Jenis Structured Products

Jenis Structured Products

Structured products diciptakan dengan menawarkan potensi manfaat yang lebih besar dibandingkankan dengan instrumen investasi atau hedging yang tersedia di pasar. Hal itu dapat dilakukan dengan melakukan modiikasi aliran cashlow instrumen konvensional dengan tambahan opsi untuk menggandakan keuntungan (atau kerugian) sesuai dengan kondisi perjanjian. Dalam hal ini, jika underlying assets yang menjadi dasar transaksi mencapai kondisi tertentu maka structured product menghasilkan return yang lebih besar dibandingkan dengan produk konvensional.

Mengingat kebutuhan nasabah yang beragam, jenis structured products pada dasarnya juga sangat

bervariasi sesuai dengan kebutuhan spesiik nasabah. Namun untuk memberikan gambaran, berbagai macam produk tersebut pada dasarnya dapat diklasiikasikan berdasarkan underlying assets yang dijadikan sebagai dasar komponen koningennya. Dalam hal ini beberapa underlying assets yang lazim digunakan antara lain adalah nilai tukar, harga komoditas, suku bunga dan indeks saham.

Variasi jenis structured products sangat beraneka ragam, disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan nasabah. Dalam perkembangannya, structured products bahkan juga digunakan untuk mendapatkan tambahan pendapatan (enhanced return),

Pertumbuhan perdagangan internasional yang semakin pesat serta meningkatnya akses pembiayaan luar negeri dan tumbuhnya inovasi instrumen keuangan membawa berbagai manfaat sekaligus menyimpan risiko yang perlu terus dicermai. Dari sisi manfaat, perkembangan tersebut menciptakan peluang untuk mempercepat pertumbuhan dan kesejahteraan masyarakat. Namun di sisi lain, di samping risiko spesiik yang melekat pada suatu bisnis seperi risiko gagal bayar (default risk) dan risiko perubahan harga, operasi bisnis lintas negara juga menghadapi risiko perubahan nilai tukar.

Untuk mengurangi risiko perubahan nilai tukar, penggunaan instrumen lindung nilai (hedging) dengan menggunakan berbagai transaksi derivaif telah marak digunakan. Dalam kaitan ini, transaksi derivaif adalah transaksi yang didasari oleh suatu kontrak atau perjanjian pembayaran yang nilainya merupakan turunan dari nilai instrumen yang mendasarinya (misalnya: suku bunga, nilai tukar, komodii, saham, dll). Dalam perkembangannya, penggunaan instrumen hedging juga semakin berkembang untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang beragam. Keinginan untuk memenuhi kebutuhan spesiik nasabah melahirkan structured product, yakni suatu paket produk yang merupakan kombinasi berbagai itur instrumen derivaif yang diciptakan secara khusus untuk memenuhi kebutuhan spesiik nasabah.

Tabel 1. Beberapa Contoh Structured Products

Jenis Produk

Komponen Koningen

Opsi tambahan pendapatan/kerugian

Deposito FX-linked Deposits

Nilai Tukar (+/-) persentase perubahan nilai tukar Equity-linked Deposits

Indeks Saham (+/-) persentase perubahan indeks saham Interest rate-linked Deposits

Perbedaan Suku bunga (+/-) persentase perbedaan dg suku bunga acuan Commodity-linked Deposits

Harga Komoditas (+/-) persentase perubahan harga komoditas Non Deposito Structured Notes FX-linked Note

Nilai Tukar (+/-) persentase perubahan nilai tukar Equity-linked Note

Indeks Saham (+/-) persentase perubahan indeks saham Interest rate-linked Note

Perbedaan Suku bunga (+/-) persentase perbedaan dg suku bunga acuan Commodity-linked Note

Harga Komoditas (+/-) persentase perubahan harga komoditas Structured Forward Callable/Cancellable Forward

Nilai Tukar (+/-) persentase perubahan nilai tukar Target Redempion Forward

Nilai Tukar (+/-) persentase perubahan nilai tukar

140 BAB 4 Kinerja Sektor Keuangan Domesik di Tengah Krisis Global 140 BAB 4 Kinerja Sektor Keuangan Domesik di Tengah Krisis Global

diekspektasikan perkirakan akan cenderung menguat. sisi, variasi produk tersebut dapat berfungsi sebagai

Mengingat arus kas PT PSB didominasi oleh transaksi komplemen instrumen keuangan standar yang tersedia

penjualan US Dollar hasil ekspor, PT PSB pada awal di pasar, khususnya instrumen hedging bagi eksporir

Agustus 2008 membeli kontrak produk “Callable dan imporir, sehingga menambah kedalaman pasar

Forward ” atau “Cancellable Forward” yang ditawarkan keuangan domesik (inancial deepening). Namun di

oleh Bank B. Melalui kontrak tersebut PT. PSB sisi lain, mengingat karakterisiknya sangat beragam

memperkirakan akan dapat menjual USD/Rupiah dan bersifat unik, risiko yang melekat pada produk

dengan harga yang lebih menarik dan mendapatkan tersebut bisa sangat kompleks dan melibatkan

rupiah lebih banyak. Isilah “callable” merujuk pada perhitungan untung-rugi (pay-of) yang relaif rumit

hak pembatalan transaksi yang dapat dilakukan oleh bagi investor atau orang awam. Di samping itu,

bank dalam periode yang disepakai (callable period). potensi kerugian pun relaif sulit terdeteksi secara dini

Sementara di luar periode tersebut bank tetap harus manakala variabel yang dikaitkan sebagai komponen

melaksanakan kontrak.

koningen menghadapi ingkat keidakpasian yang inggi dan perubahan yang drasis. Akibatnya, pada

Rincian kontrak adalah sebagai berikut:

saat perkembangan komponen koningen (sebagai

: Jangka waktu 52 minggu, ixing misal: nilai tukar, sukubunga atau harga komoditas)

- Periode

period mingguan

idak sesuai dengan ekspektasi yang diperkirakan, - Strike Price : Minggu 1 s/d 8 : Rp9.900, minggu

banyak nasabah yang merugi akibat structured

seterusnya Rp9.400

products yang dimilikinya.

- Status

: Guaranteed s/d minggu ke enam,

Ilustrasi Manfaat dan Kerugian dapat dibatalkan pada periode

setelahnya

Sebagai ilustrasi, potensi manfaat dan kerugian

- Noional Amount:

structured product digambarkan dalam contoh berikut: o jika kurs pasar < strike price : USD 1 juta

PT. PSB, suatu perusahaan eksporir makanan, o jika kurs pasar > strike price : USD 2 juta (return memperkirakan bahwa dalam satu tahun ke depan

enhancement)

penjualannya akan meningkat ditopang oleh permintaan dan harga ekspor yang inggi. Seiring

Dalam kenyataannya, sampai dengan enam minggu pertama perkembangan nilai tukar rupiah jauh di bawah strike price sehingga eksporir mendapatkan keuntungan cukup besar (Graik 1). Namun demikian

keuntungan/kerugian (juta rupiah)

pada minggu ke tujuh, harga komoditas ekspor jatuh merosot dan permintaan ekspor berkurang signiikan.

Sementara itu, nilai tukar juga melemah akibat senimen global yang memburuk. Pelemahan nilai tukar rupiah yang melebihi strike price yang disepakai menyebabkan potensi kerugian nasabah cukup besar baik karena selisih nilai tukar maupun jumlah noional amount yang bertambah menjadi dua kali lipat. Untuk

membatasi potensi kerugian, nasabah menutup kontrak (unwinding) bahkan melakukan pembelian valuta asing di pasar sehingga menambah tekanan

depresiaif nilai tukar rupiah.

Nilai Tukar Rupiah

Graik 1. Pay Of Chart

Kinerja Sektor Keuangan Domesik di Tengah Krisis Global BAB 4

Pelajaran Yang Dapat Dipeik

Dari sisi internal perbankan, upaya untuk meminimalkan risiko termasuk potensi risiko akibat

Penggunaan transaksi derivaif, termasuk structured transaksi valuta asing perlu terus diperkuat. Dalam product -meskipun dimaksudkan sebagai alat

kaitan ini, Bank Indonesia telah mewajibkan Bank lindung nilai (hedging)- juga dapat digunakan untuk

untuk menerapkan prinsip manajemen risiko dalam tujuan spekulasi. Dari sisi pengelolaan stabilitas

operasional Bank yang sehat dan berhai-hai, perekonomian, tujuan nasabah untuk mendapatkan

sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia tambahan pendapatan (return enhancement), dapat

yang berlaku tentang Penerapan Manajemen Risiko mendorong transaksi pembelian valuta asing terhadap

Bank Umum. Selain itu, Bank juga wajib memberikan rupiah untuk tujuan spekulaif sehingga dapat

penjelasan secara lengkap kepada nasabah yang menimbulkan keidakstabilan nilai rupiah. Untuk itu,

akan melakukan Transaksi Derivaif termasuk Bank Indonesia telah melarang bank untuk melakukan

penjelasan mengenai berbagai macam risiko yang transaksi valuta asing terhadap rupiah apabila

melekat pada produk derivaif seperi risiko kredit, transaksi atau potensi transaksi tersebut terkait

risiko penyelesaian (setlement risk), dan risiko pasar dengan structured product sebagaimana diatur dalam

(market risk) dan risiko lainnya. Meskipun demikian, Peraturan Bank Indonesia No 10/38/PBI/2008 yang

pemahaman nasabah yang lengkap dan berimbang merupakan perubahan atas PBI No 7/31/PBI/2005

mengenai karakterisik produk yang ditawarkan akan tentang Transaksi Derivaif. Sejalan dengan berlakunya

sangat membantu untuk menghindari terjadinya PBI 10/38/PBI/2008, perkembangan structured

kerugian. Dalam kaitan ini, nasabah perlu memahami product pada perbankan domesik relaif telah jauh

bahwa produk yang dibeli idak hanya menawarkan menyusut sejak akhir 2008. Penurunan tersebut

manfaat atau tambahan pendapatan (enhanced return) disebabkan oleh upaya penyelesaian kontrak sebelum

namun juga memiliki bobot spekulaif sehingga lebih jatuh tempo (early terminaion), banyaknya kontrak

waspada dan mengambil indakan yang perlu untuk yang telah jatuh waktu, penghenian kontrak (unwind),

mengurangi potensi terjadinya kerugian. maupun restrukturisasi.

142 BAB 4 Kinerja Sektor Keuangan Domesik di Tengah Krisis Global