Berdasarkan ketentuan perundang-undangan wilayah, administrasi Kota Medan dipimpin oleh Walokota/ Wakil walikota yang dipilih secara Berdasarkan ketentuan perundang-undangan wilayah, administrasi Kota Medan dipimpin oleh Walokota/ Wakil walikota yang dipilih secara

Tabel 4.1. Luas Wilayah Kota Medan Menurut Kecamatan

NO KECAMATAN

LUAS ( Ha)

PERSENTASE

KELURAHAN

LI NGKUNGAN

Medan Tuntungan Medan Johor Medan Amplas Medan Denai Medan Area Medan Kota Medan Maimun Medan Polonia Medan Baru Medan Selayang Medan Sunggal Medan Helvetia Medan Petisah Medan Barat Medan Timur MedanPerjuangan Medan Tembung Medan Deli Medan Labuhan Medan Marelan Medan Belawan

Sumber : Pemerintah Kota Medan

2. Gambaran Demografis Kota Medan

Secara demografis, Kota Medan memiliki ciri penting yaitu kemajemukan yang meliputi unsur agama, suku, etnis budaya dan adat istiadat. Hal ini telah mendorong terbangunnya karakter sebagian besar penduduk Kota Medan yang bersifat terbuka. Kota Medan pada saat ini juga sedang mengalami masa transisi demografi. Kondisi tersebut menunjukkan proses pergeseran dari suatu keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian tinggi menuju keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian semakin menurun. Berbagai faktor yang mempengaruhi proses penurunan tingkat kelahiran tersebut adalah perubahan pola pikir Secara demografis, Kota Medan memiliki ciri penting yaitu kemajemukan yang meliputi unsur agama, suku, etnis budaya dan adat istiadat. Hal ini telah mendorong terbangunnya karakter sebagian besar penduduk Kota Medan yang bersifat terbuka. Kota Medan pada saat ini juga sedang mengalami masa transisi demografi. Kondisi tersebut menunjukkan proses pergeseran dari suatu keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian tinggi menuju keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian semakin menurun. Berbagai faktor yang mempengaruhi proses penurunan tingkat kelahiran tersebut adalah perubahan pola pikir

Tabel 4.2. Pertumbuhan Penduduk Kota Medan Tahun 2005- 2009

Tahun

Jumlah Penduduk

Sumber : Pemerintah Kota Medan

Struktur penduduk di Kota Medan yang berusia 15 – 64 tahun sebesar 69,54 % dan merupakan kelompok usia produktif atau kelompok usia aktif secara ekonomis. Untuk di luar kelompok usia produktif tersebut terdapat kelompok usia tidak produktif yakni kelompok usia 0 – 14 tahun sebesar 26,49 % dan kelompok usia diatas 65+ tahun sebesar 3,97 % dan umumnya cenderung akan ditanggung oleh kelompok usia produktif yang disebut dengan angka beban tanggungan (ABT). Pada tahun 2009, angka beban tanggungan di Kota Medan berkisar 43,80 % yang berarti setiap 44 orang akan ditanggung oleh 100 orang yang berusia produktif.

Sumber: BPS Kota Medan Angka sementara pertengahan tahun 2009

Gambar 4.2. Piramida Penduduk Kota Medan

3. Gambaran Ekonomi Kota Medan

Pertumbuhan ekonomi pada dasarnya merupakan gambaran dari aktifitas perekonomian masyarakat di suatu daerah, disamping juga dapat digunakan sebagai salah satu tolok ukur keberhasilan dari pelaksanaan pembangunan itu sendiri. Berdasarkan indikator PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000, pertumbuhan ekonomi Kota Medan selama periode 2007 – 2009 menunjukkan perlambatan yang berarti. Pada tahun 2007, pertumbuhan ekonomi Kota Medan mencapai 7,78% namun seiring dengan kecenderungan global/ regional yang mempengaruhinya pada tahun 2008 terjadi penurunan menjadi 6,75% dan 6,15% pada tahun 2009. Namun demikian, selama periode tersebut, rata-rata laju pertumbuhan ekonomi Kota Medan sebesar 6,89% per tahun dan relatif masih lebih tinggi dibandingkan rata-rata laju pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,72% .

Gambar 4.3. Pertumbuhan Ekonomi Kota Medan Tahun 2007-2009 ( % )

Selanjutnya apabila dianalisis secara sektoral, perlambatan ekonomi Kota Medan umumnya terjadi pada kelompok sektor tersier yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran yang turun dari 5,94% pada tahun 2007 Selanjutnya apabila dianalisis secara sektoral, perlambatan ekonomi Kota Medan umumnya terjadi pada kelompok sektor tersier yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran yang turun dari 5,94% pada tahun 2007

Walaupun terjadi perlambatan ekonomi pada sektor tersier tersebut, akan tetapi untuk penyerapan tenaga kerja pada tahun 2009 terjadi peningkatan dari 70,61% pada tahun 2008 menjadi 73,72% di tahun 2009 atau mengalami peningkatan sebesar 3,11% . Sedangkan untuk kelompok sektor sekunder, yang mengalami perlambatan adalah sektor industri pengolahan yang turun dari 6,08% pada tahun 2007 menjadi 1,71% pada tahun 2009. Penurunan ini umumnya terjadi dihampir semua daerah yang mengandalkan sektor industri pengolahan dengan produk-produk yang berorientasi ekspor ke negara-negara maju. Seiring dengan menurunnya sektor tersebut, kemampuan untuk menciptakan lapangan kerja juga menurun dari 24,35% pada tahun 2008 menjadi 22,25% dari total kesempatan kerja yang tercipta pada tahun 2009.

Tabel 4.3. Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Kota Medan

Tahun 2007-2009

No.

Lapangan Usaha

5,14 3,61 4,73 2 Pertambangan & Penggalian

-10,30 -13,49 0,46 3 I ndustri Pengolahan

6,08 3,91 1,71 4 Listrik, gas dan Air Minum

3,58 4,01 5 Bangunan

-2,81

6,43 8,07 8,22 6 Perdagangan, Hotel & Restoran

5,60 5,04 7 Pengangkutan & Komunikasi

5,94

10,61 8,15 7,83 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

7,78 6,75 6,15 Sumber: BPS Kota Medan Keterangan: *) Angka Sementara

PDRB

Sementara itu, sektor ekonomi yang tumbuh secara signifikan dari kelompok sektor primer adalah sektor pertambangan dan penggalian yang meningkat dari -10,30% pada tahun 2007 menjadi 0,46% tahun 2009. Sedangkan dari kelompok sektor sekunder adalah sektor listrik, gas dan air minum yang tumbuh dari -2,81% menjadi 4,01% pada tahun 2009 dan sektor konstruksi yang tumbuh dari 6,43% pada tahun 2007 menjadi 8,22% pada tahun 2009. Selanjutnya, dari kelompok sektor tersier adalah sektor jasa-jasa yang tumbuh dari 6,83% menjadi 7,42% pada tahun 2009 atau rata-rata tumbuh sebesar 4,23% per tahun. Meningkatnya sektor ekonomi tersebut terutama didorong oleh kebutuhan masyarakat akan perumahan (kontruksi) dan kebutuhan utama sehari-hari seperti listrik, gas dan air minum.

Sejalan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi, PDRB per kapita Kota Medan selama periode 2007 – 2009 juga memperlihatkan pola yang cenderung meningkat. Perkembangan PDRB Kota Medan atas dasar harga berlaku selama periode tersebut memperlihatkan peningkatan dengan rata-rata sebesar 12,90% per tahun, yaitu dari Rp 26,62 juta pada tahun 2007 menjadi Rp 33,93 juta pada tahun 2009. Sementara itu, untuk perkembangan PDRB per kapita atas dasar harga konstan juga mengalami peningkatan dengan rata-rata 5,49% per tahun dari Rp 14,09 juta pada tahun 2007 menjadi Rp 15,68 juta pada tahun 2009.

Kondisi ini menunjukkan bahwa tingkat pendapatan per kapita Kota Medan yang relatif cukup baik, namun masih perlu untuk ditingkatkan kualitas distribusinya sehingga distribusi pendapatan semakin merata dan pada akhirnya dapat mengurangi angka kemiskinan yang masih ada.

Gambar 4.4. PDRB Per Kapita Kota Medan Tahun 2007-

Nilai ekspor dan impor Kota Medan cenderung berfluktuasi dari tahun ke tahun. Akan tetapi, selama periode tersebut nilai ekspor Kota Medan masih lebih besar dibandingkan nilai impornya. Sehingga neraca perdagangan Kota Medan mengalami surplus perdagangan walaupun cenderung berfluktuasi dari US$ 4,10 miliar pada tahun 2007 meningkat menjadi US$ 4,64 miliar tahun 2008 dan mengalami penurunan menjadi US$ 2,27 miliar pada tahun 2009.

Gambar 4.5. Perkembangan Perdagangan Luar Negeri Kota

Medan

Berdasarkan data yang tercatat, nilai ekspor dan impor Kota Medan yang melalui Pelabuhan Belawan dan Bandara Polonia Medan selama tiga tahun terakhir sejak 2007 – 2009 cenderung berfluktuasi. Pada tahun 2007, nilai ekspor Kota Medan sebesar US$ 5,50 miliar dan meningkat menjadi US$ 7,90 miliar pada tahun 2008. Namun pada tahun 2009, nilai ekspor cenderung mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, yakni menjadi US$ 4,30. Sedangkan nilai impor Kota Medan juga berfluktuasi dari US$ 1,50 miliar tahun 2007 meningkat menjadi US$ 3,26 miliar pada tahun 2008 dan kembali menurun pada tahun 2009 menjadi US$ 2,03 miliar.

Fluktuasi kinerja ekspor Kota Medan selama tahun 2007-2009 diharapkan menjadi momentum untuk meningkatkan daya saing komoditi ekspor Kota Medan dan sekaligus mengantisipasi perdagangan bebas ASEAN China pada tahun 2010. Sementara itu, menurunnya nilai impor Kota Medan pada tahun 2009 belum dapat mengindikasikan bahwa ketergantungan masyarakat Kota Medan akan produk-produk yang berasal dari luar negeri cenderung menurun. Dengan kata lain, penurunan nilai impor pada tahun 2009 diperkirakan lebih disebabkan oleh imbas dari belum pulihnya kondisi perekonomian global termasuk I ndonesia.

Tabel 4.4. Share Ekspor- I mpor Kota Medan terhadap Sumatera Utara ( US$ Milyar)

Tahun Ekspor

I mpor Kota Medan

Eskpor

I mpor

Sumut **) 2007 5,50

Sumut

Kota Medan

2,03 2,67 Sumber: BPS Kota Medan Keterangan: * ) Angka Sementara

Di samping itu, dilihat dari kontribusi ekspor Kota Medan terhadap nilai ekspor Sumatera Utara adalah rata-rata sebesar 66,56 % per tahun, sedangkan kontribusi impor Kota Medan per tahunnya rata-rata sebesar 76,03 % terhadap impor Sumatera Utara. Hal ini menunjukkan bahwa

Kota Medan merupakan daerah penyumbang terbesar untuk kegiatan ekspor dan impor di Sumatera Utara selama periode tersebut. Besarnya kontribusi ini dikarenakan Kota Medan memiliki posisi strategis dalam perdagangan dalam negeri khususnya dengan daerahdaerah di I ndonesia Barat. Aktivitas perdagangan antar daerah ini terlihat dari tingginya volume muat barang yang melalui pelabuhan Belawan dan bandara Polonia Medan. Sehingga kedua pelabuhan Belawan dan bandara Polonia Medan masih menjadi pintu gerbang utama untuk kegiatan ekspor dan impor barang di Sumatera Utara, bahkan di kawasan I ndonesia Barat.