KONSEP ANAK USIA DINI

4) Stimulasi

Stimulasi adalah perangsangan yang datang dari lingkungan-luar anak, yang merupakan bagian dari kebutuhan anak yaitu asah atau kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang optimal. Setiap anak perlu mendapatkan stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan

(Nursalam, 2005). 12 Beberapa tahun yang lalu, telah dikembangkan progam BKB (Bina Keluarga dan Balita) dan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) untuk anak-anak prasekolah yang bertujuan untuk menstimulasi perkembangan anak sedini mungkin. Alat pemainan edukatif (APE) adalah alat permainan yang berfungsi untuk mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak, antara lain motorik, bahasa, kecerdasan dan sosialisasi.progam BKB merupakan progam yang menunjang progam-progam yang sudah ada di posyandu, dalam upaya peningkatan kualitas tumbuh kembang anak. Bentuk dari stimulasi yaitu bermain, permainan, Alat Permainan Edukatif (APE) dan teman bermain. • Bermain

Anak bebas mengepresikan perasaan takut, cemas, gembira atau perasaan lainnya, sehingga dengan memberikan kebebasan bermain, orang tua mengetahui suasana hati anak. Diharapkan bahwa dengan bermain, anak akan mendapatkan stimulus yang mencukupi agar dapat berkembang secara optimal (Soetjiningsih, 2013). 13

• Permainan Berdasarkan isinya, bermain dapat dibedakan menjadi permainan yang berhubungan dengan orang lain (social effective play). Permainan yang berhubungan dengan kesenangan (sense pleasure play), permainan yang hanya memperhatikan saja (unocucied behavior), dan permainan keterampilan (skill play). Berdasarkan karateristik sosial, bermain merupakan interaksi antara anak dan orang dewasa yang dipengaruhi oleh usia anak. Pada tahun-tahun pertama, anak lebih suka bermain sendiri. Tipe bermain berdasarkan karakteristik sosial diantaranya adalah permainan dengan mengamati teman-temannya bermain bersama tanpa interaksi (parallel play), permainan dengan bersama tanpa rujukan kelompok (associlatif play), dan permainan dengan permainan bersama yang tidak diorganisir (noncooperative play).

11 Ilahi, M. Takdir. 2013. Quantum Parenting: Kiat Sukses Mengasuh Anak Secara Efektif dan Cerdas. Jogjakarta: Kata Hati

12 Nursalam. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta: Salemba Medika. 13 Soetjiningsih, Ranuh. 2013. Tumbuh Kembang Anak Edisi ke-2. Jakarta: EGC.

Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12 Tahun

• Alat Permainan Edukatif Alat permainan edukatif yang merupakan alat permainan yang dapat mengeoptimalkan perkembangan anak sesuai usia dan tingkat perkembangannya dan yang berguna untuk mengembangkan aspek fisik, bahasa, kognitif, dan social anak (Soetjiningsih, 2013). 14

• Teman Bermain Teman bermain diperlukan untuk mengembangkan sosialisasi anak membantu anak menghadapi perbedaan. Bila permainan dilakukan bersama orang tua maka hubungan orang tua dan anak menjadi akrab.

Bermain merupakan “sekolah” yang berharga bagi anak, sehingga perkembangan intelektualnya optimal. Untuk perkembangan motorik serta pertumbuhan otot-otot tubuh, diperlukan stimulasi yang terarah dengan bermain, latihan-latihan, atau olahraga yang teratur.

Macam – macam stimulasi:

• Stimulasi visual Stimulasi visual (yang dapat dilihat dengan mata, seperti gambar, buku dan sebagainya). Untuk meningkatkan perhatian anak terhadap lingkungannya.

• Stimulasi verbal Untuk perkembangan bahasa anak, karena kualitas dan kuantitas vokalisasi anak dapat bertambah dengan stimulasi verbal dan anak akan mengembangkan inisiatif atau idenya melalui pertanyaan-pertanyaan.

• Stimulasi auditif (pendengaran) Kuantitas dan kualitas suara yang di dengar oleh anak mempengaruhi perkembangannya misalnya pada lingkungan yang ribut dengan suara yang simpang siur maka anak tidak dapat membedakan stimulasi auditif yang diperlukan, sehingga anak mengalami kesukaran dalam membedakan berbagai macam suara dan kelak akan berdampak pula pelajaran membaca.

• Stimulasi taktil (sentuhan) Pemberian sentuhan pada anak dengan tujuan agar tidak menimbulkan penyimpangan perilaku social, emosional, dan motorik.

Cara melakukan stimulasi dini:

Stimulasi sebaiknnya dilakukan setiap kali ada kesempatan berinteraksi dengan balita. Misalnya ketika memandikan, mengganti popok, menyusui, menyuapi makanan, menggendong, mengajak jalan-jalan bermain, menonton tv, menjelang tidur.

Dalam melakukan stimulasi tumbuh kembang anak, ada beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan, yaitu: (a) Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih sayang.

14 ibid

Bab 1 Konsep Dasar Anak Usia Dini

(b) Selalu tunjukan sikap dan perilaku yang baik karena anak akan meniru tingkah laku orang-orang yang terdekat dengannya. (c) Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur anak. (d) Lakukan stimulasi dengan cara bermain, bernyanyi, bervariasi, menyenangkan,

tanpa paksaan dan tidak ada hukuman. (e) Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak, terhadap ke-4 aspek kemampuan dasar anak. (f) Gunakan alat bantu atau permainan yang sederhana, aman dan ada di sekitar kita. (g) Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan. (h) Anak selalu diberi pujian, bila perlu diberi hadiah atas keberhasilannya (Depkes

RI, 2005). 15

5) Pengetahuan Ibu

Pengetahuan ibu memegang peranan penting di dalam memberikan stimulasi kepada anak. Hal ini dikarenakan pada usia anak-anak sangat membutuhkan perhatian yang cukup untuk membantu perkembangan yang optimal. Pengetahuan dan kognitif yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt Behavior).

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan: • Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya. Contohnya dapat menyebutkan tanda-tanda keterlambatan perkembangan pada anaknya.

• Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan terhadap objek yang dipelajari.

Contohnya dapat menjelaskan mengapa harus memantau perkembangan motorik anak.

• Aplikasi (application) Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prisip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

• Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih disalam satu struktur organisassi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat

15 Depkes RI. 2005. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Hal: 4, 7, 11, 45 – 53.

Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12 Tahun

dar penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokan.

• Sintesis (synthesis) Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi- formulasi yang ada. Contohnya dapat menyusun, dapat merencanakan, meringkas, dan menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

• Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Contohnya, dapat membandingkan antara anak ayng cukup gizi dengan anak yang kekurangan gizi, dapat menafsirkan sebab-sebab ibu-ibu tidak mau ikut KB.

6) Kesehatan anak

Kesehatan anak harus mendapatkan perhatian dari orang tua dengan cara segera membawa anaknya yang sakit ke tempat pelayanan kesehatan yang terdekat. Anak yang sehat pada umumnya akan tumbuh dengan baik. Berbeda dengan anak yang sering sakit, biasanya akan mempengaruhi tumbuh kembangnya.

7) Perumahan

Keadaan perumahan yang layak, dengan kontruksi bangunan yang tidak membahayakan penghuninya, akan menjamin keselamatan dan kesehatan penghuninya. Misalnya, rumah dengan ventilasi dan pencahayaan yang cukup, yang tidak penuh sesak dan cukup leluasa bagi anak untuk bermain serta bebas populasi akan menjamin perkembangan anak (Soetjiningsih, 2013).

8) Sosial ekonomi

Status sosial ekonomi dapat mempengaruhi perkembangan pada anak. Keadaan sosial ekonomi yang rendah biasanya selalu berkaitan dengan kekurangan makanan serta kesehatan lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan. Anak dengan keluarga yang memiliki sosial ekonomi tinggi umumnya pemenuhan kebutuhan gizinya cukup baik dibandingkan dengan anak yang sosial ekonomi rendah. Demikian juga dengan anak berpendidikan rendah, tentu akan sulit untuk menerima arahan dalam pemenuhan gizi dan mereka sering tidak mau atau tidak menyakini pentingnya pemenuhan kebutuhan gizi atau pentingnya pelayanan kesehatan lain yang menunjang dalam membantu perkembangan anak.

9) Jumlah saudara

Jumlah anak yang banyak, pada keluarga yang mampu dapat menyebabkan berkurangnya perhatian dan kasih sayang yang diterima anak.

Bab 1 Konsep Dasar Anak Usia Dini

10) Kelompok sebaya

Anak memerlukan teman sebaya untuk bersosialisasi dengan lingkungannya. Perhatian dari orang tua tetap dibutuhkan untuk memantau dengan siapa anak tersebut bergaul. Khususnya bagi remaja, harus diperhatikan teman sebayanya, Karena teman sebaya dapat mempengaruhi untuk hal-hal yang tidak baik, seperti penyalahgunaan obat-obat terlarang, alcohol, merokok, dan sebagainya.

11) Keluarga

Suasana damai dan kasih sayang dalam keluarga sangat penting dalam tumbuh kembang anak. Interaksi orangtua - anak merupakan suatu proses majemuk yang dipengaruhi banyak faktor, yaitu kepribadian orang tua, sifat bawaan anak, kelahiran anak yang lain, tingkah laku setiap anggota keluarga dan pengaruh luar.

7. Fase Perkembangan pada Anak Usia Dini

a. Perkembangan dan Pertumbuhan Kemampuan Fisik

Sebagai seorang orang yang dewasa, orang tua menantikan tonggak penting seperti belajar bagaimana untuk berguling dan merangkak. Masing-masing merupakan bagian dari proses perkembangan fisik. Proses pematangan terjadi secara teratur, yaitu kemampuan keterampilan tertentu dan umumnya terjadi sebelum mencapai tonggak lainnya.

Sebagai contoh, kebanyakan bayi belajar merangkak sebelum mereka belajar berjalan. Namun, juga penting untuk menyadari bahwa tingkat di mana tonggak ini dicapai dapat bervariasi. Beberapa anak belajar berjalan lebih cepat dari teman sebaya mereka yang sama-usia, sementara yang lain mungkin diperlukan waktu sedikit lebih lama.

Tahapan Perkembangan Fisik Anak Usia Dini: Sebagai seorang anak tumbuh, sistem saraf-nya menjadi lebih matang. Karena ini

terjadi, anak menjadi lebih dan lebih mampu melakukan tindakan yang semakin kompleks. Tingkat di mana keterampilan motorik muncul kadang-kadang merupakan kekhawatiran bagi orang tua. Pengasuh sering khawatir tentang apakah anak-anak mereka mengembangkan keterampilan-keterampilan pada tingkat normal. Sebagaimana disebutkan di atas, maka terdapat 3 jenis keterampilan motorik:

a. Bruto (atau besar) keterampilan motorik melibatkan otot-otot yang lebih besar termasuk lengan dan kaki. Tindakan yang membutuhkan keterampilan motorik kasar meliputi berjalan, berlari, keseimbangan dan koordinasi. Ketika mengevaluasi keterampilan motorik kasar, faktor-faktor yang termasuk ahli melihat kekuatan, otot, kualitas gerakan dan berbagai gerakan.

b. Fine (atau kecil) keterampilan motorik melibatkan otot kecil di jari, jari kaki, mata dan daerah lainnya. Tindakan yang memerlukan keterampilan motorik halus

Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12 Tahun

cenderung lebih rumit, seperti menggambar, menulis, memegang benda, melempar, melambai dan penangkapan.

Tahapan Pertumbuhan Fisik Anak Usia Dini

Perkembangan fisik pada anak-anak mengikuti pola yang terarah:

a. Otot besar berkembang sebelum otot kecil tangan. Otot tubuh dalam inti, kaki dan tangan berkembang sebelum mereka di jari. Anak-anak belajar bagaimana melakukan bruto (atau besar) keterampilan motorik seperti berjalan sebelum mereka belajar untuk melakukan denda (atau kecil) keterampilan motorik seperti menggambar.

b. Pusat tubuh berkembang sebelum daerah luar. Otot terletak di inti tubuh menjadi lebih kuat dan mengembangkan lebih cepat dari yang di kaki dan tangan.

c. Pembangunan berjalan dari atas ke bawah, dari kepala ke jari kaki. Inilah sebabnya mengapa bayi belajar untuk menahan kepala mereka sebelum mereka belajar cara merangkak.

b. Pekembangan Kognitif

Perkembangan anak usia dini meliputi perkembangan kemampuan kognitifnya. Kemampuan kognitif ini barkaitan dengan daya ingat, kemampuan menganalisa maupun kemampuannya memecahkan masalah. Anak usia dini adalah peneliti kecil, mereka aktif melakukan percobaan dan menganalisa apa yang ada di sekelilingnya. Di sini dukungan lingkungan untuk menunjang perkembangan kognitif anak sangat diperlukan. Interaksi yang sehat antara anak dan lingkungan dapat mengoptimalkan perkembangan kognitifnya.

c. Perkembangan Intelektual

Perlu kita ketahui bahwa perkembangan intelektual anak pada usia dini sangat berpotensi untuk menyerap berbagai macam hal baru. Untuk itu, kita harus membimbing anak kita untuk bisa terus mengembangkan intelektualitasnya dengan berbagai cara.

Perkembangan intelektual anak bisa kita kembangkan dengan musik. Memperdengarkan musik kalsik pada anak sejak usia dini bahkan dari masa kandungan akan membantu anak mengembangkan kognitifitasnya. Telah banyak ilmuan yang mengadakan penelitian mengenai hal ini dan dari penelitian, musik klasik memang bisa merangsang intelektual anak dari usia dini. Selanjutnya, perkembangan intelektual anak juga mengarahkan anak untuk menirukan hal-hal disekitarnya. Oleh karena itu, berperilaku yang baik di depan anak akan membuat anak juga meniru perilaku kita.

Selain itu, intelektual anak pada usia dini juga sangat kuat untuk menyerap kesenian dan bahasa. Mengajarkan kesenian ada anak dari usia dini akan lebih mudah terserap dari pada saat usia dewasa. Kemudian, mengajarkan anak untuk mempelajari bahasa juga lebih mudah diserap saat usianya masih dini. Melihat kemampuan intelektual anak

Bab 1 Konsep Dasar Anak Usia Dini

sangat kuat pada usianya yang masih dini, kita sebagai orang tua harus bisa membimbing dan memfasilitasi mereka untuk terus belajar.

d. Perkembangan Bahasa Bicara merupakan salah satu alat komunikasi yang paling efektif. Semenjak anak masih bayi sering kali dengan menggunakan bahasa tubuh dapat memenuhi kebutuhannya. Namun hal tersebut kurang di mengerti oleh orang dewasa apa yang dimaksud oleh anak. Oleh karena itu baik bayi maupun anak kecil selalu berusaha agar orang lain mengerti maksudnya. Hal ini yang mendorong orang untuk belajar berbicara dan membuktikan bahwa berbicara merupakan alat komunikasi yang paling efektif dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi yang lain yang dipakai anak sebelum pandai berbicara.

Secara garis besar ada dua ketrampilan berbahasa, yaitu ketrampilan bahasa lisan dan ketrampilan bahasa tulis. Dan secara umum ketrampilan bahasa dibagi menjadi empat, yaitu menyimak, bicara, membaca, menulis. Secara real, anak-anak perlu untuk mempelajari ketrampilan bahasa terutama bahasa lisan.

Secara umum tahap-tahap dalam berbahasa anak yaitu:

1) Aquisition (akuisisi), merupakan bahasa pertama yang dipelajari oleh anak, biasa disebut dengan bahasa ibu (menirukan dan mendengarkan) dan merupakan bahasa lisan. Dimulai dari usia 0-6 tahun, bahasa yang dipelajari ataupun yang digunakan merupakan kata benda, kata kerja, kata sifat, dan kata-kata yang lain.

2) Learning (belajar), anak mulai belajar bahasa tulis dan dimulai setelah anak lulus dari TK. Di TK anak belajar menulis ataupun membaca itu hanya sebagai pembiasaan untuk melatih motorik anak.

e. Perkembangan Sosial dan Emosi

Perilaku sosial merupakan aktivitas dalam hubungan dengan orang lain, baik dengan teman sebaya, guru, orang tua maupun saudara-saudaranya. Saat berhubungan dengan orang lain, terjadi peristiwa-peristiwa yang sangat bermakna dalam kehidupan anak yang dapat membentuk kepribadiannya, dan membentuk perkembangannya menjadi manusia yang sempurna.

Perkembangan sosial adalah proses kemampuan belajar dan tingkah laku yang berhubungan dengan individu untuk hidup sebagai bagian dari kelompoknya. Di dalam perkembangan sosial, anak dituntut untuk memiliki kemampuan yang sesuai dengan tuntutan sosial di mana mereka berada.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa perkembangan sosial anak adalah suatu proses dalam kehidupan anak untuk berperilaku sesuai dengan norma atau aturan dalam lingkungan kehidupan anak. Perilaku yang ditunjukkan oleh seorang anak dalam lingkungan sosialnya sangat dipengaruhi oleh kondisi emosinya. Perkembangan emosi seorang anak sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan.

Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12 Tahun

Lebih lanjut dikatakan bahwa perkembangan sosio-emosional meliputi perkembangan dalam hal emosi, kepribadian, dan hubungan interpersonal (Papalia,

2004). 16 Pada tahap awal masa kanak-kanak, perkembangan sosial emosional berkisar tentang proses sosialisasi, yaitu proses ketika anak mempelajari nilai-nilai dan perilaku yang diterima dari masyarakat.